Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat – Selain keindahan alamnya, kekayaan provinsi Sulawesi Barat berupa budaya yg unik & beraneka ragam. Salah satu budaya tradisional berupa alat musik kawasan yg berasal dr Sulawesi Barat.
Beberapa penduduk mengenalnya dgn sebutan alat musik tradisional Sulawesi Barat. Alat musik tradisional Sulawesi Barat terdiri dr aneka macam jenis alat musik dgn keunikan & ciri khasnya, mirip alat musik tiup, tabuh, maupun alat musik petik.
Dari sekian banyak alat musik khas Sulawesi Barat, mampu disimak klarifikasi lengkapnya pada artikel di bawah ini.
Daftar Isi
Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat
Alat musik tradisional merupakan alat musik khas yg berasal dr berbagai tempat di Indonesia. Biasanya alat musik tradisional bersifat sederhana & cenderung menciptakan bunyi yg khas.
Alat musik tradisional Sulawesi Barat sendiri yakni alat musik khas yg berasal dr beberapa daerah di provinsi Sulawesi Barat. Beberapa alat musik tersebut merupakan alat musik khas penduduk suku Mandar, Balanipa, & Mamasa.
Alat musik tersebut menjadi salah satu media hiburan penduduk setempat, pula kerap dimainkan untuk pengiring upacara adab masyarakat Sulawesi Barat. Alat musik tersebut tak cuma menjadi kebudayaan semata, melainkan pula menjadi identitas bagi masyarakat setempat.
Macam Macam Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat
Alat musik tradisional Sulawesi Barat cukup beraneka ragam, mulai dr alat musik tiup, tabuh, sampai petik. Setiap alat musik memiliki ciri khas & keunikannya masing-masing.
Setidaknya terdapat 8 jenis alat musik yg berasal dr beberapa daerah di Sulawesi Barat yg mencakup alat musik Sattung, Rawana, Pompang, Kecapi Mandar, Pakkeke, Calong, Gongga Lima, & Gongga Lawe. Berikut yaitu klarifikasi lengkap mengenai 8 jenis alat musik tradisional Sulawesi Barat.
No | Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat |
1 | Alat Musik Sattung |
2 | Alat Musik Rawana/Rebana |
3 | Alat Musik Pompang |
4 | Alat Musik Kecapi Mandar |
5 | Alat Musik Pakkeke (Keke) |
6 | Alat Musik Calong |
7 | Alat Musik Gongga Lima |
8 | Alat Musik Gonggo Lawe |
1. Alat Musik Sattung
Alat musik tradisional Sulawesi Barat yg pertama diberi nama Sattung. Alat musik ini tergolong ke dlm alat musik petik yg terbuat dr bambu kering. Nama Sattung berasal dr kata “kalipattung” yg mempunyai makna “katak yg berbunyi selepas hujan turun di waktu malam”.
Diceritakan dlm sejarah, wassu-wassuli atau pondok kecil yg dipakai sebagai tempat beristirahat & bersenang-senang di puncak gunung oleh Tomokaka Tinunnungan. Pada ketika masa peristirahatannya, ia mendengar suara yg lalu dikenal dgn bunyi kalipattung.
Kemudian, Tomokaka Tinunnungan memiliki inisiatif untuk menirukan bunyi tersebut dgn bikin sebuah alat yg dapat menyerupai kalipattung. Alat tersebut kemudian dinamakan dgn Sattung.
Selain itu, nama Tinunnungan lalu dijadikan sebagai nama sebuah wilayah yg berada di sekitar 1 kilometer dr Dusun Limboro, Desa Ongko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Wilayah ini pula masih menjadi wilayah Kerajaan Balanipa.
Pada permulaan perkembangannya, Sattung lazimdimainkan selaku media hiburan di kala waktu senggang. Dengan seiring berkembangnya waktu, kemudian Sattung dimainkan sebagai instrumen untuk mengiringi upacara pelantikan raja di Kerajaan Balanipa.
