25+ Acuan Puisi Duka Berbagai Suasana Yang Mengguncang Jiwa

Pucha Putri

Ku sadari..

Kamu sudah menentukan hati yg lain…

kau takkan dahulu kembali..

karena cintamu bukanlah ulang untukku..

Kamu yaitu lakon di dlm kisahku..

walau hanya kisah era kemudian..

kisah yg takkan dulu terulang..

Walau kini bias kenangan perlahan memudar..

Rasaku padamu bakal senantiasa utuh seperti dulu…

Jika nanti rasa itu tak ulang utuh untukmu…

jangan tanyakan mengapa…

lantaran rindu di dlm jiwa ini senantiasa milikmu…

Hanya milikmu..

kisah era laluku…


Sakit

Taman gemerlap indah

ku senang bertemu & ku hancur andaikata berpisah

ku tak kudu memegang bunga mawar

terlalu indah andaikata dilihat

Dan sungguh sakit andaikata dirasakan durinya

ingatlah saya bakal tunjukan padamu

datanglah segera

kini ku menanti,menunggu kekosongan

bila tak tersedia kau apa arti nya kini

Sekarang ku terkena durimu

tolonglah mendapatkan saya sehingga saya tak sakit menati

dan tak hanya memandang keidahan tetapi sakit


Aku yg Hilang

Aku tak berdaya ,

dikala air mata jadi melalui garis awal mataku

Semua rasa hempaskan saya pada titik hitam kenangan ,

yang entah saya jawab apa itu dahulu

Hanya saja jadi perih sementara dibasahi oleh tiap tiap lamunan era lampau yg menyakitkanku

Semua jadi hilang sementara kata pupus ramaikan hidupku

Aku mengacuh , menepi perlahan tak sadar

Hatiku tak hidup sementara saya rasa mati

Degupannya begitu menyayat hati

Kata cinta seolah tak membekas di dlm relung-relung yg tetap tersisa

Tersisa ?

Apakah dahulu dituai ?

Aku cuma belantara ditengah buasnya kesakitan rinduku

Tawa , bunyi & gema seolah tak dahulu tumbuh di dlm langkah terakhirku

  Puisi Pagi Yang Cerah Memperbesar Indahnya Hidup Ini

Kini , seluruh jadi menghindari meninggalkan anda

Kamu yg saya tahtakan di dlm kelana jiwaku

Isakkan itu seolah tetap mengakar di dlm ragaku

Mengikatnya & tak dulu mengelupas oleh detakan waktu

Saat ini saya mati & tak bernyawa

Seumpama debu , saya sudah tersapu & tak sanggup hadir lagi

Aku merindukan purnama yg tak sempat membalas salamku malam hari

Aku yg bakal pergi

Tinggalkan seutas perih yg tetap tersisa ini

Aku melangkah meninggalkan tiap tiap kenangannya

Yang dahulu dahulu temani separuh diriku

Aku menulikan sebelah telingaku

Agar ga ada ulang saya dengar

Semua tetesan air mata itu

Aku yg bakal pergi kini

Hapuskan tiap tiap lara yg dulu saya miliki & miliki aku

Aku menyayangi separuh dirimu

Seperti ilalang yg merindukan bualan bintang

Dan kini bintang itu lenyap ditelan mendungnya langit

Seperti saya ,

Aku hilang dilenyapkan oleh cinta hatimu kasih…

Baca Juga: Puisi Pahlawan


Catatan Derita

Ku tak sanggup Meringkas darah tinta merah ku

Terbayang Bingkai dedaunan terpasung diantara beku

Diantara seringai Bunga melati bertudung kelabu

Dan selembaran yg tak hentinya bercakap seeongok parasit

Hujan Yang memberi salam Mengungkapkan rupa

Mengetuk bingkaian lapuk kayu jendela

Niskala yg buta di pejam pekat senja

Hawa kaku yg berkomat kata matra

Mega muram yg serentak gunturnya

Raga yg diremukan mimpi

Lipatan raut paras pucat pasi

Seketika derita mengacungkan belati

Sejengkal di lubuk wajah memori

COBAAN