Apa itu Kerajaan Ternate & Tidore? Kerajaan Ternate & Tidore merupakan suatu kerajaan yg muncul dr masa ke -15.
Pada ketika itulah, para ulama & pula penjualyg berasal dr Malaka & Jawa membuatkan Islam ke sana.
Selengkapnya simak ulasan di bawah ini.
Sejarah Berdirinya
Pada ketika itu pula, berdirilah empat kerajaan islam di Maluku yg dulunya disebut Maluku Kie Raha atau Maluku Empat Raja.
Maluku Kie Raha mempunyai arti Kesultanan Ternate yg diperintah Sultan Zainal Abidin sejak tahun 1486 hingga 1500.
Kesultanan Tidore yang diperintah oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yg diperintah oleh Sultan Sarajati, serta Kesultanan Bacan yg diperintah oleh Sultan Kaicil Buko.
Di masa kesultanan masih berkuasa, keberadaan penduduk muslim di Maluku sudah menyebar hingga ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, & pula Halmahera.
Pada waktu itu, kedudukan Kerajaan Ternate & Tidore berada di Maluku Utara tepatnya di sebelah Pulau Halmahera.
Disana pula terdapat dua kerajaan lain yg mempunyai tugas penting dlm melawan kekuatan ajaib yg menjajal untuk menguasai Maluku.
Seiring bertambahnya waktu, kedua kerajaan tersebut bersaing dlm memperebutkan hegemoni politik yg ada di kawasan Maluku.
Disamping itu, Kerajaan Ternate pula dikenal sebagai Kerajaan Gapi, yg sudah berdiri semenjak tahun 1257.
Salah satu dr keempat kerajaan tersebut diresmikan oleh Baab Masyhur Mulamo yg sangat berkuasa sejak tahun 1257 hingga 1272M.
Namun, dlm catatan sejarah tak ada yg menceritakan dengan-cara terang, apakah ia & raja-raja selanjutnya beragama islam.
Dan selaku kerajaan islam tertua yg ada di Nusantara, Kerajaan Ternate meraih puncak kejayaan di permulaan periode ke-16. Berkat hasil dr jual beli di sektor rempah-rempahnya yg terkenal hingga Eropa.
Di wilayah Maluku serpihan timur serta pantai yg berada di Irian Jaya atau Papua sudah dikuasai oleh Kerajaan Tidore.
Sementara itu, Kerajaan Ternate pula sudah menguasai sebagian besar wilayah Maluku, Gorontalo, & Banggai di Sulawesi, hingga Flores & Mindanao.
Puncak kejayaan Kerajaan Ternate ada di masa kepemimpinan Sultan Baabullah.
Sementara puncak kejayaan Kerajaan Tidore ada pada masa kepemimpinan Sultan Nuku.
Kedua Kerajaan tersebut berkompetisi dlm bidang jual beli, sehingga memunculkan dua persekutuan jualan .
Dalam dua komplotan tersebut terdapat pemimpin di dalamnya, diantaranya:
- Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) yg diketuai oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi, serta Ambon.
Di masa itu, Sultan Baabulah memimpin Kerajaan Ternate hingga meraih masa keemasan serta kekuasaannya bisa hingga meluas ke negara Filipina.
- Uli-Siwa (komplotan sembilan bersaudara) yg diketuai oleh Tidore meliputi Halmahera, Jailalo hingga ke Papua.
Kerajaan Tidore meraih puncak keemasan di bawah kepemimpinan Sultan Nuku.
Selain itu, pula terdapat kerajaan isalam yang lain yg pula meningkat pada saat itu, yakni Kesultanan Palembang yg diresmikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di tempat serpihan timur Sumbawa, dgn rajanya La Ka’i, Siak Sri Indrapura yg didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.
Dan kerajaan islam kecil yang lain yg masih banyak di Indonesia.
Awal Mula Berdirinya
Pada awal era ke-13, para pedangan & pula wisatawan banyak yg berdatangan ke Pulau Ternate.
Pada awalnya, penduduk orisinil Ternate merupakan warga eksodus dr Halmahera.
Dan pada saat itu, di dlm Pulau Ternate terdapat empat kampung yg masing-masing dipimpin oleh seorang momole atau kepala marga.
Mereka pula yg pertama kali menyelenggarakan korelasi dgn para pedagang yg datang dr ke Maluku untuk mencari rempah–rempah.