Lama kelamaan, alat musik Sattung tak aktif lagi dimainkan mirip semula, melainkan hanya dimainkan selaku instrumen komplemen dlm kesenian pertunjukan “Orkes Toriolo”.
Alat musik Sattung dibikin dr bahan bambu kering, makin panjang ruasnya maka semakin cantik mutu suara yg dihasilkan. Proses pembuatannya dikerjakan dgn memotong bambu sesuai dgn panjang 1 ruas bambu, sehingga tulang tetap melekat & kedua ujungnya tetap tertutup.
Kemudian, belahan ujung-ujung bambunya diikat dengan-cara terorganisir agar tak rusak tatkala dicukil kulit bambu sebanyak 3 hingga 3 kali. Hasil cungkilan tersebut diberi greff atau pengganjal dawai dr ujung satu ke ujung lainnya.
Serta pada serpihan tengah ruas bambu dibuat lubang sebagai ruang resonansi bunyi, di potongan tengah dawai pula dipasang kayu tipis sebagai tempat untuk memetik dawai. Terakhir, untuk menciptakan efek vibrator atau getaran suara, maka pada kepingan tulang yg berada di sebelah kiri dibuat lubang lagi.
2. Alat Musik Rawana/Rebana
Barangkali memang tak ajaib bagi kita mengenai alat musik Rebana, sebab alat musik jenis ini telah banyak digunakan oleh beberapa kawasan yang lain di Indonesia.
Di Sulawesi Barat, Rebana banyak dikenal dgn sebutan Rawana. Alat musik Rawan merupakan alat musik tradisional yg tergolong ke dlm alat musik membranofon, yakni jenis alat musik yg memakai kulit atau selaput tipis yg direntangkan yg dapat menciptakan bunyi.
Keberadaan Rawana selaku alat musik tradisional yakni hasil guelturasi budaya antara budaya Arab dgn budaya Mandar. Dalam bahasa Arab, Rawana iartikan sebagai Lafud.
Sekitar periode ke-17, atau pada ketika masa pemerintahan Raja Mandar ke-4 yg bernama Daetta yakni anak pertama raja ke-2, Tomeppayung yakni cucu Raja Mandar I Imanyambungi atau Todilaling.
Wilayah tersebut disebutkan selaku target penyebaran suatu paham yg dapat menentang keyakinan animisme atau penyembahan berhala. Paham yg menentang itulah merupakan dampak dr kebudayaan Arab.
3. Alat Musik Pompang
Alat musik Pompang merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Barat, yakni alat musik khas suku Mamasa wilayah Sulawesi Barat.
Alat musik jeni ini dibuat dr potongan-potongan bambu yg dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi suatu alat musik yg mampu menghasilkan suara & nada-nada iatonis semacam instrumen musik barat lainnya.
Alat musik Pompang dimainkan dgn cara ditiup & dimainkan tolong-menolong dengan-cara ansambel atau musik orkestra yg melibatkan banyak musisi di dlmnya. Keberadaan ansambel musik Pompang sudah sangat berkaitan erat dlm kehidupan penduduk Mamasa Sulawesi Barat.
Sampai ketika ini, keberadaan musik Pompang tersadar oleh masyarakat sebab sudah menjadi ciri khasnya & identitas budaya masyarakat Mamasa. Hal ini dibuktikan dgn acara-acara budaya yg memperlihatkan kesenian daerah.
Selain itu kesenian alat musik Pompang sendiri pula kerap ditemukan di beberapa wilayah yg dihuni penduduk Tana-Toraja Sulawesi Selatan & Kalumpang Sulawesi Barat. Keberadaan kesenian Pompang tumbuh & meningkat di wilayah pegunungan, sedangkan di wilayah pesisir masih banyak penduduk yg belum banyak mengenal alat musik tradisional Sulawesi Barat ini.
Hal ini dikarenakan kurangnya minat masyarakat pesisir khususnya para seniman pesisir dlm berbagi musik tradisional jenis Pompang ini. Selain itu, pula dikarenakan oleh kurangnya minat pada alat-alat musik tiup, sehingga di wilayah pesisir penduduk lebih condong didominasi oleh instrumen musik yg dimainkan dgn ditabuh & dipetik.
