Kepemimpinan

PENGERTIAN

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin dipakai dalam konteks hasil penggunaan tugas seseorang berhubungan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan banyak sekali cara. Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelpor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, pencetus, ketua, kepala, penuntun, raja, tuatua, dan sebagainya. Pemimpin yaitu suatu lakon/tugas dalam tata cara tertentu; kesudahannya seseorang dalam peran formal belum pasti mempunyai ketrampilan kepemimpinan dan belum pasti bisa memimpin.

Kepemimpinan ialah kesanggupan individu untuk mensugesti, memotivasi dan menciptakan orang lain mampu menunjukkan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi ( House et.al,.1999 ; 184 ). 

Menurut Kartono (2006:10), kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan susila yang inovatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengganti sikap, sehingga mereka menjadi conform dengan impian pemimpin. Kepemimpinan ialah proses menghipnotis dalam menentukan organisasi, memotivasi sikap pengikut untuk meraih tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki golongan dan budayanya (Rivai, 2005:2).

Dengan kemampuan seorang pemimpin untuk mampu mempengaruhi suatu golongan kearah tercapainya tujuan (Robbins, 2008 ; 163). Kepemimpinan memegang peranan yang sungguh penting dalam manajemen dan merupakan inti dari administrasi. Seperti yang dikatakan oleh Dimock dan Koening “ Leadership is the key of management/administration “ (Handayaningrat, 1990 : 61).


Definisi kepemimpinan berdasarkan Hersey dan Blanchard (1990 : 99) yaitu sebagai berikut : “ Leadership is an influence process working with and through others to accomplish the goal of an organization “.

Sedangkan definisi kepemimpinan berdasarkan Dubrin (2005 : 3) ialah sebagai berikut : “Kepemimpinan adalah upaya mensugesti banyak orang lewat komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang, dengan petunjuk atau perintah, langkah-langkah yang menjadikan orang lain bertindak dan merespons dan mengakibatkan pergantian konkret, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka meraih tujuan, kemampuan untuk membuat rasa yakin diri dan derma diantara bawahan biar tujuan organisasional mampu tercapai ”.

GAYA KEPEMIMPINAN

Seorang pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinan yang paling tepat ialah yang dapat memaksimumkan kinerja dan mudah dalam menyesuaikan dengan segala situasi dalam organisasi ( Mulyadi dan Rivai, 2009 ). 

Definisi gaya kepemimpinan berdasarkan Ranupandoyo dan Husnan (2002:224) yakni selaku berikut :
“ Gaya kepemimpinan ialah sebuah tingkah laris yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu ”.

Definisi lain berdasarkan Dubrin ( 2005 : 112 ) adalah “ Gaya Kepemimpinan ialah sebuah perilaku yang dijalankan secara konsisten untuk menawarkan ciri seorang pemimpin yang berorientasi pada peran dan orientasi pada hubungan “.

Menurut Thoha (2003), gaya kepemimpinan ialah norma sikap yang dipakai seseorang pada ketika orang tersebut menjajal mensugesti orang lain seperti yang ia lihat. Menurut Winardi (2000:78), gaya kepemimpinan yaitu sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami suksesnya kepemimpinan dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian pada apa yang dijalankan oleh pemimpin tersebut. 

Menurut Rivai (2002:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan semoga sasaran organisasi tercapai, ialah :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter 
Kepemimpinan sewenang-wenang disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator.
Pemimpin menunjukkan kode kepada bawahan, menerangkan apa yang harus dilaksanakan, berikutnya karyawan melakukan tugasnya sesuai dengan yang ditugaskan oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini memakai sistem pendekatan kekuasaan dalam meraih keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sebuah struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama antara atasan dengan bawahan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, mampu melakukan pekerjaan sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan sarat pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan yaitu menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi kalau diminta bawahan.

  Tata Cara Isu Direktur

Fungsi Dan Tipe Kepemimpinan 

Kepemimpinan akan berlangsung efektif bila bisa memenuhi fungsinya, meskipun pada kenyataannya tidak semua tipe kepemimpinan memberikan peluang yang serupa untuk mewujudkannya. Setiap pemimpin harus bisa mengecek suasana kalangan atau organisasinya yang mampu dimanfaatkan dalam merealisasikan fungsi kepemimpinan dengan kerjasama dan pinjaman orang-orang yang dipimpinnya.

Fungsi kepemimpinan menurut Hill dan Caroll (1997) yaitu mempunyai dua dimensi diantaranya selaku berikut : 
a. Dimensi tingkat kemampuan mengarahkan (direction) langkah-langkah atau kegiatan pemimpin, yang tampakpada jawaban orang-orang yang dipimpinnya.

b. Dimensi tingkat pemberian (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melakukan peran golongan atau organisasi, yang dijabarkan lewat keputusan dan kebijakan pemimpin

Berdasarkan kedua dimensi tersebut secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu : 
1. Fungsi Instruktif Pemimpin berfungsi selaku komunikator yang memilih perintah semoga keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
2. Fungsi Konsultatif Pemimpin mampu menggunakan fungsi komunikasi dua arah.
3. Fungsi Partisipasi Pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang dalam pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaannya.
4. Fungsi Delegasi Pemimpin menawarkan wewenang untuk menciptakan keputusan

5. Fungsi Pengendalian Kepemimpinan yang efektif harus bisa mengendalikan aktifitas anggotanya secara terarah dan terkoordinasi sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

Sifat-sifat Kepemimpinan 
Menurut Ordway Tead yang dikutip oleh Buchari Alma (2003:132) mengemukakan sepuluh sifat kepemimpinan sebagai berikut : 
1. Energi Jasmaniah dan Mental 
Yaitu seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak akan habis.
2. Kesadaran Akan Tujuan dan Arah 
Pimpinan memiliki akidah teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam meraih tujuan terarah.

