Suku Baduy – Berbicara ihwal Budaya Indonesia memang tak ada habisnya. Kebudayaan Indonesia memang bermacam-macam, hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai lebih dr seribu suku bangsa. Suku-suku tersebut tersebar dr Sabang hingga Marauke.
Salah satu suku yg terkenal yakni Suku Baduy Dalam yg terletak di tempat Banten, tepatnya Kabupaten Lebak Banten. Nama Baduy Dalam berawal dr istilah yg diberikan oleh para peneliti Belanda yg agaknya mempersamakan masyarakat yg hidup dengan-cara nomaden tersebut dgn kalangan penduduk Arab “Badawi”.
Kemungkinan lain ialah alasannya di wilayah kepingan utara suku ini terdapat sungai yg disebut sungai Baduy Dalam. Sementara mereka sendiri lebih suku menyebut diri selaku “orang kenekeas” sesuai dgn nama wilayah mereka. Terdapat dua model yg berlainan mengenai asal undangan suku baduy.
Menurut iman yg mereka anut, orang kenekeas ialah keturunan Batara Cikal yg merupakan salah satu yang kuasa atau batara yg turun ke bumi. Asal permintaan tersebut pula sering dikait-kaitkan dgn Nabi Adam selaku nenek moyang pertama insan.
Daftar Isi
Keunikan Budaya Suku Baduy
Baca Juga: Suku Bugis
Hingga dikala ini orang Baduy masih sangat menjaga kearifan lokalnya. Hal ini kemudian menjadi daya tari perkampungan suku Baduy selaku wisata budaya. Tidak heran bila banyak wisatawan yg berkunjung ke perkampungan suku Baduy. Nah, sebelum anda berkunjung ke perkampungan suku Baduy, Berikut 7 fakta unik suku Baduy yg wajib anda pahami:
1. Pu’un
Setiap kalangan mempunyai pimpinan atau tokoh yg menjadi panutan dlm mengambil isyarat & keputusan terhadap permasalahan sosial di penduduk tersebut. Begitu pula dgn masyarakat Baduy Dalam, tokoh masyarakat di suku Baduy Dalam disebut dgn Pu’un.
Pu’un dlm penduduk Baduy berfungsi selaku pemimpin di masyarakat tersebut, sosok Pu’un sungguh dihormati oleh Suku Dalam. Puún dianggap layaknya seorang president oleh penduduk Suku Baduy Dalam .Pu’un yang bertugas memutuskan masa tanam & masa panen, ia pula yg menerapkan aturan akhlak dlm masyarakat Baduy, ia pula yg mengobati penduduk yg sakit.
2. Budaya Gotong Royong
Gotong royong memang merupakan budaya Indonesia. Hampir seluruh kawasan di Indonesia mempunyai budaya bahu-membahu. Namun, seiring dgn kemajuan teknologi, budaya tolong-menolong ini sudah mulai ditinggalkan oleh penduduk Indonesia.
Berbeda dgn kebanyakan penduduk di tempat lain di Indonesia yg sudah banyak meninggalkan budaya tolong-menolong , masyarakat badui masih memegang teguh semangat bergotong royong.Mereka biasanya bergotong royong ketika berpindah lahan pertanian ke tempat yg lebih subur.
3. Kekayaan Tidak Dilihat Dari Bentuk Rumah
Berbeda dgn masyarakat modern yg hidup di perkotaan yg biasanya kekayaan ditunjukkan dgn rumah yg besar & mewah. Suku baduy Baduy Dalam Dalam yg kaya tak akan mempunyai rumah yg besar & mewah, karena seluruh penduduk di perkampungan Baduy Dalam memiliki besar & bentuk rumah yg sama. Kekayaan orang Baduy Dalam justru dilihat dr kepemilikan benda lain, mirip tembikar.
Yang membedakan masyarakat yg kaya di Suku Baduy Dalam ialah kepemilikan tembikar yg terbuat dr kuningan. Bagi orang Baduy Dalam yg kaya dapat mempunyai beberapa tembikar.Semakin banyak jumlah tembikar Suku Baduy Dalam, kian tinggi derajat orang tersebut.
4. Peralatan Mandi dr Alam
Jika anda berkunjung ke perkampungan suku Baduy Dalam, jangan harap anda akan menemukan ada masyarakat yg memakai sabun, shampo atau pasta gigi ketika mandi. Masyarakat lebih menentukan menggunakan bahan-materi yg tersedia di alam untuk membersihkan diri mereka.
