Bacaan Qoa Qunut | Bahasa Arab, Latin & Terjemahan

Doa Qunut – Assalamualaikum, pada hari ini saya akan menerangkan tentang bacaan Doa Qunut Subuh, lengkap dengan bahasa Arab dan Latin nya. Selebihnya, saya juga menambahkan informasi dari sudut erti, tatacara bagi seseorang imam dan makmum, manfaat / keutamaan dan juga hukum-hukumnya.

Selain itu, saya juga akan menerangkan dengan lebih lanjut tentang Doa Qunut Nazilah dan erti nya, dan juga perbezaan antara Doa Qunut Subuh dan Doa Qunut Nazilah.

Semoga ia dapat memanfaatkan anda semua.

Artikel-Artikel Yang Lain:

Bacaan Doa Qunut Subuh (Arabic)

Doa Qunut Subuh

Sekiranya anda tidak dapat melihat imej diatas, ini adalah Doa Qunut dalam bahasa Arab:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ

وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ

وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ

وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ

وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ،

فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ

وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ

وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ

تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ

وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan Doa Qunut (Latin)

“Allahummah dinii fii human being hadait.

Wa’aafinii fii human being ‘aafaiit.

Wa tawallanii fii homo tawallaiit.

Wa baarik lii fiimaa a’thaiit.

Wa qinii syarramaa qadthaiit.

Fa innaka taqdthii walaa yuqthdaa ‘alaiik.

Wa innahu laa yadzillu man wãlaiit.

Walaa ya’izzu human being ‘aadaiit.

Tabaa rakta rabbanaa wata ’aalait

Fa lakal-hamdu ‘alaa maa qadhaiit

Astaghfiruka wa atuubu ilaiik,

wa shallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadinin-nabiyyil ummiyyi wa’alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.”

Erti Doa Qunut

Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan

Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan

Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan

Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan

Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan

Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum

Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin

Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya

Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau

Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan

Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau

(Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Tatacara Bacaan Doa Qunut (Bagi Imam dan Bersendirian)

Perbezaan antara solat berjemaah (ketika menjadi imam) dan solat bersendirian adalah sebenarnya terletak pada perkataan “nii” (untuk sholat munfarid atau sendiri), dan “naa” (dibaca oleh imam ketika solat berjamaah).

Doa Qunut dilaksanakan ketika I’tidal (berdiri setelah Ruku’) terakhir dalam solat dan dilafadzkannya setiap kali solat fardhu Subuh.

Doa Qunut juga boleh dikerjakan ketika ada saudara saudari kita yang Muslim sedang ditimpah musibah. Qunut sendiri merupakan bentuk persaudaraan kita untuk sesama umat Islam supaya Allah segera menghapuskan musibah itu.

Manfaat Dan Keutamaan Doa Qunut

Doa Qunut bukan hanya sekadar doa yang dibaca untuk memohon kepada Allah SWT. Membaca Doa Qunut memiliki beberapa kelebihan dan manfaat yang dapat diperolehi oleh sesiapa yang membaca nya. Inilah antara beberapa manfaat membaca Doa Qunut:

ane. Memberikan Petunjuk

Di dalam Doa Qunut, ada sebutan yang berbunyi “Allahummahdinii fii man hadaiit” yang ertinya bahawa permintaan seorang hamba kepada Allah agar diberikan petunjuk.

Kata-kata tersebut biasanya dianggap sebagai kata-kata tawasul, iaitu kata-kata yang menerangkan adanya suatu nikmat hidayah sama halnya seperti Allah SWT mengasihkan hidayahnya untuk hamba-hamba nya yang lain.

Insya Allah – Dengan melafadzkan doa qunut secara terus menerus ketika solat fardhu Subuh, Allah akan menganugerahkan petunjuk kepada para hambanya. Petunjuk yang diberi dapat membentukkan ilmu yang bermanfaat ataupun amal soleh seseorang itu.

two. Mendapatkan Perlindungan

Allah SWT senantiasa melindungi hambanya supaya selamat dan aman dari segala bahaya yang mengancam, sebab Allah memiliki sifat pengasih serta juga penyayang. Saat para hambanya memohon perlindungan, maka Allah akan menganugerahkan atau melindungi hambanya.