Penduduk dr Pulau Ternate semakin bervariasi berkat kehadiran para pedagang yg kemudian bermukin di Ternate yg rata-rata berasal dr Jawa, Arab, Tionghoa & Melayu.
Semakin ramainya kegiatan berjualan, maka makin bahaya pula ancaman yg datang dr para perompak.
Sehingga kepala marga mempunyai ide untuk membentuk suatu organisasi yg kuat serta mengangkat seseorang pemimpin tunggal untuk dijadikan selaku raja.
Kemudian, barulah ditahun 1257, Momole Ciko yg merupakan pemimpin dr Sampalu terpilih menjadi seorang kolano atau raja dgn gelar pertamanya yakni Baab Mashur Malamo.
Ia memrintah sejak tahun 1257 hingga 1272.
Pada ketika itu, Kerajaan Gapu berpusat di kampung Ternate. Seiring bertambahnya waktu, keadaan kerajaan kian besar.
Sehingga oleh penduduk lokal disebut selaku Gam Lamo atau Gamalama & atau kampung besar.
Semakin populernya Kota Ternate, sehingga orang-orang lebih senang menyebutnya sebagai Kerajaan Ternate dibandingkan dgn Kerajaan Gapi.
Dalam generasi penerusnya, Kerajaan Ternate berkembang & berkembang menjadi suatu kerjaan yg kuat & besar.
Dari mulanya yg cuma berkuasa di sebuah pulau kecil. Kemudian menjadi suatu kerajaan yg berpengaruh & pula paling besar di wilayah potongan timur Indonesia terutama kota Maluku.
Letak Kerajaan Ternate Tidore
Secara geografis, letak Kerajaan Ternate & Tidore berada di kawasan yg pentinga dlm dunia jual beli pada waktu itu.
Yaitu berapa di Kepuluan Maluku.
Sebab, di masa itu, Maluku merupakan daerah penghasil rempah-rempah paling besar, hingga dijuluki sebagai “the Spice Island”.
Tak heran, jikalau rempah-rempah menjadi komoditi utama dlm dunia pelayaran perdagangan pada masa itu.
Sehingga, banyak pedagang dr negara yg berbeda tiba dgn tujuan untuk menemukan sumber rempah-rempah yg melimpah.
Sehingga, munculan keinginan untuk menguasai wilayah penghasil rempah-rempah tersebut.
Keadaan tersebutlah yg memicu perubahan aspek kehidupan masyarakatnya, baik dlm bidang politik, ekonomi, sosial, serta budaya.
Kehidupan di dlm Kerajaan Ternate & Tidore
Kehidupan Politik
Seperti yg sudah wargamasyarakat.org sebutkan, bahwa di Kepulauan Maluku pula banyak terdapat kerajaan kecil di dalamnya.
Diantaranya seperti Kerajaan Ternate selaku pemimpin Uli Lima, yakni komplotan lima bersaudara dgn daerahnya yg meliputi pulau-pulau Ternate, Obi, Bacan, Seram, serta Ambon.
Sedangkan, Kerajaan Tidore dgn pimpinan Uli Siwa, yg mempunyai arti persekutuan sembilan bersaudara dengan wilayahnya yg meliputi pulau-pulau Makayan, Jahilolo atau Halmahera, serta pulau-pulau di antara daerah itu sampai dgn Irian Barat.
Pada saat Portugis memasuki wilayah Maluku, pihak portugis langsung memihak sekaligus membantu Ternate di tahun 1521.
Sebab, Portugis menduga bahwa Kerajaan Ternate memiliki kekuatan yg lebih besar waktu itu.
Tak hanya Portugis, bangsa Spanyol pula datang ke Maluku. Namun pihak Spanyol langsung menolong pihak Kerajaan Tidore.
Sehingga, munculah pertengkaran diatara kaum putih di daerah Maluku.
Untuk menyingkir dari pertempuran, Paus yg ada kala itu turun tangan dgn cara memastikan garis batas antara kedua kerajaan wilayah timur dgn melalui Perjanjian Saragosa.
Dalam perjanjian Saragosa tersebut disebutkan bahwa pihak Spanyol harus pindah ke negara Filipina,.
Sedangkan Portugis tetap dapat menguasai beberapa daerah di Maluku.
Untuk memperkuat kedudukannya, Sultan Hairun memerintah Portugis untuk mendirikan benteng & kemudian dinamakan Benteng Santo Paulo.
