Kerajaan Pagaruyung – Di tanah Sumatera berdiri suatu kerajaan dgn dua masa, yakni masa bercorak Hindu-Budha & masa Islam. Kerajaan ini tak lain merupakan Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan ini hadir & memberikan perjalanan sejarah tersendiri di tanah Sumatera.
Oleh lantaran itu, kali ini kita akan membicarakan dengan-cara lengkap terkait kerajaan Pagaruyung, mulai dr sejarah berdirinya, wilayah kekuasaannya, metode pemerintahan, hingga tercetuslah Perang Padri selaku cikal bakal kemunduran kerajaan. Penjelasan lengkap ini dapat kita simak pada uraian di bawah ini:
Daftar Isi
Kerajaan Pagaruyung
Kerajaan Pagaruyung merupakan kerajaan di Indonesia yg mengalami dua masa sekaligus, yakni masa Hindu-Budha & masa Islam.
Nama kerajaan ini dirujuk dr nama pohon Nibung atau Ruyung
Ketika permulaan diresmikan pada 1347 M, Kerajaan Pagaruyung bercorak Hindu-Buddha. Kemudian pada kurun ke-17, Kerajaan Pagaruyung bermetamorfosis bercorak Islam.
Kerajaan Pagaruyung terletak di Provinsi Sumatera Barat & sebagian Provinsi Riau.
Pagaruyung berkuasa selama 5 abad, & karenanya runtuh dlm insiden Perang Padri.
Wilayah Kekuasaan Kerajaan Pagaruyung
Wilayah kekuasaan Pagaruyung mencakup dataran tinggi pedalaman Sumatera, wilayah pantai timur Arcat ke Jambi, & kota-kota pelabuhan pantai barat Panchur (Barus), Tiku & Pariaman.
Dinyatakan pula bahwa tanah Indragiri, Siak dan Arcat merupakan cuilan dr tanah Minangkabau, dgn Teluk Kuantan sebagai pelabuhan utama raja Minangkabau.
Di dlm Tambo yg merupakan legenda akhlak minangkabau bahwa wilayah Pagaruyung meliputi, Pasaman Barat, Sumatera Barat, Bengkulu, Kabupaten Bungo, & Kabupaten Kampar Riau.
Sistem Pemerintahan Kerajaan Pagaruyung
Sistem pemerintahan Pagaruyung nyaris sama dgn pemerintahan di Majapahit, & pula menyesuaikan dgn kerajaan yg ada sebelumnya, yakni Dharmasraya & Sriwijaya.
Pagaruyung menganut sistem raja triumvirat atau tiga orang raja yg bersila, yg mencakup:
- Raja Alam yang berkedudukan di Pagaruyung;
- Raja Adat yang berkedudukan di Buo;
- Raja Ibadat yang berkedudukan di Sumpur Kudus.
Selain raja, Pagaruyung pula memiliki 4 orang pembesar utama yg disebut dgn Basa Ampek Balai. Keempat pembesar utama di antaranya yaitu:
- Bandaro yang berkedudukan di Sungai Tarab;
- Makhudum yang berkedudukan di Sumanik;
- Indomo yang berkedudukan di Suruaso;
- Tuan Gadang yang berkedudukan di Batipuh.
Selain raja & para menteri, ada pula pegawanegeri pemerintahan yg bertugas menjalankan kebijakan dr kerajaan, abdnegara itu disebut dgn Langgam nan Tujuah. Mereka terdiri dr:
- Pamuncak Koto Piliang
- Perdamaian Koto Piliang
- Pasak Kungkuang Koto Piliang
- Harimau Campo Koto Piliang
- Camin Taruih Koto Piliang
- Cumati Koto Piliang
- Gajah Tongga Koto Piliang
Raja-raja Kerajaan Pagaruyung
Raja-raja Pagaruyung dibedakan menjadi dua, yakni pada masa Hindu-buddha & Pagaruyung pada masa Islam. Berikut yaitu nama-nama raja Pagaruyung dr masa ke masa:
Maharajadiraja & Yuwaraja
- Maharajadiraja Akarendrawarman di Parahyangan (k. 1316);
- Maharajadiraja Adityawarman di Malayapura & Surawasa (1347-1375);
- Yuwaraja Ananggawarman (lalu Maharajadiraja?) di Malayapura (1375-1417);
- Yuwaraja Bijayendrawarman di Parwatapuri ( periode ke-14);
- Maharajadiraja Wijaya Warman di Malayapura (1417-1440).
