Puisi 17 Agustus Modern 2020 “Pahlawan Tak Bernyawa”

Puisi 17 Agustus Terbaru 2020 “Pahlawan Tak Bernyawa”. Hari kemerdekaan sebuah bangsa mengandung arti sangat agung. Ia simbol lahirnya keleluasaan & menentukan nasibnya sendiri. Kemerdekaan ialah harga mahal suatu negeri yg menuju ke sana sekian banyak mesti dikorbankan.

Harta, nyawa, tanah air, & harga diri menjadi taruhan mahal dlm membebaskan diri. Oleh karenanya bangsa Indonesia yg akan memperingati kemerdekaannya di tahun ini tidak sedikit menunjukkan sumbangsih rasa nasionalisme yg menempel dlm diri setiap diri demi perkembangan bangsa.

Indonesia untuk kesekian kalinya memperingati Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya pada tanggal 17 Agustus tahun ini. Tidak lama kita akan mencicipi dejavu perjuangan para pendekar dgn segenap jiwa raga sudah dipertaruhkan untuk satu kata “merdeka atau mati”. Merdeka dr segala bentuk penjajahan & mati dlm keadaan mulia (syahid).

Puisi 17 Agustus terbaru suguhan wargamasyarakat.com cuma salah satu bentuk meriah kebangsaan atas anugerah kemerdekaan yg terlah diberikan Alloh pada bangsa Indonesia. Berikut ini silakan simak semangat dr puisi 17 Agustus terbaru karya Mas Is.

Puisi 17 Agustus Terbaru “Pahlawan Tak Bernyawa”

Berikut puisi terbaru 17 Agustus tahun ini dgn tema Pahlawan Tak Bernyawa.

Pahlawan Tak Bernyawa

oleh: Mas Is

 

Denyut nadi yg menempel

Bukti kuat masih adanya langkah perjuangan

Menuju kemerdekaan yg dicitakan

Wahai nyawa tetaplah padaku untuk bareng berjuang

 

Siang pun menerkam kolam malam gelap gulita

Kampung-kampung menghitam oleh bom dahsyat pesawat

Anak-anak, para wanita, orang tua berceceran darah atas serangan itu

  13 Bagian-Bagian Pembangun Puisi Baik Intrinsik Dan Ekstrinsik

Para pejuang menyiapkan diri melawan

 

Tak henti-hentinya kalimat takbir memekak telinga

Memecah takut menjadi energi besar lengan berkuasa

Perlawanan hingga tetes darah penghabisan

Maju bergerak & lawan kedholiman

 

Darah pun mengalir di sekujur tubuhku

Entah sudah berapa mili terpompa keluar

Baju ini menjadi saksi merahnya darah ini

Dan gue ialah penutur baka perjuangan

 

Wahai nyawa tetaplah ada di jasadku

Perjuangan masih panjang

Wahai Tuhan kabulkan nyawaku ini masih ada padaku

Sampai kemerdekaan terpegang dekat

 

Sudah berapa berkelahi terayuh oleh tubuhku

Bambu runcing, senjata rampasan, & doa tertajam

Menyertai badan ini dlm pertempuran

Dan kesannya nyawaku terpisah dr jasadku

 

Tubuhku sendiri dlm genangan darah perjuangan

Nyawaku mesti kembali kedatangan Rabb ku

Tidak dikala ini gue melihat kemerdekaan

Karena masih ada hari esok anak-anakku melanjutkannya

 

Wahai nyawaku berjalanlah menuju Tuhan dgn tenang & tenang

Wahai jasadku kamu-sekalian bukti nyata tamat dr Pahlawan Tak Bernyawa

 

Mengingat usaha para satria kemerdekaan tak pantas diri ini kalem & terlena dlm menjaga apa yg ada. Penulis pernah bersama simbah buyutnya dlm menceritakan kondisi bangsa Indonesia baik jaman pejajahan Belanda atau Jepang. Sangat memprihatinkan kondisi ketika itu. Sang buyut ialah pelaku praktek kerja romusa dlm proyek jalan kereta api.

Baca Juga:

Benar rasanya bahwa kita tak ada apa-apanya bila dibanding para pendahulu kita. Mereka dgn ikhlash berjuang sehingga anak cucu seperti kita cuma tahu kondisi merdeka hingga sekarang. Jangan pernah melupakan sejarah.

Semoga puisi 17 Agustus terbaru di atas mampu memberikan suntikan nasionalisme kita dlm aktivitas mengisi kemerdekaan. Sekali merdeka tetap merdeka.