Bagaimana merancang modul latih berdiferensiasi PAUD untuk kurikulum merdeka menurut karakteristik anak didik? Mulanya disiapkan bahan apa yg disiapkan, selanjutnya materi atau media belajar tersebut akan diproses apa, kemudian menciptakan produk jadi. Menarik bukan pembelajarannya, mari kita ikuti hingga tamat goresan pena.
Daftar Isi
Memahami Anak Usia Dini
Sebagai Pendidik PAUD, saban hari kita menemani bawah umur dlm kegiatan bermain & berguru. Oleh karena itu, sebagai pendidik harus mampu mengerti mereka: mulai dr apa itu minatnya, kebutuhannya, gaya berguru-nya, & bagaimana kesiapan belajar-nya. Tatkala kita selaku pendidik paham ihwal perbedaan yg ada pada diri mereka, maka kita bisa merancang kegiatan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran Berdiferensiasi PAUD
Pengertian pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan jago yaitu yakni perjuangan untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa (Tomlinson, 2001). Dengan demikian, pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yg berpusat pada anak, pembelajaran yg memberi keleluasaan pada siswa untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dgn kesiapan berguru, minat & profil belajar siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perjuangan untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk menyanggupi kebutuhan berguru individu setiap siswa. Kaprikornus pendidik harus mengerti mereka anak usia dini dgn baik agar pembelajaran ini bisa tercapai.
Bagaimana cara memahami anak usia dini?
Pertanyaannya yakni bagaimana cara guru itu mampu mengerti mereka? Tentu banyak cara! Guru mampu melakukan pengamatan (observasi), jadi tatkala bawah umur sedang bermain kita amati apa yg sedang digemari mereka. Guru pula mampu mengajak berbincang-bincang anak usia dini, kita melakukan pendekatan ini dgn cara guru mengajak ngobrol anak lalu guru menangkap celotehan-celotehan mereka itu sehingga guru tahu apa yg mereka butuhkan, apa yg sedang disukai.
Kemudian untuk mengetahui anak adalah dr rapor atau laporan pertumbuhan anak, misalkan ini belum bisa mewakili apa yg ingin didapatkan guru, maka guru boleh mengajukan pertanyaan pada guru tingkat sebelumnya. Misalkan bunda selaku guru kelompok B, maka bunda bisa bertanya ke guru golongan A wacana bagaimana a sampai z seputar anak, jadi bunda paham anak tersebut titik lemahnya di mana keunggulan-nya di mana.
Kita pula bisa sharing dgn orang renta, tatkala kita tahu background orang tua kita paham bagaimana cara anak berkomunikasi di keluarganya, bagaimana gaya anak belajar. Selain itu guru bisa tahu ihwal anak dr asesmen diagnostik yg sudah dilakukan. Kalau di PAUD contohnya di awal tahun anutan gres itu kita adakan screening, penyaringan ini umumnya bekerjasama boleh dgn psikolog sehingga akan diketahui kekurangan & kelebihan anak usia dini.
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi PAUD
Apabila guru sudah paham supaya kegiatan mencar ilmu yg dirancang & diberikan untuk anak-anak itu berarti, maka guru merancang kegiatan lain yg sesuai dgn minat mereka, yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi strateginya ada 3 yakni diferensiasi konten atau materi, diferensiasi proses, & diferensiasi produk.
Diferensiasi Konten/Materi
Diferensiasi konten atau materi kita bisa mengambil acuan kegiatannya yaitu siswa mempunyai kebebasan untuk menentukan sumber daya di sekitarnya untuk diolah jadi warna gres. Guru akan menyediakan macam-macam warna dr banyak sekali macam materi disertai tindakan yg mesti dilaksanakan siswa tatkala ingin membuat warna baru dr bahan-bahan yg dipilih anak.
Pendidik akan menunjukkan macam-macam warna dr berbagai bahan berbeda dilengkapi langkah-langkah yg mesti dijalankan. Nantinya, siswa akan menciptakan warna baru dr materi-materi yg mereka pilih. Contohnya: pada gambar di atas disiapkan crayon, spidol, cat lukis, kertas, krep cat air, pewarna makanan, & bunda pula bisa memakai pasta inovatif, serta pewarna alami (misalnya darikunyit, buah naga, bayam merah, pandan, dll). Kaprikornus biarkan mereka bebas mau memilih pakai krayon, pasta inovatif atau yg lain.
