Tokoh Pramuka – Setiap tahun, tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka di Indonesia. Populeritas Pramuka di Indonesia tak terlepas dr usaha tokoh-tokoh ahli di baliknya. Siapa saja tokoh Pramuka Indonesia?
Pramuka yakni sebuah organisasi kepanduan yg masih populer hingga ketika ini di Indonesia. Kata “Pramuka” sendiri merupakan singkatan dr “Praja Muda Karana”, yg dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Gerakan kepanduan atau Pramuka sebetulnya telah ada semenjak zaman sebelum kemerdekaan & terus meningkat hingga dikala ini. Populeritas gerakan Pramuka di Indonesia pastinya didorong oleh para tokoh di baliknya. Tanpa donasi fatwa & usaha dr tokoh-tokoh Pramuka Indonesia, organisasi ini tak akan menjadi organisasi yg eksis hingga dikala ini. Berikut tokoh-tokoh pramuka di Indonesia
Table of Contents
Soekarno
Ir. Soekarno lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901 dgn nama orisinil Koesno Sosrodihardjo. Beliau yakni anak dr pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo & Ida Ayu Nyoman Rai. Namun, karena sering sakit, nama beliau diubah menjadi Soekarno.
Salah satu tokoh Pramuka terkenal di Indonesia adalah Presiden Soekarno. Beliau berperan dlm memadukan puluhan gerakan kepanduan yg ada di Indonesia melalui Panitia Gerakan Pramuka yg diresmikan bareng Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 9 Maret 1961.
Baca juga: Dasa Darma Pramuka: Pengertian, Isi, & Fungsi
Setelah itu, Presiden Soekarno merilis Keppres RI No. 238 tahun 1961, yg mengendalikan ihwal Gerakan Pramuka. Dalam Keppres ini, Presiden Soekarno memutuskan bahwa segala aktivitas pendidikan kepanduan untuk perjaka akan dikerjakan oleh asosiasi Gerakan Pramuka.
Presiden Soekarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka pada tanggal 9 Maret 1961. Anggota dr panitia ini termasuk Sri Sultan HB IX, Prof. Prijono, A Azis Saleh, & Achadi. Keempat anggota ini berhasil menyusun Anggaran Dasar Gerakan Pramuka & Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961 wacana Gerakan Pramuka.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX yakni tokoh Pramuka Indonesia yg terkenal & disebut sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Sejak muda, beliau sudah aktif dlm acara kepanduan. Pada permulaan 1960-an, Sri Sultan HB IX diangkat sebagai Pandu Agung atau pemimpin kepanduan. Ia bersama Presiden Soekarno mempunyai planning untuk menyatukan seluruh organisasi kepanduan di Indonesia menjadi satu wadah besar.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Presiden Soekarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka pada tanggal 9 Maret 1961. Anggota dr panitia ini adalah Sri Sultan HB IX, Prof. Prijono, A Azis Saleh, & Achadi. Keempat anggota ini berhasil menyusun Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sekaligus Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961, tentang Pramuka.
Baca juga: Sejarah Pramuka: di Dunia & Indonesia
Organisasi Pramuka resmi berdiri pada tanggal 14 Agustus 1961, yg kemudian ditetapkan selaku Hari Pramuka. Sri Sultan HB IX diangkat sebagai Ketua Kwartir Nasional selama empat periode, yakni 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970, & 1970-1974. Ia pula berinisiatif Gerakan Tabungan Pramuka pada tahun 1974. Selain itu, beliau pula mencetuskan Tri Satya Pramuka & Dasa Dharma Pramuka, yaitu sebuah akad kesetiaan bagi anggota Pramuka.
Kepiawaian & jasa Sri Sultan HB IX dlm dunia Pramuka tak cuma terdengar di Indonesia, namun pula hingga ke kancah internasional. Pada tahun 1973, dia dianugerahi penghargaan Bronze Wolf Award dr World Organization of the Scout Movement (WOSM).
Prijono
Prof. Dr. Prijono lahir pada 20 Juli 1905 di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Leiden, Belanda, ia berhasil menjangkau gelar doktor dlm bidang sastra & linguistik.
Selain itu, Prof. Prijono pula mempunyai karir yg sukses, aktif dlm aneka macam asosiasi, & mendapatkan berbagai jenis penghargaan. Ia bahkan diangkat sebagai Menteri Pendidikan & Kebudayaan oleh Presiden Soekarno.
Baca juga: Trisatya Pramuka: Defenisi, Isi, & Fungsi
Saat menjabat sebagai menteri, Prof. Prijono ditunjuk selaku salah satu anggota Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka, yg diresmikan pada 9 Maret 1961 oleh Presiden Soekarno. Bersama dgn tiga anggota yang lain, Prijono bertanggung jawab dlm menyusun Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yg kemudian dibarengi dgn keluarnya Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961 wacana Gerakan Pramuka.
A. Aziz Saleh
Abdul Azis Saleh adalah seorang dokter & politikus Indonesia yg pernah menjabat sebagai menteri di Kabinet Djuanda hingga Kabinet Dwikora I. Selama 9 tahun, ia memegang aneka macam posisi menteri, tergolong Menteri Koordinator Kompartemen Perindustrian Rakyat Indonesia (1962-1966) & Menteri Perindustrian Kerajinan Indonesia (1964-1966).
Baca juga: Motif Ekonomi: Pengertian, Tujuan, Sifat & Macamnya
Pada tahun 1961, tatkala Azis Saleh menjabat selaku Menteri Koordinator Kompartemen Perindustrian Rakyat Indonesia, ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk menjadi anggota Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka bersama Sri Sultan HB IX, Prijono, & Achadi.
Berkat kontribusinya dlm pengembangan Gerakan Pramuka di Indonesia, Azis Saleh dianugerahi penghargaan Tunas Kencana, penghargaan tertinggi dr Gerakan Pramuka sehabis reformasi.
Mochamad Achadi
Drs. Mohamad Achadi yaitu tokoh Pramuka terkini di Indonesia. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Transmigrasi, Koperasi, & Pembangunan Masyarakat Desa dlm Kabinet Kerja II dr 18 Februari 1960 hingga 6 Maret 1962.
Baca juga: Tujuan Pendidikan Pancasila Beserta Landasannya
Selain itu, Achadi pula diseleksi oleh Presiden Soekarno selaku anggota Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Bersama dgn para tokoh sebelumnya, Achadi turut berperan dlm pengesahan Gerakan Pramuka pada 1961.
Referensi
- Situs web resmi Gerakan Pramuka Indonesia: https://www.pramukaindonesia.org/
- Situs web Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Indonesia: https://www.kemdikbud.go.id/
- Buku “Sejarah Pramuka Indonesia” oleh Budiarto & Kastubi, diterbitkan oleh Pusat Pembinaan & Pengembangan Pramuka, 2007.
- Buku “Jejak Langkah Pak Harto” oleh Nugroho Notosusanto, diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, 2008.
- Buku “Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi” oleh R.D. Roeslan Saleh, diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, 2014.