Namun, usang-kelamaan, tingkah dr Portugis tak diminati oleh penduduk bahkan oleh para pejabat di dlm Kerajaan Ternate.
Sebagai penguasa Ternate, Sultan Hairun kian bend atau anti dlm urusan menyaksikan langkah-langkah-tindakan & gerak-gerik bangsa Portugis.
Oleh alasannya itu, Sultan Hairun dengan-cara terang-terangan menentang politik monopoli yg dikerjakan oleh pihak Portugis.
Setelah akhir hayat Sultan Hairun, tahta kerajaan beralih ke Sultan Baabullah putra dr Sultan Hairun, & Kerajaan Ternate bangun dlm melawan pihak Portugis.
Sehingga di tahun 1575 M, Portugis dapat dilumpuhkan serta diberikan kesempatan untuk meninggalkan benteng.
Di tahun 1578 M, pihak Portugis pula menghendaki untuk mendirikan benteng ditanah Ambon.
Namun tak usang kemudian Portugis pindah ke kawasan Timor Timur serta berkuasa di sana hingga tahun 1976.
Seusai tahun 1976, wilayah Timor Timur muai berintegrasi ke dlm wilayah Republik Indonesia hingga tahun 1999.
Namun, setelah lewat jejak pertimbangan di tahun 1999, rakyat Timor-Timur memilih untuk merdeka dengan-cara berdikari.
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi di dlm Kerajaan Ternate & Tidore bisa dibilang cukup sukses.
Sebab Kepulauan Maluku berupakan tempat yg subur serta ditumbuhi hutan rimba yg banyak menghasilkan cengkeh & pula pala.
Di periode ke 12 M, permintaaan rempah-rempah makin meningkat, sehingga menimbulkan rempah-rempah menjadi komoditi yg penting bagi Kerajaan Ternate.
Pesatnya perkembangan jual beli yg terjadi hingga keluar Maluku menyebabkan terbentuknya komplotan yg kasatmata.
Tak cuma itu ,mata pencaharian perikanan pula turut mendukung dlm perekonomian penduduk .
Kehidupan Sosial
Kedatangan Portugis ke wilayah Maluku bukan tanpa karena, mereka ingin menjalin koordinasi dlm hal jual beli & pula mendapatkan hasil dr rempah-rempahnya.
Selain itu, pihak Portugis pula mempunyai tujuan untuk berbagi agama katholik.
Dan pada tahun 1534 M, agama khatolik memang sudah memiliki kedudukan yg kokoh di wilayah Halmahera, Ternate, serta Ambon, berkat kegiatan yg dikerjakan oleh Fransiskus Xaverius.
Namun, memang agama Islam menjadi agama dr sebagian besar masyarakat Maluku.
Oleh alasannya adalah itu, perbedaan agama ini tak dimanfaatkan oleh Kerajaan Portugis untuk memancing pertikaian diantara rakyat kerajaan.
Setelah masuknya pihak Belanda ke tanah Maluku, rakyat yg tadinya memeluk agama Katholik mesti berganti agama menjadi Protestan.
Hal tersebut sontak mengakibatkan permasalahan serius dlm kehidupan rakyat kerajaan.
Sebab rakyat kala itu merasakan tekanan & pula menjadikan amarah yg teramat besar dr rakyat Maluku pada pihak Belanda.
Kehidupan Budaya
Rakyat Kepualaun Maluku, yangpada waktu itu didominasi oleh acara perekonomian kelihatannya tak terlalu banyak mempunyai peluang dlm hal menciptakan karya-karya dlm bentuk kebudayaan.
Jenis-jenis kebudayaan yg ada pada rakyat Maluku tak terlalu banyak, kita cuma dapat mengenali semenjak dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam mirip Ternate & Tidore.
Masa Kejayaan Kerajaan Ternate & Tidore
Seperti yg telah kita ketahui, letak dr Kerajaan Tidore berada di sebelah selatan Ternate.
Menurut catatan, raja pertama dai Kerajaan Ternata yaitu Muhammad Naqal yg naik tahta semenjak tahun 1081 M.
Dan kemudian di tahun 1471 M, agama islam mulai masuk ke dlm Kerajaan Ternate yg dibawa oleh Ciriliyah yg merupakan raja dr Kerajaan Tidore yg ke-9.