Selanjutnya pendidik menyampaikan langkah-langkah mencampur warna untuk masing-masing bahan. Misalnya apabila pakai crayon goreskan warna pertama kemudian disertai warna berikutnya, dll. Makara siswa akan tahu hasilnya warna baru apa terjadinya tatkala warna tercampur, ini pula berlaku sama untuk pasta kreatif, materi alam, dll pula mirip itu, belum dewasa diajari bagaimana menuangkan kemudian mengasih air sedikit kemudian kita goreskan di kertas. Dan begitu seterusnya jadi guru di diferensiasi konten kita siapkan alat & bahannya yg bermacam serta bagaimana cara tindakan yg mesti dilaksanakan oleh anak.
Diferensiasi Proses
Diferensiasi proses yakni guru dapat memperlihatkan siswa untuk bebas untuk mengurus materi tersebut yg dipilihnya siswa dapat mencampur pasta kreatif menimpa warna krayon, mencampur warna dr bahan alam & mencampur-nya setelah itu siswa diajak atau diminta untuk mempresentasikan bagaimana ia membuat warna baru.
Apabila pada diferensiasi konten disiapkan bahan lalu disebutkan nama-nama bahannya, kemudian langkah-langkahnya, nah di diferensiasi proses ini yakni tatkala anak berkegiatan mencampur warna.
Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk yaitu hasil yg di tampilkan anak yakni diferensiasi produk akan tampak dr produk yg dihasilkan siswa. Produk ini bermacam-macam jenisnya lantaran materi & proses yg dipakai pula bermacam-macam atau bermacam-macam, & inilah yg dinamakan strategi pembelajaran diferensiasi
Membuat Modul Ajar Berdiferensiasi
Sekarang kita praktikkan bagaimana cara menciptakan RPP atau modul asuh dgn pendekatan diferensiasi. Karena di kurikulum Merdeka itu salah satu tata cara belajarnya ialah berbasis buku bacaan, maka kita pastikan buku yaitu kita dapat buku dgn judul “Aku suka buah” (Untuk mendapatkan buku bacaan ini silahkan download di Kumpulan Buku Cerita Anak).
Silahkan merujuk pada buku tersebut, & pada paragraf berikutnya di bawah ini yaitu ringkasan ceritanya, beberapa ada yg sudah diwarnai yaitu warna merah memperlihatkan macam-macam buah rancangan yg ada dlm cerita ini, kemudian ada warna biru itu makanan lain yg bisa dijumpai dlm dongeng, sedangkan warna hijau itu yaitu aktivitas atau kegiatan, & warna kuning ialah ciptaan Tuhan. Nanti tak cuma buah, pastinya ciptaan dewa itu beragam & akhirnya ada warna sifat yakni sombong, bernyali berpengaruh, gigih & sebagainya.
Halo, nama saya Jeri si jeruk, kenalkan teman-sobat saya ada pisa si pisang, manga si mangga, & sema si semangka. Aku minuman soda rasa jeruk, gue permen merah rasa semangka, gue kue rasa pisang & temanku eskrim rasa mangga. Hari ini kita berguru wacana buah. Kami buah-buahan, berisi materi yg diperlukan untuk tetap besar lengan berkuasa, sehat & bergerak, gue minuman & kuliner yg yummy, tubuhku benwarna-warni, bergula pula jadi cantik & manis, ada yg bersoda menciptakan segar. Ayo jeruk soda & golongan gula kita berlomba lari, siapa yg sampai lebih dulu ke kelas paud.
Kita mesti berlatih biar kuat berlari & tak cepat letih. Tidak apa-apa kami tak perlu berlatih, kami punya banyak tenaga untuk berlari. Mereka bernyanyi dan bersorak kita harus berpengaruh, kita terns bergerak berlatih penuh semangat, lomba harus menang. Jeri si jeruk hingga lebih dulu lalu menyusul manga si mangga kemudian pisa si pisang & sema si semangka.