4. Alat Musik Kecapi Mandar
Kecapi Mandar merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Barat. Alat musik jenis ini pula diketahui dgn istilah Kecaping Tobaine ini berasal dr Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Pada permulaan perkembangannya, Kecapi Mandar merupakan alat musik yg lazimdimainkan untuk mengisi waktu senggang. Namun seiring berjalannya waktu, alat musik jenis ini lazimdimainkan sebagai pengiring berbagai upacara budbahasa Polewali Mandar atau beberapa program penting yang lain.
Dalam permainannya, Kecapi Mandar biasanya dimainkan untuk mengiringi berbentuksyair yg terbagi menjadi 3 klasifikasi, yakni Tolo atau dongeng perihal kepahlawanan, Tere atau kebanggaan pada seseorang & Masala atau syair bergenre religi.
Keunikan dr alat musik Kecapi Mandar yakni bagaimana cara memainkannya. Dengan kata lain bahwa Kecapi cenderung dimainkan oleh perempuan yg lebih melengkung.
5. Alat Musik Pakkeke (Keke)
Alat musik Sulawesi Barat berikutnya diketahui dgn sebutan Pakkeke atau Keke. Alat musik jenis ini berasal dr suku Mandar, Sulawesi Barat.
Keunikan dr alat musik tradisional Sulawesi Barat ini yaitu bentuknya & bunyi yg dihasilkan khas.
Bahan material dr alat musik Pakkeke ialah bambu dgn ukuran kecil. Pada potongan ujung bambu kecil tersebut, ditambahkan daun kelapa kering yg dililitkan sebagai pembawa imbas bunyi yg dihasilkan oleh alat musik Pakkeke.
Biasanya alat musik tradisional Pakkeke dimainkan oleh masyarakat tatkala di ladang atau sawah untuk mengisi waktu senggang atau di kala istirahat sesudah bekerja.
Seiring berkembangnya zaman, kini alat musik Pakkeke pula kadang-kadang dimainkan untuk pertunjukan kesenian yg dikolaborasikan dgn beberapa alat musik tradisional Sulawesi Barat lainnya.
6. Alat Musik Calong
Calong merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Barat yg yang dibuat dr buah kelapa. Alat musik Calong ini dapat menciptakan bunyi semacam marimba, tapi dgn kombinasi nada yg berpengaruh & tinggi.
Dalam pembuatannya, alat musik tradisional Calong memerlukan beberapa bahan mirip buah kelapa, bambu, & lidi.
Alat musik Calong ini biasa dimainkan dgn menghasilkan nada pentatonis, yakni cuma mempunyai 4 nada yg tersusun dgn hukum tradisional, yakni berlainan dgn tuts piano yg tersusun dengan-cara berurutan dr nada paling rendah menuju ke nada yg makin tinggi.
Seiring kemajuan zaman, beberapa seniman sudah membuat Calong dgn dilengkapi nada lengkap atau iatonis. Hal ini dilaksanakan agar dapat dikolaborasikan dgn alat-alat musik modern lainnya.
Meski telah ada alat musik Calong modern, alat musik Calong tradisional masih dipertahankan eksistensinya & dipatenkan pada nada-nada pentatonisnya.
Terlebih lagi Calong masih banyak disenangi oleh belum dewasa Mandar & termasuk alat musik yg dianjurkan oleh pihak pendidikan untuk dipelajari di sekolah. Calong dijadikan selaku pelajaran kesenian biar siswa sekolah kian mengenal aset budaya Mandar.
7. Alat Musik Gongga Lima
Gongga Lima pula merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Barat. Alat musik Gongga Lima ini tergolong ke dlm alat musik keluarga idiofon, yakni jenis alat musik yg bunyinya berasal dr tubuh alat musik tersebut.