Yang Dipertuan Sultan (Raja Alam) & Regent Tanah Datar
- Yang Dipertuan Sultan Ahmadsyah di Pagaruyung (1668-1674);
- Yang Dipertuan Sultan Indermasyah di Suruaso & Pagaruyung (1674-1730);
- Yang Dipertuan Sultan Arifin Muningsyah di Pagaruyung (1780-1821);
- Yang Dipertuan Sultan Tunggal Alam Bagagarsyah (kemudian Regent Tanah Datar) di Pagaruyung (1821-1833).
Sejarah Kerajaan Pagaruyung
Pembahasan di bawah ini memuat sejarah Kerajaan Pagaruyung, yg dimulai dr asal-muasal berdirinya, masa Hindu-Buddha, & berganti masa Islam, hingga tercetusnya perang Padri yg menimbulkan keruntuhan. Selengkapnya mampu iamati pada uraian di bawah ini:
Berdirinya Kerajaan Pagaruyung
Pada Arca Amoghapasa diceritakan bahwa Adityawarman menyatakan dirinya selaku raja di Malayapura pada 1347 M. Dari sumber tersebut, Adityawarman diduga besar lengan berkuasa selaku pendiri Kerajaan Pagaruyung.
Adityawarman ialah seorang keturunan Minangkabau-Jawa dr pasangan Adityawarman & Dara Jingga.
Namun, usulan lainnya menyatakan bahwa Adityawarman yaitu putra Raden Wijaya (pendiri Kerajaan Majapahit dgn Dara Jingga.
Di segi lain, Adityawarman dinyatakan selaku sepupu dr garis keluarga ibunya, yaitu raja Jayanegara (raja kedua Majapahit).
Sebelum mendirikan Kerajaan Pagaruyung, Adityawarman dikenali menaklukkan Bali & Palembang bareng Mahapatih Gajah Mada.
Adityawarman pula merupakan raja bawahan (uparaja) dr Majapahit yg diantaruntuk menaklukkan beberapa kawasan penting di Pulau Sumatera.
Bersamaan dgn itu, ia berusaha untuk melepaskan diri dr Majapahit. Dan mengetahui hal tersebut, membuat Majapahit mengantarpasukan dr Jawa Timur untuk mengejar Adityawarman. Hingga tercetuslah peperangan dahsyat di kawasan Pada Sibusuk, Adityawarman mencapai kemenangan.
Puncak Kejayaan Kerajaan Pagaruyung
Masa kejayaan Pagaruyung dicapai pada ketika masa pemerintahan Adityawarman & putranya yg berjulukan Ananggawarman.
Pada ketika itu, Kerajaan Pagaruyung bermetamorfosis sungguh kuat & berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Sumatera penggalan tengah.
Diketahui pula bahwa pada tahun 1371 sampai 1377, Adityawarman mengantarkan utusan ke Dinasti Ming sebanyak enam kali.
Pengaruh Hindu-Buddha
Hindu-Buddha sebetulnya telah timbul di Sumatera potongan tengah semenjak abad ke-13, yakni dimulai pada masa pengiriman Ekspedisi Pamalayu oleh Kertanegara, & kemudian dilanjutkan masa pemerintahan Adityawarman & putranya Ananggawarman.
Masa Pemerintahan Adityawarman telah mendominasi wilayah Sumatera penggalan tengah & sekitarnya. Hal ini mampu dibuktikannya eksistensi Arca Amoghapasa & prasasti Batusangkar telah ada sejak pemerintahan Adityawarman.
Berubah Bercorak Islam
Pada periode ke-16, agama Islam mulai dibawa masuk oleh para musafir yg singgah dr Aceh & Malaka, & kemudian berkembang di Pagaruyung.
Syaikh Burhanuddin Ulaka merupakan salah satu ulama yg pertama kali membuatkan Islam di Pagaruyung & merupakan murid ulama populer di Aceh.
Masuk ke periode 17, Kerajaan Pagaruyung menjelma suatu kesultanan & raja pertamanya yg masuk Islam yakni Sultan Alif.