Minuman bersoda tak sehat, berisi sirup dan sitrat bikinan, makan jeruk saja, enak rasanya sitrat alami ciptaan Tuhan. Mangga pula yummy basah, bergula sehat & berserat, pisang pula sehat semangka banyak airnya. Kamu benar kelompok buah kata si kue rasa pisang banyak gula mirip kami cepat letih, kami minta maaf sudah angkuh.
Mengembangkan Peta Konsep
Nah tatkala kontes dijalankan ternyata yg menang ialah golongan buah sedangkan kalangan gula kuliner minuman yg mengandung gula seluruhnya kecapekan. Oleh karena itu bawah umur, lebih baik mengkonsumsi buah ketimbang mengkonsumsi makanan-masakan yg mengandung gula lantaran apa? Karena dibuat mengandung rasa manis alami membuat sehat & mengandung sitrat alami pula itu akan sangat baik buat badan kita baik.
Sekarang kita bawa konsep-konsep yg sudah kita peroleh dlm cerita ini ke peta desain. Berikut ini peta konsepnya yaitu ada macam buah: mangga, jeruk, pisang, semangka, apel, anggur, melon, durian.
Keterangan: Sebutkan saja semuanya yg anak-anak sudah familiar kemudian ada kegiatan dr kisah di atas yakni lari, menyanyi, bersorak, ada yg berlatih kemudian pula ada kuliner/minuman yakni kudapan manis, gula, es krim, permen, minuman bersoda, sirup. Ini semua yg ada di inspirasi kisah tadi. Kemudian ada pula rancangan ciptaan Tuhan yaitu tentunya bawah umur sudah tahu bahwa ciptaan Tuhan itu contohnya dr alam ada buah-buahan, sayuran, hewan, insan. Kalau benda-benda matinya contohnya ada gunung, ada watu, ada pasir, & sebagainya belum dewasa pula paham itu. Kemudian ada sifat yg kita peroleh yakni sifat arogan, kuat, tak mudah mengalah/gigih.
Mengembangkan Modul Ajar dr Peta Konsep
Berdasarkan peta rancangan yg sudah dibentuk tersebut, kita akan merancang kegiatan pembelajaran berdiferensiasi. Kita akan menciptakan RPP atau modul ajar dgn topik “Aku Anak Sehat”, pokok bahasan atau subtemanya yakni “Makanan Kesukaanku”.
Download modul bimbing lengkap dlm bentuk file microsoft word lewat link tautan di bawah ini:
Guru mengajak anak melihat/mengamati, kemudian meraba, mencium buah yg sudah disiapkan oleh guru (alat & medianya pasti bermacam buah) karena yg yang dipegang bawah umur itu buah, kemudian guru mengajak mengenal alat-alat atau teknologi sederhana yg akan dipakai untuk mengolah buah-buah yg sudah disiapkan, produk apa nanti yg akan ditampilkan anak pula dibahas, jadi judulnya ada macam-macam buah, tusuk sate, blender, pisau, piring, air, gula, susu, sirup, gelas & sendok.
Selanjutnya yakni guru mengajak anak mengeksplor & mempergunakan buah atau alat yg telah disiapkan jadi bawah umur punya wangsit apa? Misalnya buah ini akan ada yg menjawab ingin dibuat buat jus, buah ini akan saya buat sate, buah buah ini akan dibentuk sirup buah, dll jadi disini sudah diferensiasi proses (belum dewasa mengeksplor & mengolah semua buah yg ada) dgn memakai alat atau teknologi sederhana yg sudah disiapkan guru. Selanjutnya guru mengajak anak untuk berani mempresentasikan hasil karyanya.
Terakhir guru mengajak anak untuk menikmati hasil karyanya atau belum dewasa diajak bukan mencicipi lagi tetapi memang sungguh-sungguh dimakan. Karya mereka baik itu yg berganti sup buah, sate buah, jus, rujak buah, nah hal ini produknya ya jadi bedakarena bawah umur mungkin ada yg membuat jus, ada anak yg membuat sate buah, ada anak yg membuat rujak, jadi ini ini terserah anak.
Referensi
Tomlinson, C. A. (2001). How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education. [PDF]