Kata “Protozoa” berasal dr bahasa Yunani yakni proto yang memiliki arti pertama dan zoa yang bermakna hewan. Jadi, Protozoa disebut pula sebagai binatang pertama. Protozoa merupakan anggota kingdom Protista yg ibarat hewan sebab memiliki sifat heterotrof, mampu bergerak & menelan masakan. Seperti halnya binatang, Protozoa yakni konsumen, jadi hanya dapat hidup dgn mengambil makanan dr makhluk hidup lain.
Karena bisa bergerak aktif, maka Protozoa dibilang bersifat motil. Untuk bergerak, Protozoa menggunakan alat gerak yg berlawanan-beda. Ada yg bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar) atau flagela (bulu cambuk). Dalam kajian evolusi, Protozoa disangka merupakan cikal bakal organisme binatang yg sungguh kompleks & saat ini kurang lebih sekitar 64.000 jenis Protozoa sudah dikenali.
Ciri-ciri Protozoa antara lain sebagai berikut.
1. Uniseluler (bersel satu)
2. Eukariotik (bermembran inti)
3. Tidak memiliki dinding sel
4. mikroskopis (berukuran sungguh kecil)
5. Heterotrof (tidak berfotosintesis)
6. Motil (bergerak aktif)
7. Bentuk sel bervariasi
8. Hidup soliter, koloni atau parasit
9. Kosmopolit (tersebar di berbagai kawasan)
10. Berperan sebagai zooplankton
11. Bersifat saprofitik
12. Mampu membentuk kista
Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa meningkat biak dgn cara aseksual/vegetatif & seksual/generatif. Reproduksi dengan-cara aseksual, yaitu dgn cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Beberapa kalangan Protozoa bereproduksi dengan-cara seksual, yakni dgn cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus.
Klasifikasi Protozoa (Protista Mirip Hewan)
Protozoa atau protista mirip hewan dikelompokkan ke dlm 6 jenis filum, yakni Mastigophora (Flagellata), Rhizopoda (Sarcodina), Ciliophora (Ciliata/ Infusiora), Apicomplexa (Sporozoa), Foraminifera & Actinopoda. Nah berikut ini yaitu penjelasan singkat keenam klasifikasi filum Protozoa tersebut beserta acuan & peranannya bagi kehidupan insan.
1. Filum Mastigophora (Flagellata)
Flagellata berasal dr kata flagellum yang berarti “bulu cambuk”. Flagellata pula sering disebut sebagai Mastigophora. Kata “mastigophora” berasal dr bahasa Yunani yakni mastig yang mempunyai arti “cambuk” dan phoros yang berarti “gerakan”. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Flagellata adalah jenis Protozoa yg memiliki alat gerak berupa bulu cambuk (flagela).
Flagellata merupakan nenek moyang dr binatang & flora. Flagela pada Flagellata letaknya berada pada ujung anterior tubuhnya. Selain berfungsi selaku alat gerak, flagela pula mampu digunakan untuk mengenali kondisi lingkungannya & menghimpun kuliner dgn cara menciptakan pedoman air di sekeliling ekspresi sehingga kuliner mampu memasuki lisan. Sitoplasma Flagellata dikelilingi oleh pelikel atau pembungkus yg faktual sehingga menunjukkan bentuk badan yg tetap.
2. Filum Rhizopoda (Sarcodina)
Istilah rhizopoda berasal dr bahasa Yunani, yakni rhizo yang mempunyai arti “akar” dan podos yang bermakna “kaki”. Dengan demikian, Rhizopoda memiliki arti kaki yg mirip akar. Rhizopoda merupakan Protozoa yg memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Disebut pseudopodia atau kaki semu alasannya adalah terbentuk selaku hasil penjuluran sitoplasma sel, yg seolah-olah berfungsi selaku kaki. Selain untuk bergerak, pseudopodia pula berfungsi untuk mencari masakan.
