Kali ini aka dishare kumpulan hadits wacana munafik lengkap dlm tulisan bahasa arab & artinya. Hendaknya kita mengerti dalil orang munafik mirip yg tercantum dlm hadist Nabi Muhammad SAW, hal ini agar kita terhindar dr sifat munafiq yg akan menjerumuskan kita ke dlm api neraka.
Secara biasanya Munafik bisa diartikan selaku orang yg lahirnya beriman padahal hatinya kufur. Nifaq atau kemunafikan adalah suatu sifat yg ada di dlm hati manusia & tak mampu dimengerti oleh orang lain. Hanya orang yg terserang sifat munafik sendirilah yg bisa mengobati & mengetahuinya
Makara kemunafikan ialah seseorang yg memperlihatkan jati dirinya sebagai seorang Muslim yg benar keislaman & keimanannya, tetapi dlm hatinya ialah sebaliknya. Orang munafik itu hakikatnya yaitu orang yg memusuhi Agama Islam, menghalang-halangi perkembangan & perkembangan Islam, tak ridha dgn keberhasilan & keluhuran Islam & dgn segala daya-upaya berusaha hendak mematikan Agama Islam.
Munafik ini adalah sifat yg hinda & jangan sampai ada dlm diri kita & kaum muslimin yg beriman. Hukuman bagi orang munafik ini yaitu diancam dgn api neraka yg mana azab & siksanya sangatlah pedih.
Banyak sekali dalil dalil baik ayat suci Al-Alquran maupun hadits wacana munafik yg menjelaskan bagaimana tanda & ciri ciri orang munafik menurut islam, kemudian bagaimana ancaman hukumannya & banyak lagi. Dalam salah satu ayat Al Quran, ALLAH SWT berfirman sebagai berikut,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya:Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yg paling bawah dr neraka. Dan ananda sekali-kali tak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.(QS An Nisa ayat 145)
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ , اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Artinya : Dan bila mereka berjumpa dgn orang-orang yg beriman, mereka mengatakan: “Kami sudah beriman”. Dan bila mereka kembali pada syaitan-syaitan mereka, mereka menyampaikan: “Sesungguhnya kami sependirian dgn kamu, kami hanyalah berolok-olok”. Allah akan (membalas) usikan mereka & membiarkan mereka terombang-ambing dlm kesesatan mereka.(QS Al Baqarah ayat 14-15)
Melihat ayat ditas, maka jelaslah bahwa orang orang munafik itu tempatnya ada di neraka, mereka berparas dua, suka berbohong, khianat, tak amanah, perkataannya berganti ubah & macam macam lagi cirinya. Hal berhubungan dgn ciri orang munafik ini tercantum dlm hadist hadits munafik yg disabdakan oleh Rasulullah SAW.
Dan eksklusif saja, simak berikut ini daftar kumpulan hadits ihwal munafik yg shahih lengkap dlm goresan pena arab & terjemahan bahasa Indonesianya.
Kumpulan Hadits Tentang Munafik Lengkap Bahasa Arab & Artinya
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya :Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jikalau berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, & kalau diandalkan ia berkhianat. (HR Bukhari)
dlm riwayat lain,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ
“Tanda munafik itu ada tiga, walaupun orang tersebut puasa & melakukan shalat, lalu ia mengklaim dirinya muslim.” (HR. Muslim no. 59)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Ada empat tanda, jika seseorang mempunyai empat tanda ini, maka ia disebut munafik sejati/tulen. Jika ia mempunyai salah satu tandanya, maka dlm dirinya ada tanda kemunafikan hingga ia meninggalkan sikap tersebut, yakni: (1) bila diberi amanat, khianat; (2) bila berbicara, dusta; (3) bila membuat perjanjian, tak dipenuhi; (4) jikalau bertikai, ia akan berbuat zalim.” (HR. Muslim no. 58)
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, alasannya adalah bekerjsama kejujuran akan megantarkan pada kebaikan & sebetulnya kebaikan akan mengirimkan pada nirwana. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur & berupaya untuk jujur, maka ia akan dicatat di segi Allah selaku orang yg jujur. Hati-hatilah kalian dr berbuat dusta, alasannya bahwasanya dusta akan mengirimkan pada kejahatan & kejahatan akan mengirimkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta & berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah selaku pendusta.” (HR. Bukhari no. 6094 & Muslim no. 2607)
أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
“Tunaikanlah amanat pada orang yg menawarkan amanat padamu & janganlah mengkhianati orang yg mengkhianatimu” (HR. Abu Daud no. 3535, Tirmidzi no. 1264 dann Ahmad 3: 414)
وقال ابنُ أبي مُلَيْكَة : أَدْرَكْتُ ثَلاَثِيْنَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – كُلُّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ .
