3 Sumber Pembelajaran Bahasa pada Anak Usia Dini

3 Sumber Pembelajaran Bahasa pada Anak Usia Dini –Prinsip pembelajaran bahasa untuk anak usia dini yakni interaksi aktif. Ada tiga hal penting yg menjadi sumber pembelajaran bahasa bagi anak di kelas, yakni:

3 Sumber Pembelajaran Bahasa pada Anak Usia Dini

1. Anak

Anak perlu dirangsang untuk mampu saling bercakap-piawai satu dgn yg yang lain. Dengan interaksi aktif antar anak, maka bahasa anak akan berkembang dgn cepat.

Karena itu di lembaga PAUD perlu menggabungkan anak dr aneka macam usia. Harapannya yakni anak yg lebih bau tanah mampu mencontohkan bahasa yg lebih kaya pada anak yg lebih muda, demikian sebaliknya anak yg lebih muda akan banyak berguru dr anak yg lebih tua.

2. Orang akil balig cukup akal (tutor/pendidik)

Orang dewasa yg hanya diam di dlm kelas kurang mendukung perkembangan bahasa anak. Segala sesuatu yg dikerjakan anak mampu diperkuat oleh pendidik dgn ucapan-ucapan yg menggali kesanggupan berpikir anak lebih tinggi yg tentunya akan terucap melalui percakapannya dgn pendidik.

Pendidik menggali dgn pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga anak dapat berpikir aktif. Karena itu perlu pendidik yg aktif akan menunjukkan pengalaman pada anak dlm memakai bahasa yg tepat.

3 Sumber Pembelajaran Bahasa pada Anak Usia Dini

Pendidik pula perlu mengucapkan kalimat dgn bahasa yg benar. Jika orang sampaumur memberikan pola kata-kata yg keliru, maka anak akan memalsukan kata-kata tersebut. Berikut ini beberapa hal yg perlu diperhatikan oleh orang dewasa untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa anak, antara lain:

  1. Pembelajaran bahasa bagi bawah umur menjadi gampang apabila mereka memiliki lingkungan & stimulasi yg sempurna.
  2. Bayi berguru & mendapat inspirasi untuk “bicara” dr mendengar orang-orang disekitarnya bercakap-piawai.
  3. Anak siap berguru untuk menciptakan bunyi dr bahasa yg ia pelajari. Bila seorang anak hidup dlm lingkungan dimana dua bahasa dipakai maka ia akan mampu membunyikan suara kedua bahasa tersebut.
  4. Pertama-tama kita mesti menjadi pendengar yg baik. Bicaralah sebanyak mungkin dgn bayi & mencoba menciptakan percakapan eksklusif dgn mereka. Usahakan agar anak melihat bahasa tubuh anda.
  5. Biarkan anak memahami perkataan & perasaan kita dgn cara mencocokkan apa yg kita katakan dgn apa yg kita kerjakan atau yg kita katakan dgn ekspresi wajah kita.
  6. Sangatlah penting untuk mengaitkan antara perkembangan bahasa dgn kemajuan lingkungan & sosial bawah umur. Kurikulum sebaiknya diletakkan pada kerangka budaya.
  7. Belajar membaca & menulis akan terserap jauh lebih singkat & efektif oleh bawah umur yg telah mempunyai latar belakang pengertian & kemampuan verbal.
  8. Untuk menambah kosa-kata anak, pendidik harus menggunakan kata-kata tersebut dengan-cara ekspresif. Penggunaan kosa-kata gres sebaiknya dikerjakan berulangkali. Dan kata-kata tersebut hendaknya bermakna & menjamah perasaan bawah umur sehingga tak mudah dilupakan.

3. Lingkungan

Anak belajar bahasa dr lingkungan. Lingkungan tempat anak itu berada pula mesti merupakan lingkungan yg aktif, yaitu lingkungan yg kaya dgn bahasa. Orang sampaumur bisa menaruh banyak kata di lingkungan bermain anak.

Di mana-mana anak mampu melihat tulisan sehingga menolong anak dlm mempelajari keaksaraan. Pendidik yg aktif akan menenteng lingkungan di luar anak yg kaya dgn bahasa ke dlm anggapan anak & pula mengeluarkan segala sesuatu yg ada di dlm asumsi anak ke luar lewat bahasa yg diucapkan anak. Dengan demikian wawasan anak akan terus meningkat.