Daftar Isi
Memiliki Umpak Batu dr Bali
Di sebelah utara kota Kudus, sekitar 18 km, terdapat suatu desa bernama Colo, masuk dlm wilayah Kecamatan Gawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Desa kecil itu menjadi terkenal karena di situ berkubur seorang waliyuilah yg masuk dlm barisan Wali Songo, dgn gelar Sunan Muria. Namanya yg asli yakni Raden Umar Said.
Ia mendapat gelar Sunan Muria oleh karena tempat ia berdakwah memberitakan agama Islam terletak di kaki Gunung Muria. Bahkan dlm perkembangan berikutnya, ia membangun pesantren & masjidnya di puncak gunung tersebut, persis di belakang masjid yg dibangunnya sendiri.
Masjid itu telah dipugar sehingga hilang keasliannya, kecuali cuma beberapa serpihan saja yg masih asli. Itu pun tak luput dr pemugaran. Saat ini masjid itu dibagi dua, yaitu masjid yg khusus untuk kaum laki-laki, di dalamny a kita masih bisa beberapa peninggalan orisinil Sunan Muria, seperti mihrab (tempat imam), umpak batu (tempat penyangga tiang masjid) sebanyak empat buah yg dibawa dr Pulau Bali, & suatu gayor (beduk). Sedangkan, masjid yg khusus untuk perempuan yaitu embel-embel gres hasil renovasi tahun 1976 yg peresmiannya dikerjakan oleh Bupati KDH Tingkat II Kudus pada tahun 1978.
Untuk mencapai masjid & makam Sunan Muria yg terletak di puncak Gunung Muria dgn ketinggian sekitar 1.600 meter lebih, kita mesti berjalan jalan kaki lewat jalan setapak yg mendaki sejauh 1600 meter. Tetapi, kalau Anda tak sanggup jalan kaki, tersedia ojek sepeda motor dgn tarif Rp2.000 sekali jalan.
Cukup mahal memang. Tetapi, itu beralasan alasannya kalau menumpang ojek sepeda motor, Anda akan melalui jalan tikus yg curam dgn tikungan-tikungan yg tajam & berbahaya. Oleh risikonya, tak ada kendaraan lain yg mampu melalui itu kecuali ojek sepeda motor. Alternatif lain selain menumpang ojek sepeda motor, ya, jalan kaki itu tadi.
Mengapa bukit atau gunung itu dinamakan Muria? Menurut hipotesa Solihin Salam dlm bukunya, Kudus Purbakala dlm Perjoangan Islam, terbitan Menara Kudus, berpendapat bahwa nama Muria itu diidentifikasikan dgn nama sebuah bukit di bersahabat Yerusalem, Palestina. Bukit itu bernama Gunung Moriah. Konon, Nabi Daud & putranya, Nabi Sulaiman, membangun sebuah kenisah (semacam rumah ibadah) di puncak Gunung Moriah.
Jika nama kota Kudus diilhami oleh berdirinya Masjid al-Aqsha yg lebih populer dgn sebutan Masjid Menara Kudus (berasal dr kata al-Quds) maka nama Muria mengingatkan kita pada nama suatu bukit di erat kota Baitul Maqdis atau Yerusalem Darussalam.
Obyek Wisata
Saat ini, kawasan Colo dijadikan obyek pariwisata oleh pemerintah Kudus. Di sana sudah berdiri banyak vila. Juga terdapat gerojokan yg disebut Curug Monthel. Jika pada hari Minggu banyak orang berekreasi ke sana. Terutama pada Kamis Legi & Jumat Pahing, banyak orang berziarah ke makam Sunan Muria.
Kalau Anda memasuki pintu gerbang makam, tampak di hadapan Anda pelataran yg dipenuhi 17 kerikil nisan. Menurut juru kunci makam, itu adalah makamnya para serdadu & punggawa (orang terdekat keraton).
Di batas utara pelataran ini berdiri bangunan cungkup makam beratap sirap dua tingkat. Di dalamnya terdapat makam Sunan Muria. Di samping sebelah timur terdapat suatu nisan yg konon diyakini sebagai makamnya putri Sunan Muria yg berjulukan Raden Ayu Nasiki. Tepat di sebelah barat dinding belakang Masjid Muria (sebelah selatan mihrab) terdapat makam Panembahan Pengulu Jogodipo. Konon, ia adalah putra sulung Sunan Muria.