[Kumpulan] Puisi Ibu Singkat 3 dan 4 Bait Mudah Dibaca

Oleh: Wenny N.Y

Sunyi senyap gue sendiri

Hanya melamun membayang sepi

Waktu kembali putar kebelakang

Membuka kenangan masa kecil sarat kenang

Kerutan kala tersenyum di parasnya buatku rindu

Ajari gue kehidupan Ibu

Bahwa yg lapang dada cinta cuma darimu

Bahwa yg perih ketika ku terluka hanya dirimu

Kini kusadari menjadi dewasa tak secerah itu

Banyak persoalan terus menghampiri

Kenangan bersamamu penuhi cita-cita

Karena gue merasa dicintai dlm penderitaan

Oleh: Wenny N.Y

Suara bijak membangunkanku

Suara halus nan lembut memanjakanku

Suara marahmu menyadarkanku

Tiada yg tak berguna darimu

Ibu, tak terhitung berapa untaian kata yg kau rangkai

Kata demi kata membentuk pribadiku dikala ini

Begitu kuresapi maksud hatimu

Menjadikanku sosok yg bermartabat

Maafkanlah diriku yg dahulu tak percayai

Pernah kuanggap ucapanmu ramai

Kini kusadari perkataanmu inspirasiku

Buatku sangat mengandalkan dirimu

Oleh: Wenny N.Y

Ibu, kaulah bidadariku

Melalui dirimu gue bisa bernafas ke dunia

Melalui dirimu pula gue sanggup berlangsung

Bahkan, hingga gue menjadi rupawan

Aku sudah menyusahkanmu

Sembilan bulan kamu membawaku kemanapun

Aku bahkan mengambil makananmu

Sungguh membuatmu kewalahan

Beranjak remaja gue kamu bekali ilmu

Baik untuk dunia & akhirat

Tak terhitung banyaknya jasamu

Untuk kehidupanku yg lebih baik

Oleh: Wenny N.Y

Kau selalu menjagaku setiap saat

Dari ku masih bayi hingga detik ini

Tanyakanku kabar & khawatirkanku

Padahal tak ada yg memerintahkan

Cintamu memang tak bertepi

Bagai bunga yg semerbak

Harum mewangi dimana-mana

Membuat suka cita di sekelilingnya

Oleh: Wenny N.Y

Ibu, gue masih dengar sayup-sayupmu

Berbisik & membelai rambutku

Tangisanmu sering ku dengar di sepertiga malam

Menyebut namaku demi bahagiaku

Ibu, janganlah kau hilang

Sebab kelam hidupku tanpamu

Tak ada yg akan mendoakanku

Tak ada doa yg mudah dikabulkan

Ibu, janganlah kamu hilang

Sebab nestapa dunia sering membelengguku

Menyisakan hati yg hilang arah

Gelap, cuma bisa memeluk diri

Namun hadirmu sembuhkan luka

Hanya dgn senyummu hangatkan hati

Teruslah disampingku

Sampai waktuku berhenti

Oleh: Wenny N.Y

Seringkali gue kehilangan arah di persimpangan jalan

Namun, suaramu mengarahkanku kembali

Seringkali gue terluka

Namun, kau tiba menjinjing perban

Ibu, ketulusanmu tak terkira

Sedalamnya samudra di lautan

Beratnya hati ini harus berpisah darimu

Kini, gue mesti pergi merantau untuk menuntut ilmu

Dengan muka senyum kau mengiring kepergianku

Walau ku tahu batinmu tak menginginkannya

Tunggu gue ibu, tunggu gue sukses

Kelak kusampaikan “aku anak ibuku”

Oleh: Wenny N.Y

Detik demi detik sengaja mempermainkanku

Ia terus berdetik tak bisa berhenti

Padahal masih ingin ku kembali pada masa kanak-kanak

Saat dimana ibu menyuapiku

Saat dimana gue berada dlm gendongannya

Hatiku terbuai mendengar alunan lagu darinya

Kehangatanmu tak bisa ditukar dgn apapun

Emas permata tak bisa membayarnya

Hati orang lain tak mungkin bisa dibandingkan denganmu

Waktu bersama ibuku adalah pelepas dahaga

Waktu bareng ibuku adalah buaian manja

Waktu bersama ibuku ialah pelipur lara

Oleh: Wenny N.Y

Hatinya berdiri kokoh melindungi anaknya

Walau badan tak sebesar laki-laki

Ibu selalu berada di barisan pertama demi buah hatinya

Tidak ada yg bisa menepis cintanya

Walau tak berbalas, walau tak bisa dibayar

Ibu tetap setia mengawalanaknya

Janganlah kamu melawannya

hatinya bisa sangat ringkih jikalau anak menggoresnya

Cukup, berbuat oke padanya agar mendapat nirwana

Oleh: Wenny N.Y

Tak kenapa bila siapa saja membenciku

Tak kenapa jika semua orang menghinaku

Asal ada ibu yg selalu mendukungku

Kehidupan ini memang tak selamanya mulus

Namun, ibu, ketahuilah keberadaanmu buatku penuh

Tak peduli dalamnya luka yg orang berikan

Ibu kamu adalah penyemangatku

Kau seperti cahaya lembut yg kugenggam

Menemaniku dlm kegelapan dunia

Oleh: Wenny N.Y

Ibu, dimatamu gue masih tetap belum dewasa

Aku masih saja kau khawatirkan

Ditanya, apakah gue sudah makan

Anakmu kini sudah tumbuh dr didikan yg kamu berikan

Karena ibu menyayangiku gue menjadi anak penuh kasih sayang

Karena ibu mengajariku gue menjadi orang yg berilmu

Duhai ibu, kapankah gue bisa membalas jasamu

Kapankah gue bisa membuatmu bangga

Hingga kini & nanti, gue masih anak kecil

Oleh: Wenny N.Y

Baru kemarin gue bermain petak umpet denganmu

Baru kemarin gue saya bisa berguru membaca

Namun, cepat sekali waktu berlabuh

Ibu, kulihat tanganmu sudah keriput

Uban putihmu sudah menghiasi kepalamu

Baru kusadari waktu cepat berlalu

Kita tak bisa main lari-larian lagi

Kita tak bisa berguru bareng lagi

Karena seiring waktu kudapati ingatanmu terkikis lagi

Dengan raut sendumu kamu kini hanya bisa terduduk

Melamun jauh membayangkan kedatangan anakmu

Saat ku tiba, senyummu sarat arti

Oleh: Wenny N.Y

Begitulah aku, anakmu yg udik ini

Selalu saja membuatmu kesal

Tak terhitung sudah berapa kali air matamu menetes karenaku

Permintaanmu sering tak kuturuti

Ajaranmu sering ku sisihi

Aku mohon maafkanlah anakmu ini

Berkali-kali gue membentakmu

Berkali-kali pula gue sering menggubrismu

Yang ada sekarang hanyalah penyesalan saat kau tak lagi ada disisiku

Oleh: Wenny N.Y

Cerahnya matahari tak akan mampu mengalahkan kehadiranmu

Indahnya pelangi tak akan mampu menetralisir kesuramanku

Hanya darimu, ibu

Kau yakni seorang ibu yg berpura-pura senang

Bahagia di depan anaknya

Walau hati menyesatkan penuh luka

Aku tahu itu, namun tak ada yg bisa kulakukan

Hanyalah mata yg bisa mengiba

Tak mampu kukata alasannya kamu ingin gue bahagia

Akhirnya, semburat senyum yg bisa kuberikan

Sebagai penghibur laramu

Ibu, terkasih tolong terima kebahagiaanku ini