Kreativitas yg Membentuk Mahakarya
Fenomenal ialah kata yg tepat untuk menggambarkan Masjid Al- Irsyad di daerah perumahan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung, Jawa Barat ini. Masjid tanpa kubah tersebut dibangun oleh arsitek muda Ridwan Kamil.
Bentuk masjid sekilas cuma mirip kubus besar laiknya bentuk bangunan Kabah di Arab Saudi. Menurut sang arsitek dlm berbagai media, kubah cuma pecahan dr identitas budaya, sehingga ia lebih menentukan untuk memperlihatkan identitas keislaman melalui kalimat syahadat raksasa. Kalimat ini ditampilkannya melalui susunan bata pembentuk dinding masjid.
Dengan desain ini, dr luar terlihat garis-garis hitam di sekujur dinding masjid. Jika dicermati, kisi-kisi dinding dgn susunan bata bolong ini membentuk dua kalimat syahadat dlm abjad Arab. Teknik ini menimbulkan badan bangunan layaknya suatu seni kaligrafi tiga dimensi dgn ukuran yg sungguh besar.
Selain itu, kisi-kisi tersebut berfungsi selaku penerangan yg bersifat bolak-balik & sangat artistik. Siang hari, cahaya alami matahari akan menembus ke ruang dalam. Pada momen ini, cahaya tersebut terlihat mirip suatu elemen digital yg membentuk dua kalimat syahadat. Pada malam hari cahaya dr dlm masjid akan menyembur keluar, membentuk kaligrafi syahadat yg berpendar.
Masuk ke ruang utama masjid, sejauh mata menatap tampakruang kubus berkarpet merah hitam memanjang. Tidak tampakrincian pernak-pernik layaknya masjid pada umumnya. Di bagian atap terdapat 99 kotak persegi yg merupakan lampu penerang. Uniknya, tepat di ujung setiap kotak terdapat guratan yg membentuk satu asma Allah. Jika gelap mulai menyelimuti, suatu keindahan pun terbentang. Sembilan puluh sembilan kotak persegi itu akan memancarkan 99 Asma’ul Husna.
Mihrab pula berlainan dgn masjid yang lain. Mihrab berbentuk lorong persegi itu terbuka di belahan depan & eksklusif menghadap pegunungan yg sangat indah. Mihrab & mimbar ditaruh menjorok di atas suatu bak. Sebuah batu bulat berukir lafaz Allah Swt. diposisikan sempurna di tengah mihrab yg terbuka. Batu ini merupakan simbol untuk menangkal orang lewat di depan imam.
Panorama pegunungan tersebut memberikan superioritas kebesaran alam. Siapa pun yg tengah bermunajat ke hadapan-Nya & melihat panorama tersebut akan merasa sangat kecil sehingga diperlukan manusia semoga senantiasa rendah hati.
Pada tahun 2010 National Frame Building Association memilih Masjid Al-Irsyad sebagai salah satu dr lima besar “Building of The Year 2010” klasifikasi arsitektur religius. Konsep bangunannya yg ramah lingkungan pun menjadikan masjid ini diganjar penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2011 oleh Building Construction Information (BCI) Asia.
Tidak dapat dimungkiri, masjid ini yakni satu mahakarya seni bangunan kekinian yg mendobrak pakem- pakem tradisi bentuk masjid.
Berbagai penghargaan kelas dunia yg sudah disematkan padanya membuktikan bahwa masjid ini tak dibangun untuk sekadar tampil beda.