Masjid Al Falah Tanjung Batu

Dibangun oleh Ulama Jawa

masjid tanjung batu

Masjid Al-Falah yakni masjid bersejarah yg terletak di tengah- tengah desa. Masjid ini menjadi kebanggaan masyarakat setempat, sekaligus gambaran dakwah Islam tempo dulu di Desa Tanjung Batu. Pendirian masjid ini konon mengandung sejarah tersendiri bagi masuk & berkembangnya Islam di sini.

Satu dogma yg masih terpatri di masyarakat Tanjung Batu bahwa bangunan suci ini dibangun oleh seorang ulama & andal pahat serta ukir dr tanah Jawabemama Abdul Hamid yg dulunya bekerja di Kasultanan Palembang Darussalam.

Mengenai berdirinya masjid ini, dengan-cara pasti tak seorang pun pemuka agama & tokoh penduduk Tanjung Batu mengetahuinya karena bukti tak ada. Namun, kabar yg beredar di sana, masjid ini dibangun pada zaman Kasultanan Palembang, sekitar ratusan tahun kemudian.

Ceritanya, suatu hari Abdul Hamid yg kaya dgn corak seni & imajinasi diperintah oleh sultan untuk melukis permaisurinya. Pekerjaan itu dilaksanakan oleh Abdul Hamid sampai larut rrtalam. Karena letih, ia pun mengantuk. Di tengah kantuk tersebut tanpa sengaja tinta dikuasnya menetes di lukisan yg nyaris final itu erat di kemaluan permaisuri.

Ketika melihat tetesan itu sultan murka. Sultan menyangka Abdii Hamid berbuat senonoh terhadap permaisurinya lantaran permaisur mempunyai tahi lalat di daerah jatuhnya tinta itu.

Sultan menyuruh Abdul Hamid semoga dibunuh. Namur, planning itu dikenali Abdul Hamid. Akhirnya, ia hengkang dr Kasultanan Palembang. Dengan menyusuri sungai, sampailah Abdul Hamid di sebuah desa yg kemudian lebih dikenal dgn sebutar. Desa Tanjung Batu.

Membangun Masjid

Abdul Hamid yg beragama Islam disambut hangat oleh penduduk lokal lantaran waktu itu masyarakat Desa Tanjung Batu telah beragama Islam. Ia mulai mengembangkan keahliannya mengukir dar memahat sambil berdakwah. Ia kemudian membangun sebuah masjid yg indah untuk mengambil alih masjid sebelumnya yg sudah ada. tetapi kecil & kurang baik.

  Masjid Agung Jami’ Malang

Cerita yg hingga saat ini dilegendakan orang, misalnya umang sugu kayu-nya yg tak pemah putus berpuluh meter waktu ia membangun masjid karena permulaan pembangunannya materi bangunar masjid ini memakai kayu. Abdul Hamid dikenal selaku sosok yg hebat, banyak keahliaanya & pengetahuan agamanya.

Sikap yg ramah & cendekia menawarkan wejangan serta ceramah pada masyarakat, menciptakan ia dicintai & dijadikan panutan masya- rakat. Karena kecakapannya itu, ia pun mengajar agama pada penduduk setempat, tergolong ilmu pertukangan & iikir-mengukir emas

Sampai sekarang penduduk di sana terkenal selaku jago tukan; & hebat emas. Dari profesi inilah penduduk Tanjung Batu meng- gantungkan hidupnya. Dan, karena keahliannya itu mereka menjadi terkenal di seluruh Sumatra Selatan. Tidak terkecuali kemasyhuranny a ini sampai pula ke indera pendengaran Sultan Palembang.

Karena telah salah menganggap Abdul Hamid, terlebih keahliannya masih dibutuhkan maka sultan memerintahkan Abdul Hamid semoga dapat diajak kembali ke Kasultanan Palembang. Untuk membuktikar keabsahan info itu, Kasultanan Palembang memesan suatu pint- goresan pada Abdul Hamid.

Temyata pesanan itu dapat terselesaikan Abdul Hamid persis sesua: dgn kehendak sultan, sehingga sultan benar-benar percaya dengar. isu itu. Konon pintu pesanan itu sampai sekarang menjadi salah satu

pintu di antara pintu-pintu yg menghiasi Masjid Agung Palembang. Namun, sayang yg mana pintu produksi Abdul Hamid itu, tak di- ketahui dgn niscaya lantaran rupa & bentuknya sama dgn pintu- pintu lainnya.

Akhirnya, sultan mengirim utusan untuk mengajak kembali Abdul Hamid ke Kasultanan Palembang karena sultan sendiri akhimya sudah tahu duduk masalah sebenamya mengenai lukisan permaisuri dulu.

Tetapi, lantaran Abdul Hamid sudah merasa mempunyai ikatan emosional dgn masyarakat Tanjung Batu maka ia tetap dgn pen- diriannya untuk tak ingin meninggalkan Desa Tanjung Batu. Ulama besar ini akhimya wafat di Tanjung Batu OKI (Ogan Komering Ilir). Ia dihormati orang dgn sebutan Usang Sungging. Makamnya terletak di seberang desa & dikeramatkan orang.

  Masjid Gang Bengkok Medan

Kemaslahatan Umat

Sejak permulaan berdirinya, masjid ini memang diperuntukkan buat kegiatan umat Islam Tanjung Batu. Kalau kita dapati panorama. seperti kini ini (permanen), itu karena telah mengalami berulang kali renovasi. Biayanya mengandalkan dana swadaya penduduk setempat, di samping warga perantauan yg telah berhasil.

Keberadaannya sangat memiliki arti bagi masyarakat. Misalnya,dari menaranya yg tinggi, terpancang pengeras suara yg melantunkan. ayat-ayat suci Al-Qur’an atau mengumandangkan azan, membangunkan setiap kalbu untuk segera menghentikan segala acara keduniaannya untuk menghadap Sang Pencipta.

Kumandang azan yg cukup besar lengan berkuasa gemanya terdengar & pangkal hingga ujung desa, membuat kehadirannya cukup bermakna Begitu pula mimbar di dlm masjid dilengkapi dgn tangga untuk menuju ke atasnya, terlihat sangat prestisius. Di dinding dlm & luai masjid melekat omamen kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an yg mengagungkan asma Allah.