Orang Baduy Dalam memakai watu yg kemudian di gosok-gosokan ke badan mereka sebagai pengganti sabun mandi yg berbahan kimia. Sementara, untuk membersihkan gigi, mereka menggunakan serabut kelapa. Suku Baduy Dalam memang sangat menghargai alam mereka, mereka tak ingin memakai peralatan yg mengandung bahan kimia & sampah plastik.
Baca Juga: Suku Bali
5. Masih Berlakunya Perjodohan
Perjodohan memang sudah tak lazim bagi penduduk modern. Dalam kehidupan penduduk terbaru, urusan jodoh memang diserahkan sepenuhnya pada sang anak, orang tua hanya memberi restu. Namun, hal itu tak berlaku bagi Suku baduy Baduy Dalam Dalam.
Seorang gadis yg berusia 14 tahun akan dijodohkan dgn laki-laki yg berasal dr suku Baduy Dalam .Selama proses perjodohan orang tua pria bebas menentukan perempuan yg ingin dijodohkan dgn anaknya. Namun, jikalau belum ada yg cocok, laki-laki maupun perempuan mesti rela menerima opsi orang tuanya atau opsi Pu’un.
6. Larangan Berkunjung Selama 3 Bulan
Suku Baduy Dalam memang bukan penganut agama islam, namun mereka miliki tradisi berpuasa yg dikerjakan selama 3 bulan berturut-turut.Kegiatan berpuasa ini oleh Suku Baduy disebut “Kawulu”. Saat mereka melakukan tradisi Kawulu, penduduk luar dilarang berkunjung ke Baduy Dalam .Jika ingin berkunjung ke sana, cuma di perbolehkan berkunjung ke perkampungan Baduy Luar tetapi tak boleh menginap.
Orang Baduy menganggap bahwa Kawulu yakni aktivitas sakral & tak boleh diganggu oleh penduduk luar.Selama masa Kawulu mereka memanjatkan doa pada nenek moyang supaya senantiasa diberi keselamatan & diberi panen yg berlimpah.
7. Walaupun Banyak, Ayam Merupakan Makanan yg Mewah
Bagi penduduk terbaru, ayam sudah menjadi konsumsi sehari-hari dlm memenuhi kebutuhan protein.Namun, hal ini tak berlaku bagi masyarakat suku Baduy dalam.
Masyarakat disana memang gemar memelihara ayam, jikalau anda berkunjung ke perkampungan mereka akan banyak menemui ayama yg berkeliaran disana. Walaupun begitu, mereka hanya akan menyembelih ayam peliharaan mereka pada hari-hari tertentu saja, contohnya dikala upacara budbahasa atau hari ijab kabul.
8. Warna Pakaian Membedakan Baduy Luar Dan Baduy Dalam
Suku Baduy tak memakai pakaian bermotif mirip masyarakat terbaru.Bagi anda yg kebingungan membedakan orang suku Baduy Luar & Baduy Dalam, anda dapat membedakannya menurut warna pakaiannya. Orang Baduy Luar memakai pakaian hitam polos sementara orang Baduy Dalam menggunakan pakaian putih polos & ikat kepala putih.
9. Budaya Berjalan Kaki
Tidak seperti orang jepang, orang Indonesia dikenal sebagai masyarakat yg malas berlangsung kaki. Hal inilah yg kemudian menyebabkan penumpukan kendaraan di perkotaan. Hal tersebut tak berlaku bagi suku Baduy.
Orang Baduy gemar berlangsung kaki dikala bepergian kemana saja. Mereka kan tetap berjalan kaki ketika mengunjungi keluarga mereka di kota atau sekedar ke kota untuk memasarkan hasil panen. Tidak heran kalau keadaan alam disasan masih sungguh tersadar & orang-orang Baduy pula sehat-sehat.
Baca Juga: Suku Dayak
10. Perabotan Sederhana
Tidak cuma menolak peralatan elektronik, penduduk suku Baduy pula menolak memakai perabotan rumah tangga mirip piring atau cangkir yg yang dibuat dr logam atau kaca. Mereka lebih menentukan mempergunakan materi-materi yg tersedia di alam, contohnya gelas mereka yg dibuat dr potongan pohon bambu.
Suku Baduy mempunyai cara mereka sendiri untuk menikmati hidup. Mereka hidup bersahaja dgn alam, tak perlu peralatan yg mutakhir & mewah atau baju-baju beremerek. Budaya orang Baduy menggambarkan bahwa bahagia itu sederhana.
Bagi anda yg berkunjung kesana, jagalah kerukunan disana & jangan pernah untuk melangar aturan-aturan adat yg telah mereka buat. Jagalah kebersihan perkampungan disana dgn tak membuang sampah asal-asalan.