Kisah Hidup “Penyair Besar” Kahlil Gibran

Kahlil Gibran (Gibran Khalil Gibran) yakni seorang seniman, penyair dan penulis Lebanon-Amerika. Gibran lahir di Basyari, Libanon pada tanggal 6 Januari 1883, yang pada dikala itu termasuk dalam provinsi Suriah di Khilafah Turki Ustmani. Menghabiskan sebagian periode menulisnya di Amerika Serikat. Salah satu karyanya yang sungguh terkenal ialah suatu buku yang berjudul The Prophet.

 yang pada saat itu termasuk dalam provinsi Suriah di Khilafah Turki Ustmani Kisah Hidup “Penyair Besar” Kahlil Gibran
Kahlil Gibran

Gibran dibesarkan dalam keluarga penganut katolik-maronit yang taat. Daerah kawasan ia dilahirkan ialah kawasan yang kerap disinggahi angin kencang, gempa serta petir sehingga tak aneh jika fenomena-feomena alam yang ditangkap Gibran di era kecil tersebut banyak dituangkan dan menjadi wangsit dari sebagian karya-karyanya. Pada usia 10 tahun, bersama ibu dan kedua adik perempuannya, Gibran pindah ke kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Transisi Budaya dan akulturisasi yang dialami Gibran sedikit banyak kuat pada gaya tulisan Gibran yang lebih adaptatif dan membentuk corak tulisan dengan sentuhan budaya arab dan barat. Gibran tinggal di Boston selama 3 tahun dan kembali ke Beirut, Lebanon dan bersekolah di Madrasah Al Hikmat semenjak tahun 1898 sampai 1901.

Selama awal-permulaan masa remajanya, terjadi banyak konflik politik yang terjadi di Lebanon. Kesultanan Ustmaniyah kian lemah dan kurang mendapat simpati di mata rakyat Lebanon di periode itu, ditambah lagi banyakya penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan organisasi-organisasi gereja serta minimnya peran perempuan Asia Barat serta wanita arab yang menjadi sekedar pendamping bagi kaum laki-laki banyak memberi ide tulisan-tulisannya yang dituangkan dalam karya-karya sastra berbahasa Arab.

 yang pada saat itu termasuk dalam provinsi Suriah di Khilafah Turki Ustmani Kisah Hidup “Penyair Besar” Kahlil Gibran
Foto Kahlil Gibran oleh Fred Holland Day, skt. 1898.

Gibran kembali ke Boston saat beliau menginjak usia 19 tahun, tetapi kenangan dan kenangannya perihal Lebanon tak pernah mampu lepas dari hatinya, Di boston ia menulis tulisan-goresan pena yang berkisah wacana negeri kelahirannya untuk mengekspresikan dirinya. Dua kultur budaya yang berbeda memberinya keleluasaan menulis yang lebih luas bagi Gibran, semua dituangkan lewat karya-karya satra yang megilhami banyak orang di masa itu.

  Konsep Fitrah Dan Implikasinya Dalam Proses Pendidikan

Gibran menulis skrip drama pertamnya di Paris dari tahun 1901 sampai 1902. Karya pertamanya yang berjudul Spirits Rebellious (pemberontakan jiwa) yang berisi empat cerita kontemporer sebagai sindiran keras bagi orang-orang korup di gerja tempatnya beribadat dan negaranya, ditulis di Boston dan diterbitkan di New York. Akibat dari tulisan kerasnya tersebut, gibran mendapatkan hukuman pengucilan dari Gereja Maronit, namun sindiran-sindiran Gibran yang tertuang dalam tulisannya banyak dianggap selaku bunyi pembebasan bagi kaum-kaum tertindas di Asia Barat.

Di permulaan karir dan pembentukan diri selama di Paris, Gibran mesti menerima kenyataan pahit, dikala mendapatkan info murung yang dikabarkan dari konsulat Jendral Turki, Adik perempuannya, Sultana, yang gres berunur 15 tahun meninggal akibat penyakit TBC. Gibran secepatnya memutuskan untuk kembali ke Boston, dan tak lama berselang, kakak laki-lakinya, Peter, juga meninggal akhir penyakit yang sama. Dan dalam duka yang menimpanya, Gibran kembali dihadapkan pada kegetiran saat Ibu yang memuja dan dipujanya sudah meninggal sebab serangan Tumor ganas yang menggerogotinya. Satu-satunya keluarga yang tersisa cuma adiknya, Marianna.