Saat ini sudah dimengerti sekitar 40.000 jenis Rhizopoda atau Sarcodina, yakni Protozoa yg bentuknya tak tetap, selalu berubah-ubah. Salah satu pola anggota Rhizopoda yg paling terkenal yaitu Amoeba yang mampu hidup di air tawar, air asin, di tanah lembab, & berbagai macam hidup sebagai benalu pada binatang & insan.
Ketika bergerak, Amoeba akan menjulurkan pseudopodia & mengaitkan ujungnya kemudian mengeluarkan lebih banyak sitoplasma ke dlm pseudopodia. Gerak seperti ini disebut gerak amoeboid. Dengan adanya kaki semu ini, bermakna bentuk sel Rhizopoda berganti-ubah baik saat membisu maupun dikala bergerak.
3. Filum Ciliophora (Ciliata/ Infusiora)
Istilah “ciliata” berasal dr bahasa Latin cilia yang memiliki arti “rambut kecil”. Ciliata ialah Protozoa yg mempunyai alat gerak berupa rambut getar (silia). Rambut getar inilah yg menjadi ciri khas Ciliata & berfungsi sebagai alat gerak serta untuk mencari makan. Ciliata merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler) dgn bentuk tetap atau tak berubah.
Terdapat sekitar 8.000 jenis Ciliata yg bergerak dgn cilia (rambut getar) ini & kebanyakan hidup di perairan air tawar. Ciliata dibagi menjadi dua golongan berdasarkan distribusi silia, yakni silia pada sebagian sel saja & silia yg menyelimuti seluruh pecahan sel. Makanan Ciliata ialah bakteri & ganggang mikroskopis. Ciliata mendapatkan makanannya dgn cara menggerakkan silia hingga mengakibatkan efek pusaran air sehingga kuliner masuk ke pusaran air tersebut.
Ciliata mempunyai banyak organel yg terspesialisasi tergolong cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek di luar tubuhnya. Seperti yg sudah dijelaskan sebelumnya, cilia atau silia ini ada yg menutupi seluruh permukaan tubuh atau cuma terlokalisasi pada penggalan badan tertentu. Pada genus Paramaecium, cilia menutupi seluruh permukaan tubuh.
Sistem koordinasi yg baik pada rambut getar, menyebabkan Ciliata dapat bergerak dgn cepat, sekitar satu milimeter per detiknya. Walaupun hanya bersel tunggal (uniseluler), Paramaecium dapat merespon lingkungan sekitar dgn baik. Jika berjumpa dgn bahan kimia berbahaya atau panghalang, sel dengan-cara cepat akan mundur dgn gerakan silia menuju arah yg berlawanan.
Ciliata yaitu predator yg ulung. Beberapa Ciliata, tergolong Paramaecium & Didinium, bisa menciptakan mangsa mereka tak bergerak dgn melepaskan jarum-jarum yg disebut trikosista yang menempel pada badan mereka. Mangsa kemudian dibawa ke dlm struktur mirip mulut & dicerna pada vakuola yg sewaktu-waktu berfungsi selaku perut.
Ketika proses pencernaan masakan pada Ciliata sudah akhir, maka sisa-sisa hasil metabolisme akan dikeluarkan lewat eksositosis. Di dlm badan Ciliata, air yg berlebihan akan diakumulasikan di dlm vakuola yg dengan-cara periodik (terencana) berkontraksi untuk mengosongkan cairan melalui lubang yg disebut dengan pori anal.
4. Filum Apicomplexa (Sporozoa)
Istilah Sporozoa berasal dr bahasa Yunani, yaitu spora yang mempunyai arti “benih” dan zoa yang berarti “hewan”. Sporozoa merupakan satu-satunya anggota Protozoa yg tak memiliki alat gerak & bergerak dgn cara meluncurkan tubuhnya dlm medium kawasan hidupnya. Sesuai dgn namanya, Sporozoa mempunyai ciri khas yakni dapat membentuk spora dlm salah satu tahapan siklus hidupnya.
