Jenis-Jenis Kata Ulang
Kata ulang terbagi ke dalam empat jenis. Jenis-jenis tersebut yaitu selaku berikut:
a. Pengulangan seluruh bentuk kata dasar atau dwilingga
Pengulangan utuh terdiri atas dua macam. Pertama, perulangan kepada kata dasar, kedua, perulangan terhadap kata berimbuhan. Contoh:
(1) buah :buah-buahan
(2) gunung :gunung-gunung
(3) kejadian :peristiwa-Kejadian
(4) lari :lari-lari
(5) merah :merah-merah
(6) pagi:pagi-pagi
b. Pengulangan sebagian atau dwipurna
Pengulangan sebagian yaitu pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Dalam hal ini, bentuk dasarnya tidak diulang seluruhnya melainkan sebagian saja. Bentuk dasar pengulangan sebagian ini terdiri atas bentuk kompleks dan bentuk tunggal.
1) Pengulangan sebagian dengan kata dasar bentuk tunggal, yakni:
(1) laki……… lalaki/laki-laki
(2) tamu…… tatamu/tetamu
(3) sama…… sasama/sesama
(4) pohon…… popohon/pepohonan
2)Pengulangan sebagian dengan kata dasar bentuk kompleks, adalah:
(1) minuman : minum-minuman
(2) makanan : makan-masakan
(3) berlari: berlari-lari
(4) ditusuk: ditusuk-kusuk
Apabila bentuk dasar itu berbentukbentuk komplek, kemungkinan bentuknya selaku berikut:
– Bentuk men-, contohnya:
mengambil:mengambil-ambil
mengemasi:mengemas-emasi
membaca:membaca-baca
melambaikan:melambai-lambai
memperkatakan :memperkata-kata
– Bentuk di-, misalnya:
dikemasi:dibungkus-kemasi
ditarik :ditarik-tarik
ditanami :ditanam-tanami
disodorkan :disodor-sodorkan
– Bentuk ber-, contohnya:
berlangsung :berjalan-jalan
bertemu :bertemu-temu
bermain :bermain-main
berkata :berbicara
berlarut :berlarut-larut
– Bentuk ter-, misalnya:
terbatuk :terbatuk-batuk
terbentur :terbentur-bentur
tersenyum :Tersenyum-senyum
terbalik :Terbalik-balik
terjatuh :Terjatuh-jatuh
– Bentuk ber-an, misalnya:
berlarian :berlari-larian
berjauhan :berjauh-jauhan
bersinggungan :bersentuh-sentuhan
berdekatan :berdekat-dekatan
berpelukan :berpeluk-pelukan
– Bentuk an-, misalnya:
sayuran :sayur-sayuran
karangan :karang-karangan
tanaman :berkembang-flora
minuman :minum-minuman
kuliner :makan-masakan
– Bentuk ke-, contohnya:
kedua :kedua-dua
ketiga :ketiga-tiga
keempat :keempat-empat
kelima :Kelima-lima
c. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembunuhan afiks
Pengulangan ini terjadi tolong-menolong dengan proses pembunuhan atiks dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Misalnya kata ulang keteta-keretaan. Ada dua opsi proses pembentukan kata ulangnya.
kereta :kereta-kereta
kereta :kereta-keretaan
Dari faktor arti, opsi pertama dan kedua berbeda, bentuk dasar kereta menjadi kereta-kereta mengatakan makna banyak, sedangkan pada kereta-keretaan tidak terdapat makna banyak acuan:
(1) anak: anak-anakan
(2) rumah : rumah-rumahan
(3) orang : orang-orangan
(4) gunung : gunung-gunungan
(5) putih : keputih-putihan
(6) luas : seluas-luasnya
d. Pengulangan dengan pergeseran fonem
Pengulangan dengan pergantian fonem yaitu pengulangan yang terjadi dengan cara mengulang bentuk dasar dibarengi pergantian suara pada salah satu suku kata, dan biasanya terjadi pada fonem vokal atau fonem konsonan, mirip:
1) Pengulangan fonem vokal, yaitu:
(1) gerak :gerak-gerik
(2) robek :robak-robik
(3) serba :serba-serbi
(4) bolak :bolak-balik
2) Pengulangan fonem konsonan, yakni:
(1) lauk :lauk-pauk
(2) ramah :ramah-tamah
(3) sayur :Sayur-mayur
(4) tali :tali-mali
(5) beras :beras-petas
Contoh dalam kalimat : ibu sedang memasak lauk-pauk, sayur-mayur yang dibelinya di pasar, Ramlan (1985: 62).