Pada zaman dahulu, pentasGongga Lima umumdimainkan dengan-cara dadakan atas dasar kesepakatan pemain, tanpa ada penyusunan rencana jauh sebelumnya. Disampaikan Kadatira bahwa tatkala matahari terbenam & hari menjelang malam menyelimuti suasana kampung, satu demi satu para cowok berdatangan & tak ketinggalan mereka memainkan alat musik Gongga Lima.
Peristiwa tersebut hampir setiap hari dijalankan. Jika anak-anak muda sudah tiba & berkumpul, maka lomba Gongga Lima iadakan & pentasseni kawasan Mandar pun berjalan dgn meriah.
Meski dinamakan kontes, tetapi setiap digelarnya lomba Gongga Lima ini tak didatangi juri khusus selaku penentu pemenang kontes. Justru pemenang lomba ditentukan oleh akad sesama pemain & pertunjukan digelar tanpa dilengkapi panggung sekalipun.
Hadiah yg didapatkan taklah memiliki arti bagi para pemain alat musik Gongga Lima, bagi mereka pentasini dijalankan untuk tujuan hiburan & meniadakan suasana sunyi di kala malam tiba di tempat perkampungan.
Penilaian pemenang didasarkan pada kemerduan bunyi yg dihasilkan Gongga Lima & bagaimana cara memainkannya. Dan penilaiannya pun dikerjakan dgn jarak jauh, supaya bunyi yg didengarkan mampu terdengar terang.
Bahkan penilaiannya pula cukup unik, yakni mereka mampu menilai tatkala indera pendengaran ditutup, jadi bisa dikatakan bahwa penduduk Balanipa sudah mengerti & jago perihal bagaimana bentuk suara yg merdu atau tak.
Bagi mereka yg sudah ditentukan selaku pemenang, terkadang mujur karena Gongga Lima terbaik dapat digantikan atau ditukar dgn pohon kelapa.
Seiring berkembangnya zaman, permainan Gongga Lima semacam ini sudah jarang didapatkan lantaran pemain yg sudah jarang ditemukan. Sehingga ketika ini, Gongga Lima hanya dimainkan untuk memperbesar bunyi atau efek garapan musik selaku upaya melestarikan alat musik tradisional Sulawesi Barat ini.
Tidak didapatkan jenis Gongga Lima yg mendasar, lantaran sejak dahulu hingga dikala ini tak pernah dilaksanakan pergantian atau pengembangan pada alat musik Gongga Lima baik dengan-cara bentuk maupun bunyi yg diharapkan.
8. Alat Musik Gonggo Lawe
Alat musik tradisional Sulawesi Barat yg terakhir diketahui dgn istilah Gonggo Lawe. Alat musik tradisional jenis ini merupakan alat musik yg lazimdimainkan oleh suku Mandar yg banyak mendiami Sulawesi Barat.
Uniknya, alat musik Gonggo Lawe ini umumdimainkan dgn memakai rongga verbal sebagai bentuk resonansi suara, sehingga dapat mencapai getaran yg kemudian menciptakan nada khas Gonggo Lawe.
Dalam pembuatannya, alat musik Gonggo Lawe ini dibikin dr bahan pohon aren atau masyarakat Mandar menyebutnya dgn ponna manyang. Dalam proses pembuatannya pula mampu dikatakan cukup susah, sehingga alat musik jenis Gonggo Lawe ini cuma bisa dibikin oleh para maestro yg sudah mahir & handal.
Penutup Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat
Demikian klarifikasi mengenai alat musik tradisional Sulawesi Barat yg bermacam-macam & unik. Bagaimana? Begitu kaya & beragam bukan kekayaan budaya bangsa Indonesia?
Eits, tapi ini cuma salah sekian dr alat musik tradisional Indonesia loh, masih banyak lagi alat musik tradisional yg berasal dr berbagai tempat lainnya. Makara, yuk datangi halaman lain Romadecade & kian identifikasi budaya bangsa kita yg beraneka ragam ini.
Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat
sumber referensi:
@https://keluyuran.com/alat-musik-tradisional-sulawesi-barat/
@https://gasbanter.com/alat-musik-tradisional-sulawesi-barat/
@https://tambahpinter.com/alat-musik-sulawesi-barat/