Kalimat di dalam Doa Qunut “Wa’aafinii fii human ‘afaiit” mempunyai makna seperti berikut:

Kasihkanlah hamba keselamatan sebagaimana hamba Mu yang lain yang sudah dikasih keselamatan.

Kata-kata itu menunjukkan bahawa Allah SWT mengasih perlindungan untuk hambanya dengan mengasih keselamatan untuk hambanya yang memohon.

Perlindungan yang dikasih oleh Allah untuk hambanya tidak cuma perlindungan dalam keselamatan di dunia sahaja, bahkan termasuk keselamatan untuk di akhirat kelak.

Melalui Doa Qunut, Allah senantiasa melindungi umat manusia dari musibah yang sedang ditempuhi supaya hambanya tersebut selalu berada di jalan yang lurus dan benar.

three. Menghindarkan Dari Berbagai Penyakit

Kalimat “wa’aafini fii man hadaiit” tidak sahaja bermaksud untuk memberi perlindungan berbentuk keselamatan. Kalimat tersebut pula boleh memberikan keselamatan seperti contoh, mencegah hambanya dari setiap jenis-jenis penyakit – baik penyakit hati ataupun penyakit fizik.

Jikalau seseorang itu rajin melafadzkan Doa Qunut, ia dapat menggiring umat manusia supaya tercegah dari hal yang berlawanan entah segi hawa nafsu ataupun dari ketamakan tahta dan harta.

Selain daripada penyakit hati,  dengan melafadzkan Doa Qunut, ia dapat menguatkan tubuh jasmani kita, dan mengelakkan kita dari sebarang penyakit fisik.

four. Memberikan Berkah Terhadap Nikmat Yang Diberikan

Doa Qunut pula terdapat kalimat “wabaariklii fiimaa a’thoiit” yang bermakna:

Berkahilah kepada aku apa yang telah Engkau kasih

Kalimat itu menunjukkan dan menjelaskan bahawa Allah SWT senantiasa menganugerahkan kebaikan berbentuk berkah untuk setiap hamba-hambanya. Tidak kira sedikit atau banyaknya jumlah nikmat yang dikasih Allah untuk setiap hambanya, tetapi pasti ada berkah yang terletak nikmat itu.

Hukum Doa Qunut

Pernah ada suatu pertanyaan kepada Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin tentang pendapat 4 Imam Madzhab terkait Doa Qunut. 

Syaikh rahimahullah menjawab:

Pendapat Imam 4 Madzhab terkait masalah qunut Iaitu sebagai berikut.

Pertama: Ulama Malikiyyah

Para ulama  Malikiyan memiliki pendapat bahwasanya tak ada doa qunut kecuali ketika hanya waktu sholat shubuh. Adapun ketika sholat witir atau sholat yang lain tidak ada qunut.

Kedua: Ulama Syafi’iyyah

Para ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa tidak terdapat qunut pada shalat witir kecuali disaat setengah akhir pada bulan Romadhan. Serta tak ada qunut pada sholat v waktu yang lainnya kecuali dalam sholat shubuh dalam berbagai kondisi (baik itu keadaan kaum muslimin lagi mengalami musibah maupun tidak)

Qunut juga berlaku pada selain shubuh jika kaum muslimin tertimpa musibah (yakni qunut nazilah).

Ketiga: Ulama Hanafiyyah

dikhususkan qunut ketika melaksanakan shalat witir. Tidak diberlakukan qunut di shalat yang lainnya selain ketika nawaazil yakni kaum muslimin terkena musibah, tetapi qunut nawaazil ini cuma dalam shalat shubuh saja dan yang melantunkan qunut yakni imam, kemudian para jama’ah mengaminkan dan jika melakukan sholat munfard atau sendirian maka tidak ada qunut.

