10 Prinsip Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD) –Keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dgn pertumbuhan kognitif & kompetensi sosial anak.
Menurut Howard, Shaughnessy (et.al) dlm Jalongo (2007) diterangkan bahwa anak yg berguru mengatakan & berinteraksi dgn baik dgn orang lain condong lebih berkembang dlm kesanggupan keaksaraan & mencar ilmu beragam pengalaman.
Sebaliknya, anak yg gagal dlm pertumbuhan keahlian berbahasa sesuai usianya memiliki resiko dlm kehidupan sosialnya, bermasalah dlm keahlian membaca, & kesusahan akademik lainnya di sekolah.
10 Prinsip Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD)
Menurut Neuman (2000), beberapa prinsip yg perlu dipertimbangkan oleh guru & orang remaja dlm prinsip pengembangan bahasa anak antara lain:
- Berbicaralah (dua arah – ada interaksi timbal balik) dgn anak, libatkan anak dlm percakapan sehari-hari.
- Berbicara dua arah pada anak tak sama dgn orang sampaumur mengatakan & anak lebih banyak menyimak apa yg orang remaja katakan. Dalam berbciara dua arah, kita meminta anak untuk ikut serta terlibat dlm percakapan. Anak memiliki hak untuk bertanya, menawarkan balasan, merespon obrolan, memperlihatkan ketidaksetujuan, dsb. Melalui pengalaman mirip ini, anak akan mencar ilmu kosa kata baru & berbicara dlm banyak sekali konteks yg sangat penting bagi anak dlm memperluas pengalamannya dlm berbahasa.
- Bacakan & ulangi bacaan dongeng dgn teks yg dapat diprediksi oleh anak.
- Dengan seringnya kita membacakan buku dongeng bagi anak, bukan cuma nilai moral yg dapat kita tanamkan, akan namun anak pula akan berguru bahwa tulisan & gambar yg ada dlm buku cerita sebenarnya memiliki arti. Anak akan mencar ilmu mengetahui sebuah simbol & memprediksi kelanjutan suatu dongeng.
- Semangati anak untuk menceritakan pengalaman & mendeskripsikan ide & insiden yg penting bagi mereka.
- Anak prasekolah memiliki peningkatan pengalaman yg lebih luas dibandingkan pada masa sebelumnya. Anak tentu akan senang sekali menceritakan pengalaman yg mereka peroleh sehari penuh tatkala bermain dgn sobat-temannya. Kita pula seharusnya menunjukkan potensi pada anak untuk menceritakan gagasan yg dimilikinya sekaligus untuk memupuk doktrin diri mereka.
- Kunjungi perpustakaan dengan-cara terstruktur.
- Mengunjungi perpustakaan dengan-cara terencana tak hanya menumbuhkan kesadaran akan budaya keaksaraan. Akan tetapi anak akan belajar bahwa perpustakaan dapat menjadi daerah utama untuk mempelajari dunia di sekitar mereka dgn membuka banyak buku. Jika memungkinkan, kita dapat meminta orang tua untuk menciptakan perpustakaan di rumah masing-masing & memanfaatkannya semaksimal mungkin.
- Sediakan kesempatan bagi anak untuk menggambar & mencetak, memakai alat-alat menulis.
- Pengalaman ini akan membantu anak mengungkapkan pengalaman pribadinya lewat coretan (tertulis). Berikan pengalaman pada anak untuk memakai peralatan menulis mirip menulis menggunakan pensil, krayon atau spidol sedini mungkin.