Fungsi Kata Ulang/Reduplikasi
Sebagai salah satu bentuk proses morfologis, maka proses reduplikasi atau pengulangan tidak berfungsi mengubah kalangan jenis kata. Dengan demikian, kebanyakan reduplikasi tidak memiliki fungsi gramatik. Jika ada maka bentuk-bentuk ulang yang mengandung fungsi gramatik hanya terbatas pada beberapa bentuk tertentu saja.
a. Mengubah kelompok kata kerja menjadi kata benda
Walaupun pada umumnya perulangan atau reduplikasi tidak memiliki fungsi gramatik, namun ada juga beberapa reduplikasi seperti contoh berikut ini:
(1) injak : injak-injak (kata kerja)
(2) undur : undur-undur (kata kerja)
(3) karang: karang-karangan (kata kerja)
Bentuk ulang di atas dapat lebih terperinci dimengerti dalam konteks kalimat seperti dibawah ini :
injak-injak itu merusak
undur-undur itu masih sangat kecil
karang-karangan itu menyenangkan
Bentuk ulang dalam kalimat di atas menduduki komponen subjek. Sebagai subjek bentuk ulang tersebut ialah kelompok kata benda walaupun berasal dari bentuk dasar kelompok kata kerja.
b. Mengubah kalangan kata sifat menjadi kata keterangan.
Contoh:
(1) tekun menjadi serajin-rajinnya
(2) cepat menjadi secepat-cepatnya
(3) malas menjadi semalas-malasnya
c. Mengubah bentuk tunggal menjadi bentuk jamak
Contoh:
(1) ibu menjadi ibu-ibu
(2) masakan menjadi masakan-makanan
(3) lauk menjadi lauk-pauk
Makna Kata Ulang
Kata Ulang mempunyai beberapa makna, di antaranya adalah selaku berikut:
a. Menyatakan makna banyak
(1) bintang-bintang :banyak bintang
(2) pembangunan-pembangunan :banyak pembangunan
(3) murid-murid :banyak murid
(4) buah-buahan :banyak buah
(5) perkembangan-pertumbuhan :banyak pertumbuhan
Makna banyak tidak senantiasa dinyatakan dengan pengulangan. Misalnya dalam kalimat rumah penduduk banyak yang rusak akibat angin belian.
b. Menyatakan makna banyak
Di sini makna banyak telah bekerjasama dengan bentuk dasar, melainkan berhubungan dengan kata yang “diterangkan”. Kata yang diterangkan pada tataran frase menduduki fungsi selaku unsur sentra, contohnya kata rumah dalam frase rumah besar-besar, dan pada tataran klausa menduduki fungsi selaku subjek, misalnya kata rumah dalam klausa rumah itu besar-besar. Pengulangan pada kata besar-besar itu mengatakan makna ‘banyak’ bagi kata yang “diterangkan”, dalam hal ini kata rumah.
Contoh lain, contohnya mahasiswa itu bakir-berakal dan pohon di tepi pohon itu rindang-rindang.
c. Menyatakan makna tak bersyarat
(1) walaupun hujan, aku akan tiba
(2) jambu-jambu mentah dimakannya
(3) duri-duri diterjang
(4) dararah-darah diminum
d. Mengatakan makna yang ibarat apa yang tersebut pada bentuk dasar
Proses pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuan afiks -an.
(1) kuda-kudaan :yang menyerupai kuda
(3) gunung-gunungan :yang menyerupai gunung
(4) rumah-rumahan :yang menyerupai rumah
(5) kemuda-mudaan :mirip (anak) muda
e. Mengatakan bahwa perbuatan yang tersebut pada bentuk dasarnya dilaksanakan dengan kalem
(1) berlangsung-jalan
(2) makan-makan
(3) minum-minum
(4) tidur-tidur
f. Mengatakan bahwa perbuatan yang tersebut pada bentuk dasarnya dilaksanakan oleh dua pihak dan saling tentang (menyatakan makna saling)
(1) pukul-memukul
(2) gotong royong
(3) dorong-mendorong
(4) surat-menyurat
(5) olok-memperolokkan
Makna saling mampu juga dilaksanakan dengan pembubuhan afiks ber-an.
Bersalam-salaman
berpandang-pandangan
berpukul-pukulan
g. Menyatakan hal-hal yang berafiliasi dengan pekerjaan yang tersebut pada bentuk dasar.
(1) karang-mengarang
(2) cetak-mencetak
(3) jilid-menjilid
(4) potong-memangkas
(5) masak-memasak
h. Menyatakan perbuatan yang pada bentuk dasarnya dikerjakan berulang-ulang
(1) berteriak-teriak
(2) memukul-mukul
(3) memetik-metik
(4) menyobek-nyobek
i. Menyatakan makna agak
(1) kemerah-merahan
(2) kehitam-hitaman
(3) kekuning-kuningan
(4) kebiru-biruan
j. Menyatakan makna tingkat yang paling tinggi yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afik se-nya (kualitatif).
(1) sepenuh-penuhnya
(2) serajin-rajinnya
(3) sekuat-kuatnya
(4) sedalam-dalamnya
(5) seluas-luasnya