Pengembangan Pengetahuan Sosial Anak Usia Dini (PAUD)

Pengembangan Pengetahuan Sosial Anak Usia Dini (PAUD) & tata cara pengembangan pengetahuan sosial anak usia dini. Bahasan kali ini mengenai pembelajaran wacana diri & perkembangan individu pada anak usia dini. National Council for The Social Studies (NCSS) mendefinisikan ilmu sosial selaku ilmu yg terintegrasi dr ilmu wawasan sosial & humanistik.

Untuk mengembangkan kompetensi yg sifatnya kewarganegaraan, ilmu sosial saling berkoordinasi. Sistematika pembelajarannya menggambarkan berbagai disiplin ilmu mirip antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, wawasan politik, psikologi, agama, & sosiologi atau humanistik (NCSS, 2003).

Dengan demikian mampu dikatakan bahwa ilmu sosial yaitu ilmu yg mempelajari perihal insan, kekerabatan antarmanusia, serta korelasi dgn lingkungan sekitar insan itu sendiri.

Dengan mempelajari ilmu sosial, anak mencar ilmu mengenal diri & lingkungan sosialnya. Selain itu, dgn mengetahui diri & lingkungan sosialnya, anak akan mencar ilmu menempatkan diri sesuai dgn situasi & kondisi yg mereka hadapi.

Dua tujuan utama dr ilmu sosial adalah: 

  1. Menyiapkan anak untuk mengasumsikan kewarganegaraan dan
  2. Untuk mengintegrasikan wawasan, ketrampilan & adat dgn & lewat disiplin ilmu. Kedua tujuan tersebut membedakan ilmu sosial dgn ilmu yg lain sehingga ilmu sosial memiliki ciri yg khas.

Pengembangan Pengetahuan Sosial Anak Usia Dini (PAUD)

Pembelajaran perihal diri & perkembangan individu pada anak usia dini mampu dijalankan lewat 5 faktor Pengembangan Pengetahuan Sosial Anak Usia Dini (PAUD) berikut ini.

1. Budaya

Mengerti & menerima perbedaan & kesamaan mampu dijalankan pada masa usia dini. Upaya untuk mengenalkan perbedaan & kesamaan serta penerimaan terhadap perbedaan tersebut mampu dijalankan dgn rancangan pembelajaran ilmu sosial yg menarik & mempunyai arti.

Lingkungan hendaknya mengembangkan kebudayaan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yg menghargai keragaman & kesatuan dibangun atas dasar rasa saling menghormati yg dlm terhadap semua individu & kalangan (Copple, 2003; Garcia, 2003).

Untuk menciptakan ruang kelas yg mengandung rasa  saling menghargai di antara individu & golongan, pendidik apalagi dulu mesti mengetahui wacana: (1) perilaku, nilai-nilai, & pemikiran guru sendiri mengenai orang lain; (2) perilaku, nilai nilai, & pemikiran anak mengenai orang lain; & (3) bagaimana sikap terhadap orang lain dipelajari.

Perilaku & nilai nilai yg kasatmata & membimbing merupakan dasar untuk menghargai keanekaragaman. Sebagai seorang pendidik, guru mesti lebih dr sekedar mengetahui sikap diri sendiri & perilaku anak.

Guru pula harus familiar dgn rancangan kunci untuk belajar menghargai keanekaragaman, seperti:

  • mengetahui keterkaitan & saling ketergantungan
  • pengetahuan tentang kesamaan yg menyatukan orang-orang dr bermacam-macam budaya, pengalaman, ras/etnis & bangsa
  • keterampilan untuk menuntaskan konflik interpersonal yg kemudian menjadi dasar untuk melakukan pekerjaan sama dgn orang lain.

Pengembangan Pengetahuan Sosial Anak Usia Dini (PAUD) penjelasan mengenai pembelajaran tentang diri & perkembangan individu pada anak usia dini pengembangan pengetahuan sosial pengembangan pengetahuan sosial anak usia dini pengembangan pengetahuan sosial terpadu pengembangan ilmu pengetahuan sosial pengembangan media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial metode pengembangan pengetahuan sosial pengembangan pendidikan ilmu pengetahuan sosial metode pengembangan pengetahuan sosial anak usia dini

2. Waktu, Kesinambungan, & Perubahan

a. Waktu
Seiring waktu anak meraih Taman Kanak kanak, mereka menggunakan istilah istilah waktu & jam dlm bercerita. Meskipun mereka belum diinternalisasi konsep/lamanya jarak, mirip jam & menit, mereka mengetahui bahwa istilah istilah ini mempunyai makna. Anak pertama mengawali dgn aktivitas mengasosiasikan jadwal kelas reguler saban hari, kemudian mereka mencocokkan jadwal ini dgn waktu yg ada di jam.

Selanjutnya, konsep jam, setengah jam, & seperempat jam mampu meningkat . Anak usia 5 tahun mulai mengerti unit sementara waktu seperti hari, tanggal, & waktu kalender, dirumuskan pada urutan sementara atau peristiwa yg berurutan & dapat menyesuaikan diri pada waktunya, mencocokkan waktu dgn insiden eksternal: “itu yaitu hari; matahari bersinar,” atau “itu adalah malam; bintang bintang berada di luar”.

