8 Prinsip Penyusunan KTSP PAUD Kurikulum 2013 – K13 PAUD. Agar pengembangan kurikulum PAUD terkonsentrasi, sempurna sasaran & terkendali, maka para pengembang KTSP PAUD hendaklah memegang & menjunjung tinggi prinsip yg sebaiknya dijalankan. Prinsip yg mesti diamati dlm penyusunan KTSP PAUD akan dijelaskan disini.
Silahkan lihat Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan PAUD sebagai menjadi pola bagi penyelenggara, pengelola, pendidik (pendidik) serta para pengembang kurikulum di setiap satuan pendidikan PAUD yg tersebar di seluruh Indonesia.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ialah kurikulum operasional yg disusun oleh & dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan tergolong satuan pendidikan anak usia dini. Untuk pengertian KTSP PAUD lihat disini.
Sesuai dgn pengertian diatas, maka setiap satuan PAUD mempunyai kewenangan & fleksibilitas untuk membuatkan kurikulum di satuannya dengan-cara mandiri atau kelonggaran pengembangan kurikulum dlm bentuk KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dgn mengacu kurikulum nasional sebagai kurikulum minimal.
Daftar Isi
8 Prinsip Penyusunan KTSP PAUD Kurikulum 2013 – K13 PAUD
Dalam menyusun KTSP PAUD Kurikulum 2013, maka hendaknya menganganut prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Pembentukan sikap spiritual & sosial anak
Kurikulum dirancang untuk membangun sikap spiritual & sosial bermakna bukan hanya sekedar untuk dapat menjawab tes-tes, ujian, kuis, atau pengetahuan jangka pendek lainnya. Sikap spiritual & sosial dimaksud yaitu perilaku yg merefleksikan sikap beragama, hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir & bersikap inovatif, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, santun dlm berinteraksi dgn keluarga, sahabat, & guru di lingkungan rumah, tempat bermain, & satuan PAUD.
2. Mempertimbangkan tahapan berkembang kembang anak, potensi, minat, & karakteristik anak.
Kurikulum menempatkan anak sebagai pusat tujuan. Kurikulum yg disusun menyanggupi keperluan pertumbuhan & kemajuan anak sesuai dgn tingkat usia anak (age appropriateness), & selaras dgn potensi, minat, & karakteristik anak sebagai kekhasan pertumbuhan individu anak (individual appropriateness).
3. Holistik-Integratif
Komponen kurikulum yg disusun mencakup keseluruhan ranah pertumbuhan (holistik) dlm Kompetensi Dasar yg dimuat dlm Panduan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Integratif dimaksudkan ialah segala upaya yg dilaksanakan dgn menggunakan langkah terpadu, baik pada upaya pemenuhan layanan pedagogis, layanan kesehatan, layanan gizi maupun layanan perlindungan.
Layanan pedagogis berkonsentrasi pada stimulasi perkembangan anak utamanya pada stimulasi kemajuan mental-intelektual & sosial-emosional, layanan kesehatan & gizi terutama ditujukan untuk membantu pertumbuhan anak, sedangkan layanan proteksi ditujukan agar berkembang-kembang lebih maksimal yaitu dgn cara santunan kondisi & lingkungan tenteram (safety) dan kondusif (security), yakni yg bebas dr kecemasan, tekanan & rasa takut.
4. Dilaksanakan dgn cara mencar ilmu melalui bermain
Kurikulum disusun untuk membuka peluang mencar ilmu anak membangun pengalamannya dlm proses transmisi, transaksi, & transformasi keterampilan, nilai-nilai, & aksara di bawah panduan pendidik. Proses penerapan Kurikulum bersifat aktif dimana anak terlibat langsung dlm kegiatan bermain yg menggembirakan, menggunakan pandangan baru-inspirasi baru yg diperoleh dr pengalaman untuk belajar pengambilan keputusan & pemecahan masalah sederhana.
5. Mempertimbangkan kebutuhan anak termasuk anak berkebutuhan khusus
Kurikulum PAUD bersifat inklusif dgn mengakomodir keperluan & perbedaan anak baik dr aspek jenis kelamin, sosial, budaya, agama, fisik, maupun psikhis. Sehingga semua anak terfasilitasi sesuai dgn potensi masing-masing tanpa ada diskriminasi aspek apapun.
6. Berkesinambungan atau kontinum kemajuan anak dr usia lahir sampai 6 tahun
Kurikulum disusun dgn mengamati kesinambungan dengan-cara vertikal (antara tujuan pendidikan nasional, tujuan forum, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran), & kesinambungan horizontal (antara tahap pertumbuhan anak: dr bayi, batita, balita, & prasekolah merupakan rangkaian yg saling berkesinambungan).
7. Memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, & seni
Penyusunan kurikulum mengadopsi & mempergunakan kemajuan keilmuan & teknologi untuk dipraktekkan dlm acara pembelajaran sepanjang sesuai dgn tahapan kemajuan anak, nilai etika, karakter yg ingin dibangun, & seni budaya Indonesia.
8. Memperhatikan sosial budaya
Kurikulum disusun dgn memasukkan lingkungan fisik & budaya ke dlm proses pembelajaran untuk membangun kesesuaian antara pengalaman yg telah dimiliki anak dgn pengalaman gres untuk membentuk desain gres tentang lingkungan & norma-norma komunitas di dalamnya. Lingkungan sosial & budaya berperan tak selaku obyek dlm kurikulum tetapi sebagai sumber pembelajaran bagi anak usia dini.