“Ibnu Abi Mulaikah pernah berkata: Aku sudah mendapati 30 orang sobat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya khawatir pada dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari no. 36)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي عَوَانَةَ قَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
و حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ كِلَاهُمَا عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ هَمَّامٍ بَدَلَ الْمُنَافِقِ الْفَاجِرِ
Artinya : Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu , ia berkata:Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Perumpamaan orang mukmin yg membaca Alquran yakni seperti ungkapan buah utrujah, baunya harum & rasanya yummy. Perumpamaan orang mukmin yg tak membaca Alquran adalah seperti buah kurma, tak ada baunya sama sekali tetapi rasanya anggun. Perumpamaan orang munafik yg membaca Alquran adalah mirip buah raihanah, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yg tak membaca Alquran yaitu seperti buah peria, tak ada baunya sama sekali & rasanya pahit(HR Muslim).
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ سَهْلٍ التَّمِيمِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّ رِجَالًا مِنْ الْمُنَافِقِينَ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانُوا إِذَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْغَزْوِ تَخَلَّفُوا عَنْهُ وَفَرِحُوا بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَذَرُوا إِلَيْهِ وَحَلَفُوا وَأَحَبُّوا أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَنَزَلَتْ
[ لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوْا وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنْ الْعَذَابِ ]
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu : ia berkata:Bahwa beberapa orang munafik pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu tak berpartisipasi bila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi berperang. Mereka bergembira-ria dgn ketidakikutsertaan mereka bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Lalu apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah kembali, mereka mengemukakan alasan pada beliau sambil bersumpah & berharap menerima kebanggaan dgn apa yg tak mereka perbuat. Maka turunlah ayat: Janganlah sekali-kali ananda menduga, bahwa orang-orang yg gembira dgn apa yg telah mereka lakukan & mereka suka supaya disanjung kepada tindakan yg belum mereka lakukan, janganlah ananda menyangka mereka akan terlepas dr siksa. (HR Muslim).
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَاََََ
Ditanyakan pada Rasulullah Saw: “Apakah seorang mukmin mampu menjadi penakut?” Beliau menjawab: ‘Ya.” Lalu ditanya lagi: “Apakah seorang mukmin mampu menjadi bakhil?” Beliau menjawab: “Ya.” Lalu ditanyakan lagi: “Apakah seorang mukmin mampu menjadi pembohong?” Beliau menjawab: “Tidak!” (HR. Malik dr Sofwan bin Sulaim dlm Al-Muwatha’)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَدْعُو الرَّجُلُ ابْنَ عَمِّهِ وَقَرِيبَهُ هَلُمَّ إِلَى الرَّخَاءِ هَلُمَّ إِلَى الرَّخَاءِ وَالْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَخْرُجُ مِنْهُمْ أَحَدٌ رَغْبَةً عَنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ فِيهَا خَيْرًا مِنْهُ أَلَا إِنَّ الْمَدِينَةَ كَالْكِيرِ تُخْرِجُ الْخَبِيثَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَنْفِيَ الْمَدِينَةُ شِرَارَهَا كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
Artinya : Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu : ia berkata:Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Akan datang suatu zaman di mana seorang laki-laki mengajak saudara sepupunya atau kerabatnya yg lain: Marilah bersenang-bahagia! Marilah bersenang-senang! Padahal Madinah itu lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengenali. Demi Tuhan yg jiwaku berada dlm genggaman tangan-Nya, setiap orang dr mereka yg meninggalkan Madinah karena tak menyukainya, maka Allah akan menggantikan dgn orang yg lebih baik daripadanya. Ketahuilah, bergotong-royong Madinah itu mirip alat peniup api yg akan mengeluarkan segala yg kotor (orang kafir & munafik). Kiamat tak akan terjadi sebelum Madinah mengeluarkan orang-orang jahat yg berada di dalamnya seperti alat peniup api yg menyisakan kotoran besi.(HR Muslim).