3. Antusiasme 
Pimpinan percaya bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memperlihatkan keinginan berhasil dan menghidupkan semangat optimisme . 
4. Keramahan dan Kecintaan
Sifat ramah dapat menghipnotis orang lain dalam mengakibatkan kesediaan berkorban untuk mencapai keberhasilan perusahaan.
5. Integritas 
Seorang pemimpin memiliki perasaan sejiwa, senasib, dan sepenanggungan dengan karyawannya dalam mengerjakan perusahaan.
6. Penguasaan 
Teknis Seorang pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka beliau harus menguasai sebuah wawasan atau wawasan teknis.
7. Ketegasan Dalam Mengambil Keputusan 
Pimpinan harus tegas dalam mengambil keputusan sehingga ia dapat meyakinkan bawahan dan mendukung kebijakannya.
8. Kecerdasan 
Seorang pemimpin harus mampu melihat/mengetahui sebab akhir suatu gejala, menemukan jalan keluar dengan cara yang efektif.
9. Keterampilan 
Mengajar Seorang pemimpin yaitu guru yang mendidik, mengarahkan dan memotivasi karyawannya untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan.

10. Kepercayaan 
Jika seorang disenangi oleh bawahan, maka akan muncul dogma dari bawahan kepada pemimpin

Syarat-syarat Kepemimpinan 
Syarat-syarat kepemimpinan secara garis besar idealnya mempunyai 3 (tiga) klasifikasi umum selaku berikut : 
1. Kemampuan memeriksa dan menarik kesimpulan yang sempurna. 
2. Kemampuan untuk menyusun organisasi, menyeleksi dan menempatkan orang-orang yang tepat.

3. Kemampuan menciptakan organisasi untuk menuju tujuan, harapan agar tujuan dan putusan-putusan itu mampu diterima dengan baik

Teori Gaya Kepemimpinan 

Menurut Dubrin ( 2005 : 113 ) teori gaya kepemimpinan berisikan tiga teori yaitu : 

1. Partisipative Leadership 
Ciri gaya ini yaitu seorang pemimpin dalam menciptakan suatu keputusan selalu mengikutkan para bawahannya. Pemimpin mendapatkan seluruh masukan dari bawahan. Gaya ini terdiri dari:
a. Consultative Leadership 
Cirinya yakni senantiasa mengkonsultasikan apalagi dulu rencana keputusan yang sudah dibuat kepada para bawahannya.
b. Consensus Leadership 
Cirinya yaitu senantiasa berdiskusi dengan bawahan yang berkompeten sehingga keputusan tersebut disokong sarat oleh seluruh bawahannya.
c. Democratic Leadership 
Cirinya yakni senantiasa menyerahkan kepada bawahan,mengumpulkan semua opini dan menjumlah suara untuk mengambil keputusannya.

2. Autocratic Leadership 
Cirinya yaitu selalu menetapkan sendiri dan para bawahan hanya selaku pelaksana sebab didasari pada orientasi tugas saja.
3. Enterpreneurial Leadership 
Cirinya yaitu dalam menciptakan keputusan senantiasa berhubungan dengan perjuangan baik dalam mendapatkan dan melaksanakan perjuangan yang gres.

Menurut Heidjrachman dan Saud Husnan (2002:225), teori mengenai kepemimpinan terdiri atas tiga teori sebagai berikut :

1. Otokratis 
Pengambilan keputusan sendiri dan para bawahan cuma selaku pelaksana. Menggunakan pendekatan formal menurut kedudukan dan status dan berorientasi pada kekuasaan.
2. Demokratik 
Mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan keputusan. Menggunakan pendekatan formal dan informal. Orientasi pada peran dan hubungan yang bersifat relasional.
3. Delegative 
Pemimpin cuma simbol dan penasehat. Memberikan kebebasan penuh pada bawahan dalam mengambil keputusan.

Robert J.House (House,1971 ; House dan Mitchell,1974) berbagi versi kepemimpinan yang disebut Model Jalur Tujuan ( Path-Goal Model ) yang berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam banyak sekali situasi sebab memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi pandangan pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri dan jalan untuk mencapai tujuan.

Perilaku pemimpin berdasarkan House dan Mitchell ( 1974 ) didefinisikan sebagai berikut : 
1. Kepemimpinan Suportif ( Suportive Leadership ) ialah menawarkan perhatian kepada keperluan bawahan yang menawarkan perhatian akan kesejahteraan mereka dan menciptakan iklim yang bersahabat dalam lingkungan kerja.
2. Kepemimpinan Instrumen ( Instrumental Leadership ) adalah membiarkan bawahan mengenali apa yang dibutuhkan untuk mereka lakukan, memperlihatkan bimbingan, meminta bawahan untuk mengenali peraturan dan mekanisme serta pembuatan jadwal dan mengkoordinasikan pekerjaan.
3. Kepemimpinan Partisipatif ( Partisipative Leadership ) yakni senantiasa berkonsultasi dengan bawahan untuk mengambil sebuah keputusan dengan mempertimbangkan opini dan tawaran mereka.

Menurut teori ini, pengaruh dari sikap pemimpin pada kepuasan dan upaya bawahan bergantung pada aspek suasana, karakteristik tugas dan bawahan yang dapat menentukan kesempatanuntuk mengembangkan motivasi bawahan dan cara pemimpin dalam bertindak untuk mengembangkan motivasi para bawahan serta pilihan bawahan akan sebuah teladan sikap pemimpinn yang mempengaruhi pengaruh dari pemimpin kepada kepuasan bawah