Menilik Kembali Cita-Cita dan Inti Diri Anak Usia Dini

“Nak, kalau sudah besar mau jadi apa ?” atau “Nak, apa sih cita-cita mu ?” Saya yakin kita pula pernah mengalami masa-masa ketika ditanya sambil setengah diinterogasi oleh orang bau tanah, keluarga, guru, & sobat-teman orang renta kita. Pasti Anda punya tanggapan favorit yg mampu jadi berubah-ubah sejalan dgn pertumbuhan waktu. Bagaimana dgn harapan Anda? Apa sih cita-cita Anda? Apa profesi Anda sekarang ?

cita cita anak bangsa indonesia

Cita-cita sungguh mungkin berganti. Aspirasi ihwal hidup pula nyaris pasti terus berubah. Demikian pula dgn nilai-nilai & bermacam-macam aspek-faktor kehidupan lain. Namun, kami percaya inti dr tiap-tiap diri kita akan senantiasa sama tak akan pernah berganti.

Menilik Kembali Cita-Cita & Inti Diri Anak Usia Dini

Inti diri atau bahasa kerennya core-self biasanyadimanifestasikan dlm kepribadian dengan-cara lazim. Jika Anda dr dulu sudah kompetitif, tak akan berlawanan jauh dgn kini. Preferensi terhadap keteraturan, atau justru sebaliknya, masih tetap akan senantiasa sama. Fakta ini berlaku umum untuk kita semua.

You become more of you already are as you grow older.

Perjalanan hidup & proses berkembang kembang yg terjadi seharusnya kian menimbulkan kita selaku diri sendiri. Bisa diumpamakan bibit mangga tak akan pernah menjadi pohon selain buah pohon mangga dikala bertumbuh kembang. Sekali lagi penentunya bukan kesamaan antara impian & realita hidup, namun segala hal yg Anda rasakan dikala ini.

Apakah Anda bersyukur, senang, terpuaskan, tercukupi, berdaya & merasa menjadi diri sendiri sepenuhnya? Atau justru sebaliknya, Anda justru terbebani, terpedaya, terbelit, murka, pesimistis apatis, & sama sekali tak merasakan jadi diri sendiri ? Core-self atau inti diri berbeda dgn harapan, walaupun harapan selayaknya terwujud dr inti diri.

Are you seeking out approval from others, or yourself ?

Apa yg membatasi kita menjadi diri sendiri ? Jika bisa dijawab satu kata, jawabannya yaitu “HARUS.” Dunia-keluarga, sekolah, pertemanan & semua daerah kita bertumbuh kembang terlalu didominasi begitu banyak kewajiban. harus masuk sekolah sesuai usia. mesti naik kelas. harus ranking. mesti Ujian nasional, harus mampu pekerjaan bergaji manis, harus menikah, harus punya anak, harus sukses, & banyak sekali bentuk mesti-mesti lainnya.

What are you doing what you’re born to do ?

keharusan tak senantiasa jelak, namun bisa jadi sungguh buruk jikalau menciptakan kita terputus dgn core-self masing-masing. Jika sudah demikian kebutuhan untuk diterima & diakui mengalahkan keperluan paling mendasar untuk menyimak kata hati…dan kebutuhan untuk mencicipi.

Nah, kalau mengacu pada tanggapan Anda ketika ditanya cita-cita dulu sekali & bagaimana dgn kondisi anda ketika ini, apa yg Anda rasakan ? Apakah Anda telah bertumbuuh & berkembang sebagaimana fitrah Anda? Apakah Anda telah bisa mengekspresikan core-self Anda sepenuhnya ? Jawabannya telah terkandung pada segala hal yg Anda rasakan di sini & ketika ini.

Akhirnya tulisan ini kami akhiri dgn menyitir kalimat keren dr Agnes Martin, pelukis terkenal dr Kanada:

There are so many people who don’t know what they want. And I think that, in this world, is the only thing you really have to know. Doing what you were born to do… That’s the way to be happy