Kematian bertubi-tubi keluarganya terjadi di antara bulan maret dan juni tahun 1903, peristiwa itu menyisakan banyak pergolakan batin yang menghantui Gibran selama hidupnya, beliau dihantui banyak trauma dan ketakutan akan penyakit dan kemiskinan yang menghinggapi hidup keluarganya. Gibran harus bersusah payah dan bekerja keras untuk mampu menghidupi dirinya dan satu-satunya kelurga yang tersisa, Marianna, dan berusaha bangun dengan keadaan keluarga yang tak lagi utuh.

Di tahun-tahun permulaan kehidupan mereka berdua, Marianna membiayai penerbitan karya-karya Gibran dengan biaya yang diperoleh dari hasil menjahit di Miss Teahan’s Gowns, Boston. Berkat kegigihan dan perjuangan keras dari mereka berdua, Gibran kembali dapat meneruskan karir dan bakatnya dalan kesusteraan.

  Perbandingan Tata Cara Operasi Secara Umum

Pada tahun 1908, Gibran kembali ke Paris, disana dia hidup senang dan terjamin karena secara berkala menerima duit yang cukup dari Mary Haskell, seorang perempuan yang dikenal mempunyai hubungan dekat dengan Gibran semenjak beliau hidup di Boston. Mary Haskell yaitu seorang kepala sekolah yang berusia 10 tahun lebih tua dari Gibran. Dari tahun 1909 hingga 1910, Gibran mencar ilmu di School of Beaux Arts dan Julian Academy. Gibran mendirikan suatu studio di West Csdar Street di bagian kota Beacon Hill sekembalinya ke Boston. Dan diapun berinisiatif menggantikan pembiayaan keluarganya.

Pada tahun 1911, gibran pindah ke kota New York. Di kota itu, gibran menghabiskan waktu berkesenian dan bekerjanya di apartemen studionya di 51 west tenth street, sebuah daerah yang sengaja didirikan untuk tempatnya melukis dan menulis.

Sebelum tahun 1912, Gibran mempublikasikan karya spektakulernya “Broken Wings” yang diterbitkan dalam bahasa arab. Buku ini berkisah wacana cinta Selma Karami terhadap seorang muridnya, tetapi Selma terpaksa menjadi tunangan kemenakannya sendiri sebelum akibatnya menikah dengan suami yang ialah seorang uskup yang oprtunis. Sebagian orang menyebut bahwa karyanya tersebut merupakan refleksi dari kehidupan langsung cinta Gibran di era mudanya di Lebanon kepada seorang gadis berjulukan Hana Fakher.

Di kala mudanya, Gibran dikenal dekat dengan Mary Elizabeth Haskell. Dia diketahui akrab dan sangat mengagumi pribadi wanita tersebut. Hubungan cinta mereka terkendala dengan banyaknya perbedaan yang ada antara Gibran dan Mary, sampai kesannya Mary dilamar dan menikah dengan seorang pengusaha kaya bernama Florence Minis, alasannya ketidak jelasan keterkaitannya dengan Gibran yang makin kentara.

Hingga masa tahun 1932 Gibran banyak menelurkan karya-karya sastranya yang banyak menjadi pandangan baru banyak wanita arab di kala itu dan menghidupkan semangat emansipasi diantara mereka.

  Acuan Makalah Mku Hi A-Kewarganegaraan Hak Dan Keharusan Warga Negara

Pada tanggal 10 april 1931, jam 11 malam Gibran menghembuskan nafas terakhirnya setelah sekian usang digerogoti penyakit sirrosis hepatis dan TBC paru, meski Selama itu beliau selalu menolak untuk dibawa ke Rumah Sakit. Hingga pada kesannya pagi tanggal 10 april beliau dibawa ke St. Vincent’s Hospital di Greenwich Village dan meninggal disana. Mary Hasskel yang masa itu tengah merawat suaminya yang sedang sakit, meluangkan diri untuk datang melayat Gibran. mayat Gibran dikebumikan pada tanggal 21 agustus di Mar Sarkis, sebuah biara karmelit. tempat dimana Gibran melaksanakan ibadah.

 yang pada saat itu termasuk dalam provinsi Suriah di Khilafah Turki Ustmani Kisah Hidup “Penyair Besar” Kahlil Gibran
Memorial Kahlil Gibran di Washington, D.C.

Sepeninggal Gibran, murid didiknya yang bernama Barbara Young mulai mempublikasikan karya-karya Gibran yang belum sempat dipublikasikan, dan mengenalkan kepada dunia luas tentang karya-karya besar yang pernah dibentuk Gibran. kini banyak orang mulai mengenal Kahlil Gibran selaku seorang penyair besar yang memberi arti besar pada kemajuan kesusasteraan dunia.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kahlil_Gibran