Nikmatnya Beribadah di Atas Bukit
Masjid Agung Al-Kautsar Kendari merupakan bangunan monumental bagi rakyat Sulawesi Tenggara. Di samping menjadi pusat kegiatan ibadah & dakwah, masjid ini berfungsi sebagai fasilitas pengembangan budaya.
Masjid yg berdiri megah tersebut memiliki sejarah panjang. Pada tahun 1962, di lokasinya berdiri suatu masjid Komando Resor Militer (Korem) yg dulu diketahui selaku masjid serdadu. Baru pada tahun 1976 pondasi Masjid Agung Al-Kautsar mulai ditaruh.
Nama Al-Kautsar diseleksi karena sangat kaya makna. Al-Kautsar merupakan surat ke-108 dlm kitab suci Al-Alquran. Menurut pelopor nama ini, Kepala Kanwil Agama Sulawesi Tenggara K.H. Baedawie, Al-Kautsar bermakna derma nikmat yg berlimpah pada umat insan.
Secara keseluruhan, bentuk awal masjid ini terdiri dr bangunan induk satu lantai, daerah wudhu, WC, kantor, perpustakaan, & pelataran. Masjid pula dilengkapi kolam air mancur & menara. Kala itu pecahan depan masjid belum berpintu.
Pada periode 2003-2008, masjid dipercantik dgn penambahan lantai dua di segi kanan & kiri, beling jendela, teras depan, pembangunan dua buah mimbar, & ruang istirahat imam. Kolam & air mancur di depan masjid direhabilitasi menjadi pelataran baru.
Pada perkembangannya, mimbar diubah kembali menjadi satu saja. Masjid pun diperindah dgn seni kaligrafi Asma’ul Husna di kubah potongan dalam. Saat kita menengadah, akan terlihat sederet karakter Arab memesona yg tak lain yakni nama- nama agung Allah Swt. Selain itu, di dinding masjid terlukis lafaz zikir pada Sang Pencipta.
Di samping kemegahan bangunannya, Masjid Agung Al-Kautsar pula mempunyai keunggulan dlm hal lokasi. Posisinya yg berada di atas bukit menciptakan masjid ini terlihat sungguh mempesona.
Masjid ini pula merupakan saksi bisu bencana alam yg sempat melanda kota Kendari pada tanggal 25 April 2011. Tatkala itu, gempa berkekuatan 6.0 Skala Richter mengguncang kota & menciptakan salah satu kubah kecil yg berada di atas masjid menjadi miring.