Dengan menganut ajaran Islam, beberapa aturan Minangkabau di Pagaruyung mulai dihilangkan. Hal ini dilaksanakan lantaran aturan tersebut berlawanan dgn anutan Islam yg mereka anut.
Hubungan dgn Belanda & Inggris
Pada 1667 M, VOC berhasil menaklukkan Kesultanan Aceh, sehingga kekuasaan Pagaruyung kembali.
Menjelang simpulan masa ke-17, perekonomian Kerajaan Pagaruyung mulai menarik minatBelanda & Inggris. Karena pada ketika itu ekonomi Pagaruyung sedang mengandalkan produksi emas.
Pada 1684, Gubernur Jendral Belanda mendelegasikan Thomas ias untuk tiba ke Pagaruyung. Mereka membina komunikasi & perdagangan dgn Pagaruyung.
Pada tahun 1795 hingga 1819 M, Pagaruyung sempat berada di bawah kekuasaan Inggris. Tapi sehabis disepakati Traktat London pada 1824, Belanda menguasai kembali Pagaruyung.
Perang Padri & Cikal Bakal Kemunduran
Kemunduran Kerajaan Pagaruyung disebabkan lantaran adanya Perang Padri antara 1803 hingga 1838 M.
Salah satu pemimpin Perang Padri kala itu yakni Tuanku Imam Bonjol. Beliau menjadi pemimpin sekaligus panglima perang setelah Tuanku Nan Renceh meninggal dunia.
Hingga memasuki awal kala ke-19, kekuasaan Pagaruyung makin melemah. Permusuhan antara keluarga kerajaan dgn kaum Padri tak mampu dihindari, hingga menjadikan korban jiwa balasan permusuhan mereka.
Untuk melawan kaum Padri, keluarga Kerajaan Pagaruyung dgn terpaksa meminta santunan Belanda.
Pada 10 Februari 1821, ditandatanganilah kesepakatanantara Kerajaan Pagaruyung dgn Belanda. Dari pihak Pagaruyung, ada Sultan Alam Bagagarsyah yg merupakan raja terakhir Pagaruyung.
Kesepakatan ini iambil selaku bentuk penyerahan Pagaruyung pada Belanda. Selain itu, Belanda berjanji menolong sultan dlm perang melawan kaum Padri & Sultan akan menjadi bawahan pemerintahan pusat.
Dalam usahanya menaklukkan kaum Padri, Belanda mendatangkan pasukan dr Jawa & Maluku. Pasukan itu dipimpin oleh Sentot Prawirodirjo, yg merupakan panglima pasukan Pangeran Diponegoro yg berkhianat & membelok pada pemerintahan Hindia Belanda.
Karena ambisi Belanda, malah menciptakan keluarga kerajaan bersatu dgn kaum Padri demi mempertahankan daerahnya. Karena peristiwa itu Sultan Alam Bagagarsyah dinilai berkhianat & ditangkap oleh Belanda pada 2 Mei 1833. Kemudian, Sultan Pagaruyung iasingkan ke Betawi.
Pada 11 Januari 1833 beberapa pertahanan dr Belanda diserang dengan-cara secara tiba-tiba, disebutkan sekitar 139 orang prajurit Eropa serta ratusan serdadu pribumi terbunuh.
Pada tanggal 16 April 1835, Belanda menetapkan untuk kembali menyelenggarakan serangan besar-besaran untuk menaklukkan Bonjol & sekitarnya.
Tidak kalah akal, Belanda membuat perjanjian gres dgn kaum Padri yg menyatakan bahwa daerah Kerajaan Pagaruyung resmi di bawah kekuasaan Belanda. Dan sejak itu Pagaruyung runtuh.
Peninggalan Kerajaan Pagaruyung
Sejak berdirinya Kerajaan Pagaruyung, dibangunlah beberapa bangunan & prasasti, yg sampai hari ini masih ada & mampu menunjukkan kilas balik terkait perjalanan sejarah kerajaan ini. Lalu apa saja peninggalan itu? Simak selengkapnya di bawah ini.