Memahami kalender waktu tergolong kesanggupan untuk mengidentifikasi desain desain mirip waktu pertama, terakhir, selanjutnya, kemudian, lebih cepat, sebelum, & sehabis. Pada usia 5 tahun, anak anak dapat menyampaikan apa hari itu & akan memakai ungkapan perumpamaan umum seperti demam isu hujan sebelum mereka akan memakai perumpamaan lazim hari ini, sebelum, atau dlm beberapa hari (Ames, 1946).

Pertama anak bisa menanggapi kata waktu; selanjutnya, mereka dapat menggunakan kata sendiri; karenanya, mereka mampu memakai kata waktu untuk menjawab pertanyaan dgn benar.

b. Perubahan & Kesinambungan
Dalam banyak hal, studi sejarah ialah studi pergantian. Beberapa perubahan merupakan perkembangan; yg lain tidak. Namun demikian, pergeseran bersifat universal.

Tidak peduli di mana kita tinggal atau bagaimana, pergeseran akan menjadi bab dr kehidupan kita (Brophy & Alleman, 2002). Mampu mendapatkan & mengikuti keadaan dgn pergeseran yakni penting untuk hidup. Daripada takut perubahan, anak dapat diajarkan untuk menerima keniscayaan pergantian & mencar ilmu cara menyesuaikan diri dgn perubahan pengalaman mereka.

Kehidupan di sekitar anak menyampaikan potensi untuk mengganti pengalaman, lingkungan pribadi memperlihatkan banyak alat berguru. Dari lingkungan sekolah, alam & diri mereka sendiri, anak anak dapat mencar ilmu bahwa (a) pergantian ialah kontinu & selalu ada, (b) perubahan memengaruhi hidup mereka dgn cara yg berlainan, & (c) pergeseran bisa dicatat & catatan tersebut mampu menolong orang lain untuk memahami hal-hal yg sudah berganti.

3. Orang, Tempat, & Lingkungan

Perencanaan untuk mengajar geografi dimulai dgn studi lingkungan fisik & kesanggupan serta potensi anak untuk memperhatikan, berspekulasi, menganalisis & memeriksa lingkungan. Lingkungan & eksplorasi anak anak di dalamnya sangat kompleks & rumit.

Untuk membantu pendidik menertibkan anak anak untuk belajar geografi dlm suatu lingkungan, standar nasional geografi, Geography for Life (Geography Education Standards Project, 1994 & The National Council for The Sosial Studies, 1998) mengidentifikasi tema utama & konsep kunci untuk mempelajari geografi. Percaya bahwa studi geografi yaitu lebih dr sekedar letak dengan-cara geografis.

4. Identitas & Perkembangan Individu

Pengembangan kompetensi sosial yaitu fitur utama dr program preschool & penelitian menunjukkan pentingnya untuk keberhasilan sekolah nanti. Perbedaan dlm kesanggupan untuk bekerjasama dgn orang lain pula bergantung pada kematangan anak anak.

Meskipun kebanyakan 3 4 tahun berpindah dr bermain asosiatif pararel ke awal bermain & mampu mengurus satu sobat bermain pada satu waktu, yg lain lebih suka bermain soliter & belum siap untuk berhubungan dgn orang lain. Pada usia 5 tahun, anak biasanya telah membuatkan sahabat khusus & akan mampu mengunjungi teman mereka sendiri.

Anak anak memasuki kelas preschool primer dgn banyak sekali perkembangan sosial & keterampilan. Para peneliti telah menunjukkan sejumlah teori untuk menerangkan kenapa anak berbeda dlm kesanggupan untuk berafiliasi dengan-cara efektif dgn orang lain. Diantaranya ialah teori sikap, teori Erikson, & teori teori sosial-kognitif ketika ini (Bronson, 2000).

5. Kekuatan, Kekuasaan, Sipil & Pemerintahan

Dalam acara prasekolah & primer, anak anak tak cuma merencanakan diri untuk menjadi anggota penduduk yg demokratis, namun mereka benar benar warga negara yg demokrasi (Dewey, 1944). Harian, berkontribusi pada penciptaan & penawaran khusus sebuah masyarakat yg demokratis & mendapatkan manfaat dr milik penduduk ini.

Melalui setiap pengalaman dlm acara ini, anak anak berguru bahwa mereka layak, dihargai & dihormati. Mereka tahu bahwa mereka akan menyanggupi keperluan individu & Anda untuk melindungi, keleluasaan, berekspresi, memburu, kebahagiaan & hak hak yang lain.

Namun, sambil belajar untuk memperluas keprihatinan mereka & memberikan sebagian dr keegoisan mereka.

Sebagai anggota komunitas demokratis, anak anak menyebarkan rasa kegundahan, mengakui bahwa kepentingan mereka tumpang tindih dgn kepentingan orang lain & kesejahteraan mereka erat terkait dgn kemakmuran orang lain (Boyle Baise, 2003). Belajar untuk menyeimbangkan kebutuhan individual dgn kepentingan lazim.

  Perkembangan Sikap Beragama Anak Usia 0-4 Tahun