Keempat: Ulama Hanabilah (Hambali)

Para ulama Hanabilah memiliki pendapat terkait doa qunut. Mereka hanya mensyariatkan qunut ketika sholat witir dan tidak ada pemberlakuan qunut di sholat yang lainnya selain apabila terdapat musibah besar disamping musibah penyakit.

Pada keadaan tersebut, imam atau yang bisa mewakili membaca doa qunut ketika sholat v waktu kecuali sholat jum’at.

Imam Ahmad sendiri memiliki pendapat bahwasanya tidak terdapat dalil atau hadist yang menerangkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan qunut witir sebelum atau seusai ruku’.

Demikianlah para pendapat masing masing imam madzhab. Silahkan mau ikuti pendapat yang mana.

berdasarkan kitab Sunan menerangkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan Al Hasan bin ‘Ali bacaan yang dibaca pada qunut witir yaitu “Allahummah diini fiiman hadayt …”. Beberapa ulama menshahihkan hadits tersebut.

Apakah perlu mengangkat tangan dan mengaminkan ketika imam membaca qunut subuh?

Berdasarkan kitabnya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, beliau menerangkan:

“Oleh sebab itu, jika imam mengucapkan doa qunut shubuh, hendaknya makmum mengikuti imam ketika qunut tersebut. kemudian makmum juga seharusnya mengamininya seperti Imam Ahmad rahimahullah mempunyai pendapat terkait masalah tersebut. Hal demikian perlu dikerjakan supaya tetap menyatukan kaum muslimin.

Adapun apabila muncul kebencian serta permusuhan dalam perbedaan pendapat seperti itu, padahal ada waktu dan ruang berijtihad untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, hendaknya hal tersebut sebaiknya tidaklah terjadi. Bahkan menjadi keharusan buat kaum muslimin –terlebih lagi bagi mereka para penuntut ilmu syar’i agar senantiasa berlapang dada terkait masalah yang masih diperkenankan terdapat perselisihan dan perbedaan pendapat masing masing pihak.

lewat keterangan yang lain, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin berujar, “Yang lebih pantas makmum sebaiknya mengaminkan doa qunut para imam. Makmum mengangkat tangan ikut imam sebab nantikan dikhawatirkan bisa menimbulkan perpecahan antara satu dengan yang lain.

Imam Ahmad mempunyai pendapat yang mana seandainya seorang makmum berada di belakang imam yang mengucapkan doa qunut shubuh, maka sebaiknya dia ikuti imam dan ikut mengaminkan doa tersebut.

Padahal yang kita ketahui Imam Ahmad memiliki pendapat tidak disyari’atkannya qunut shubuh seperti yang telah dipahami dari pendapat beliau.

Meskipun begitu, Imam Ahmad rahimahullah mengasih keringanan terkait hal tersebut yakni mengangkat tangan dan mengamini disaat imam melaksanakan qunut shubuh.

Bacaan Doa Qunut Nazilah (Arabic)

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ

اَللَّهُمَّ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلَ الْكِتَابِ الَّذِيْنَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَائَكَ

اَللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمِهِمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ

Bacaan Doa Qunut Nazilah (Latin)

Allohummagfirlanaa wa lilmu’miniina wa lmu’minaati wa lmuslimiina walmuslimaati wa allif bayna quluubihim wa ashlih dzaata baynihim wanshurhum ‘alaa ‘aduwwika wa’adzuwwihim

Allohumma l’an kafarata ahl alkitaabi alladziina yashudduuna ‘an sabiilika wayukadzibuuna rusulaka wayuqaatiluuna awliyaaika.

Allohumma khallif bayna kalimihim wazalzil iqdaamahum wainzil bihim ba’saka lladzii laa tarudduhuu ‘anil qawmil mujrimiina.

  A Story Of Hope