و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ ح و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ
يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِي الْأَنْصَارِ لَا يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ مَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللَّهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللَّهُ
قَالَ شُعْبَةُ قُلْتُ لِعَدِيٍّ سَمِعْتَهُ مِنْ الْبَرَاءِ قَالَ إِيَّايَ حَدَّثَ
Hadis riwayat Barra’ Radhiyallahu ‘anhu , ia berkata:Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda wacana kaum Ansar: Yang mencintai mereka hanyalah orang yg beriman & yg tidak senang mereka hanyalah orang munafik. Barang siapa yg mengasihi mereka, maka Allah mencintainya. Dan Barang siapa yg tidak suka mereka, maka Allah membencinya. (HR Muslim)
Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra.: Bahwa Nabi saw. berangkat untuk berperang di bukit Uhud lalu kembalilah sebagian dr mereka yg ikut bareng dia sehingga terpecahlah para pengikut Nabi saw. menjadi dua serpihan. Sebagian mereka menyampaikan kita akan bunuh mereka & sebagian lagi beropini tidak. Lalu turunlah ayat: Maka kenapa ananda terpecah menjadi dua kalangan dlm menghadapi orang-orang munafik.(HR Muslim)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Di antara kami terdapat seorang lelaki dr Bani Najjar yg telah membaca surat Al-Baqarah & surat Ali Imran serta pernah menjadi penulis wahyu Rasulullah saw. kemudian ia melarikan diri & bergabung dgn Ahli Kitab yg menyanjung-nyanjungnya. Kata mereka: Orang ini pernah menjadi penulis wahyu Muhammad. Sehingga mereka pun terkagum dengannya. Tidak berapa lama berada di antara Ahli Kitab, Allah menimpakan bencana pada orang itu sehingga binasalah ia. Orang-orang Ahli Kitab segera menggalikan kuburan untuknya kemudian menimbunkan tanah ke atas jasadnya. Keesokan harinya, bumi telah memuntahkan jasadnya ke atas permukaan. Mereka pun kembali menggali kubur & menguruk tetapi keesokan paginya bumi telah memuntahkannya lagi ke atas permukaan. Kemudian mereka menggali & menguburnya lagi. Namun keesokan paginya bumi kembali memuntahkannya ke atas permukaan kemudian mereka pun membiarkan jasadnya terbuang. (HR Muslim)
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.: Bahwa beberapa orang munafik pada masa Rasulullah saw. senantiasa tak berpartisipasi bila Nabi saw. pergi berperang. Mereka bergembira-ria dgn ketidakikutsertaan mereka bareng Rasulullah saw. Lalu apabila Nabi saw. sudah kembali, mereka mengemukakan alasan pada ia sambil bersumpah & berharap menerima pujian dgn apa yg tak mereka perbuat. Maka turunlah ayat: Janganlah sekali-kali ananda menduga, bahwa orang-orang yg gembira dgn apa yg telah mereka lakukan & mereka suka supaya dipuji kepada perbuatan yg belum mereka lakukan, janganlah ananda menyangka mereka akan terlepas dr siksa.(HR Muslim)
Imam Muslim menceritakan dr Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yg mati dlm keadaan tak pernah berperang & tak pernah terbetik dlm dirinya, maka ia mati di atas cabang kemunafikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua sifat yg tak akan pernah tergabung dlm hati orang munafik: sikap luhur & pemahaman dlm agama” (HR At-Tirmidzi).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yg menunaikan shalat berjama’ah selama 40 dgn memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dr dua hal, yakni terbebas dr neraka & terbebas dr kenifakan” (HR At-Tirmidzi).
Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tanda doktrin yakni menyayangi orang-orang Anshar & tanda munafik adalah membenci orang-orang Anshar”(HR Bukhori & Muslim).
Demikianlah artikel kumpulan hadits wacana munafik lengkap dlm bahasa arab & artinya. Insyaallah dgn mengetahui dalil hadist mengenai tanda tanda & ciri orang munafik diatas, kita bisa menjauhi sifat munafik yg menjerumuskan ke dlm api neraka. Wallahu a’lam.