No | Peninggalan Kerajaan Pagaruyung |
1 | Istana Pagaruyung |
2 | Makam raja Pagaruyung |
3 | Prasasti Batusangkar |
4 | Prasasti Suruaso |
5 | Prasasti Bandar Bapahat |
-
Istana Pagaruyung
Istana Pagaruyung atau pula disebut dgn Istano Basa.
Situs bersejarah ini yaitu sebuah bangunan istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istano Basa ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dr pusat kota Batusangkar.
Istana Kerajaan Pagaruyung mengalami 3 kali pembangunan & renovasi ulang, karena dahulu dibakar habis pada ketika perang Padri pada tahun 1804, & dua kali kebakaran pada 1966 & 2007.
Istana Pagaruyung asli dibangun semuanya dgn batang-batang kayu. Namun untuk replikanya dibangun dgn materi beton modern tetapi tetap menjaga teknik tradisional & bahan kayu yg dihias dgn 60 ukiran yg menjelaskan filosofi & budaya Minangkabau.
-
Makam raja Pagaruyung
Kompleks makam raja Pagaruyung atau pula disebut dgn Makam Rajo Ibadat. Makam ini berlokasi di Sumpur Kudus, tepatnya di tengah pemukiman penduduk Nagari Sumpur Kudus, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Di sebelah kanan (selatan) kompleks makam terdapat gelanggang medan nan bapaneh.
Kompleks makam ini terdapat 13 buah makam. Jirat makam yang dibuat dr susunan watu andesit.
Orientasi makam mengarah Utara-Selatan yg merupakan ciri dr makam Islam.
Nisan-nisannya setipe dgn Tanah Datar berbentuk pipih, sebagian nisan bermotif hias geometris, garis, & sulur-suluran.
Selain nisan pipih, sebagian makam cuma memakai nisan berupa watu polos.
-
Prasasti Batusangkar
Dari prasasti Batusangkar disebutkan Ananggawarman selaku yuvaraja melaksanakan ritual ajaran Tantris dr agama Buddha yang disebut hevajra yaitu upacara peralihan kekuasaan dr Adityawarman pada putra mahkotanya, hal ini mampu dikaitkan dgn kronik Tiongkok tahun 1377 tentang adanya delegasi San-fo-ts’i kepada Kaisar Tiongkok yang meminta permintaan legalisasi sebagai penguasa pada tempat San-fo-ts’i.
-
Prasasti Suruaso
Prasasti Saruaso I merupakan salah satu dr prasasti peninggalan raja Adityawarman. Prasasti ini pula disebut dgn Prasasti Batu Bapahek.
Prasasti ini diberi nama Prasasti Suruaso lantaran pada manuskripnya tersebut kata Sri Surawasa yang merupakan asal kata dr nama nagari Suruaso di (wilayah Kabupaten Tanah Datar sekarang).
Situs bersejarah ini tertulis berangka tahun 1297 Saka atau 1375 M.
-
Prasasti Bandar Bapahat
Prasasti Bandar Bapahat merupakan prasasti yang didapatkan di jorong Bukik Gombak, Nagari Baringin, Kecamatan Lima Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Situs bersejarah tersebut berisi tulisan di kedua sisi dinding kerikil susukan air antik, yg diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Adityawarman.
Saat ini, kedua goresan pena tersebut sudah hilang lantaran runtuh, tetapi duplikasinya (absklath) masih terdapat dlm arsip Museum Nasional Jakarta dan pula di Universitas Leiden, Belanda.
Penutup
Demikian uraian wacana Kerajaan Pagaruyung, fantastis bukan? Berdiri dlm dua masa namun tak kehilangan eksistensinya, bahkan hingga hari ini.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena Pagaruyung mengikuti kemajuan & tetap menjunjung persatuan kesatuan. Nah, semenjak adanya perselisihan di Pagaruyung maka tercetuslah Perang Padri & kesudahannya merusak Pagaruyung sendiri.
Semua ini sebaiknya menjadi pelajaran terbaik bagi kita di masa sekarang. Bagaimana menurutmu? Setuju dgn artikel ini? Yuk tulis di kolom komentar ya bagaimana pendapatmu.
Kerajaan Pagaruyung
Sumber Refrensi:
@https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyung
@https://id.wikipedia.org/wiki/Raja_Pagaruyung
@https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/09/130000079/kerajaan-pagaruyung–sejarah-letak-pendiri-dan-peninggalan