Terdapat 4.000 jenis Sporozoa yg sebagian besar hidup selaku benalu pada binatang & pula manusia. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus tetapi tak mempunyai vakuola kontraktil. Bentuk dewasanya tak mempunyai alat untuk bergerak. Banyak Sporozoa yg mempunyai daur hidup yg rumit, pada fase tertentu hidup pada sebuah inang & pada fase yg lain hidup pada inang yg berlawanan.
Dalam daur hidupnya, Sporozoa menunjukkan adanya pergiliran keturunan antara fase vegetatif & generatif. Sporozoa yg belum sampaumur disebut sporosit yang gampang berpindah-pindah mengikuti fatwa darah. Semua Sporozoa membentuk spora berdinding tebal tatkala berada pada tahap zigot. Spora ini merupakan struktur yg tetap yg penyebarannya melalui makanan, air, atau gigitan serangga.
Meskipun Sporozoa tak mempunyai alat gerak, namun ia mengandung organel kompleks yg membantunya menempel & menyerang inang. Banyak anggotanya yg memiliki siklus hidup yg kompleks. Oleh alasannya itu, kelas Sporozoa disebut pula dgn Apicomplexa. Salah satu teladan Sporozoa yg terkenal ialah penyebab penyakit malaria, yaitu Plamodium.
5. Filum Foraminifera
Foraminifera mencakup lebih dr 30.000 jenis yg telah diketahui, sebagian diantaranya merupakan fosil. Foraminifera ibarat Amoeba yg hidup di maritim tetapi mempunyai cangkang pelindung yg disebut testa. Kebanyakan testa berdinding rapat, tetapi ada pula yg berpori. Bentuk testa beragam, ada yg mirip tabung sederhana hingga yg berbentuk bilik spiral. Ukurannya rata-rata hanya 0,05 cm tetapi ada yg meraih 8 cm.
Foraminifera bergerak dgn pseudopodia kecil yg timbul pada belahan testa yg terbuka yg disebut apertur. Pada testa yg berpori, pseudopodia menjulur lewat pori-pori ini. Foraminifera meningkat biak dengan-cara seksual & aseksual. Seluruh sitoplasma dipakai untuk membentuk sel anak sehingga sel induk mati setelah berkembang biak. Foraminifera yg ada yg hidup di dasar laut & ada yg mengapung di permukaan laut menyusun plankton. Makanan khususnya ialah basil & diatom.
Makhluk dgn dinding sel lunak yg disebut Foraminifera (sejenis plankton) ini terdeteksi oleh kapal selam robot, Kaiko milik Jepang, oleh Yuko Toda & rekan-rekannya dr Shizuoka University. Kemudian penemuan ini dilaporkan dlm majalah Science. Dalam tulisan tersebut diterangkan jalur korelasi Foraminifera berdinding lunak & tergolong satu-satunya species yg pernah menjelajahi daratan & lautan. Analisis DNA organisme makhluk baru yg didapatkan ini pula menunjukkan mereka merupakan keluarga organisme primitif dr zaman Precambrian.
Apabila Foraminifera mati, cangkang testanya karam & berkumpul membentuk tanah globigerina (diambil dr nama Globigerinidae, yaitu salah satu familia dr Foraminifera yg paling melimpah). Piramida di Mesir dibentuk dr tanah Foraminifera yg dilapisi dgn granit. Para andal geologi pula mempelajari endapan cangkang Foraminifera sebagai isyarat lokasi ditemukannya cadangan minyak bumi.
6. Filum Actinopoda
Actinopoda artinya kaki sinar. Pemberian nama ini mengacu pada bentuk pseudopodia runcing yg memencar dr badan Actinopoda. Pseudopodia tipe ini disebut axopodia. Axopodia menolong organisme ini mengapung & memangsa organisme yg lebih kecil.
Contoh anggota filum ini ialah Heliozoa & Radiozoa. Heliozoa umumnya hidup di air tawar & menggunakan axopodia untuk memangsa, sedangkan Radiozoa umumnya hidup di laut dgn cangkang bersilikat yg berlawanan-beda pada setiap spesies.