3 Sasaran Pengembangan Pembelajaran Seni Bagi Anak Usia Dini (PAUD). Seni memiliki peranan penting untuk membantu anak memberikan ide & perasaannya. Peran seni untuk anak memiliki Sasaran pengembangan sosial emosional, Sasaran Pengembangan Kognitif, dan Sasaran Pengembangan Fisik.
Proses menciptakan sesuatu selaku bentuk penuangan gagasan atau perasaannya merupakan hal yg paling penting, dibandingkan dgn “hasil” yg mereka ciptakan. Oleh karena itu, seni mempunyai sasaran pengembangan di antaranya :
Daftar Isi
3 Sasaran Pengembangan Pembelajaran Seni Bagi Anak
1. Sasaran pengembangan sosial emosional
Melalui pembelajaran seni, anak akan berguru menyatakan & menyalurkan perasaan atau emosi, menyatakan kekhasan individunya (besar hati & yakin diri dgn keunikan pribadinya), mencar ilmu membuatkan & bekerjasama dgn orang lain.
Anak usia dini akan merasakan kepuasan emosional tatkala mereka terlibat dlm kegiatan seni. Misalnya bikin pemodelan bentuk tertentu dgn tanah liat, menggambar dgn krayon, atau bikin kolase dr materi sisa daur ulang.
Kepuasan ini berasal dr keleluasaan memakai alat & materi yg mereka gunakan & otonomi dlm pengambilan keputusan yg mereka buat (Schirrmacher,1998; Seefeldt, 1993).
Memutuskan sendiri apa yg akan mereka buat & materi apa yg akan mereka gunakan, harus menjadi kesempatan pertama bagi anak dlm membuat opsi & bikin keputusan dengan-cara independen.
Terlibat dlm acara seni pula membangun harga diri anak dgn memberi mereka peluang untuk mengekspresikan apa yg mereka pertimbangkan & rasakan (Klein, 1991; Sautter, 1994).
Sautter (1994) menyatakan bahwa tatkala anak-anak berpartisipasi dlm kegiatan seni dgn sobat sekelas, umpan balik yg mereka berikan satu sama lain dlm membangun harga diri adalah dgn menolong mereka belajar mendapatkan kritik & kebanggaan dr orang lain.
Kegiatan seni pula membantu anak-anak berlatih keahlian sosial yg penting seperti bergiliran, berbagi, & bernegosiasi dlm penggunaan alat & materi untuk acara seni.
2. Sasaran Pengembangan Kognitif
Melalui pembelajaran seni, anak akan berguru meningkatkan kreativitas yg dimilikinya, meningkatkan pemahaman alasannya adalah & akhir, menyatakan bentuk & obyek (untuk memperkaya kosa kata), memecahkan permasalahan (problem solving) & memajukan keahlian perencanaan (designing).
Untuk anak usia dini, seni merupakan kegiatan eksplorasi sensorik. Mereka menikmati perasaan bagaimana krayon bergerak di atas kertas & menyaksikan gumpalan cat berwarna yg menyebar menjadi lebih besar.
Kamii & DeVries (1993) menyarankan bahwa kegiatan mengeksplorasi materi seni sangat penting karena melalui eksplorasi bahwa anak-anak membangun pengetahuan ihwal objek di dunia di sekitar mereka.
Kegiatan seni pula mendukung anak-anak untuk bikin keputusan & melaksanakan penilaian diri. Klein (1991) menggambarkan empat keputusan tersebut, yaitu pertama, mereka memutuskan apa yg akan mereka gambar (orang, pohon, seekor naga).
Kedua, mereka menentukan media yg akan mereka gunakan, pengaturan objek dlm pekerjaan mereka, & perspektif orang lain.
Anak-anak menetapkan selanjutnya seberapa cepat atau seberapa lambat mereka akan menyelesaikan proyek mereka, & karenanya, bagaimana mereka akan mengevaluasi hasil penciptaan mereka. Paling sering, belum dewasa menganalisa karya seni mereka dgn berpikir perihal apa yg mereka sukai & apa yg orang lain katakan pada mereka yakni menggembirakan (Feeney & Moravcik, 1987).
Sebagai individu yg sedang tumbuh & meningkat , keputusan seni bawah umur bergerak mulai dr aktivitas mengeksplorasi dgn indra mereka & mulai melibatkan penggunaan simbol. Anak-anak mulai “mengutus” benda-benda aktual, peristiwa, & perasaan dlm karya seni mereka.
Menggambar, khususnya, menjadi sebuah acara yg memungkinkan mereka untuk melambangkan apa yg mereka pahami & rasakan. Ini merupakan sarana yg diperlukan oleh belum dewasa dlm memajukan kosa kata, baik itu tertulis atau mulut (de la Roche, 1996).
Penggunaan simbol awal dlm karya seni sungguh penting karena merupakan dasar untuk melambangkan benda dgn kata-kata serta melatih kemampuan menulis permulaan.
3. Sasaran Pengembangan Fisik
Seni pula memberi peluang untuk pengembangan fisik. Tatkala belum dewasa merobek kertas untuk kolase atau menggunakan gunting untuk memangkas, mereka memanfaatkan otot kecil. Mereka melakukan gerakan melompat-lompat tatkala mendengar & menyanyikan lagi “kelinci”, ketika itu mereka memakai otot besar.
Kegiatan seni mampu meningkatkan kendali otot besar & kecil bagi anak anak (Koster, 1997). Gerakan lengan diharapkan untuk melukis atau menggambar di kanvas atau di atas kertas besar di lantai. Hal ini akan membangun koordinasi & kekuatan otot.
Gerakan- gerakan kecil dr jari-jari, tangan, & pergelangan tangan diperlukan untuk menggunakan gunting, bermain dgn tanah liat atau plastisin, atau menggambar atau melukis pada permukaan yg lebih kecil, mampu memajukan kendali & keterampilan motorik halus.
Pengulangan-pengulangan acara tersebut akan menumbuhkan kepercayaan diri dlm penggunaan alat & materi untuk aktivitas seni, yg nantinya mampu dijadikan bekal untuk acara menulis.
Kegiatan seni pula membantu anak mengembangkan kerjasama mata-tangan (Koster, 1997). Anak usia dini mampu memutuskan bagaimana menata penggalan-serpihan tertentu menjadi satu & ditempatkan di posisi mana. Dengan demikian, anak mencar ilmu mengkoordinasikan apa yg mereka lihat dgn gerakan tangan & jari.
Koordinasi mata-tangan ini sungguh penting untuk melaksanakan banyak aktivitas, termasuk menulis & membuat jarak antar karakter & kata-kata.