Ciriliyah pula diketahui selaku Sultan Jamaluddin yg masuk ke dlm islam berkat dakwah yg disampaikan oleh Syekh Mansur dr Arab.
Kerajaan Tidore memasuki puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku yg memeintah semenjak tahun 1780 hingga 1805 M.
Sultan Nuku pada waktu itu berhasil menyatukan Ternate & Tidore berkat sumbangan dr Inggris.
Sementara itu, pihak Belanda kalah & kemudian diusir dr Tidore & Ternate.
Sementara itu, pihak Inggris pun tak menerima apa-apa, hanya diperbolehkan dlm relasi jual beli saja.
Sultan nuku pada waktu itu memang telah dikenal sebagai raja yg cerdik, berani, ulet, & pula waspada.
Pada dikala itu pula, Kerajaan Ternate & Tidore sudah tak diganggu oleh pihak luar lagi, yakni Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris.
Sehingga kehidupan rakyat kerajaan makin sejahtera.
Pada masa pemerintahan Sultan Nuku, wilayah kekuasaan Kerajaan Ternate & Tidore pula meluas, meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, serta Papua.
Setelah masa pemerintahan Sultan Nuku berkahir, tahta kerjaan diturunkan pada adiknya yg bernama Zainal Abidin.
Zainal Abidin pula sama-sama giat dlm upaya menentang Belanda yg berencana untuk menjajah kembali.
Keruntuhan Kerajaan
Kerjaan Ternate mulai mengalami kemunduran semenjak adanya kejadian mencerai-beraikan yg dilakukan oleh pihak ajaib yakni Portugis & Spanyol yg tak lain ingin memonopoli tempat penghasil rempah-rempah paling besar itu.
Kemudian, mencerai-beraikan tersebut dimengerti oleh Sultan Ternate & Sultan Tidore, sehingga mereka bergegas untuk bersatu & kemudian mengusir Portugis & Spanyol ke luar Kepulauan Maluku.
Namun sayang, kemenangan tersebut tak berjalan usang, alasannya pihak VOC sudah berhasil menguasai jual beli rempah-rempah di Maluku dgn cara menaklukkan Ternate dgn menggunakan taktik serta tata kerja yg teratur, rapi & pula terkontrol dlm bentuk organisasi yg kuat.
Silsilah Kerajaan Ternate & Tidore
Adapun silsilah dr raja-raj ayang sempat memerintah Kerajaan Ternate & Tidore, diantaranya sebagai berikut:
- Kolano Syahjati atau sering dikenal dgn nama Muhammad Nakil bin Jaffar Assidiq
- Kolano Bosa Mawange
- Kolano Syuhud atau sering dikenal dgn nam Subu
- Kolano Balibunga
- Kolano Duko Adoya
- Kolano Kie Matiti
- Kolano Seli
- Kolano Matagena
- Kolano Nuruddin (1334 – 1372 )
- Kolano Hasan Syah (1372 – 1405)
- Sutan Ciriliyati atau sering dikenal dgn nama Djamaluddin (1495 -1512)
- Sultan Al Mansur (1512 – 1526 )
- Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnaen (1526 – 1535 )
- Sultan Kyai Mansur (1535 – 1569)
- Sultan Iskandar Sani (1569 – 1586)
- Sultan Gapi Baguna (1586 – 1600)
- Sultan Mole Majimo atau sering diketahui dgn nama Zainuddin (1600 – 1626)
- Sultan Ngora Malamo atau sering dikenal dgn nama Alauddin Syah (1626-1631)
- Sultan Gorontalo atau sering diketahui dgn nama Saiduddin (1631-1642)
- Sultan Saidi (1642 – 1653)
- Sultan Mole Maginyau atau sering diketahui dgn nama Malikiddin (1653 – 1657)
- Sultan Saifuddin atau sering diketahui dgn nama Jou Kota (1657 – 1674)
- Sultan Hamzah Fahruddin (1674 – 1705)
- Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705 – 1708)
- Sultan Hassanudin Kaicil Garcia (1708 – 1728)
- Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728 – 1757)
- Sultan Muhammad Mashud Jamalludin (1757 – 1779)
- Sultan Patra Alam (1780 – 1783)
- Sultan Hairul Alam Kamalludin Asgar (1784 – 1797)
- Sultan Syahidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mab’us Kaicil Paparangan Jou Barakati, Nuku (1797 – 1805)
- Sultan Zainal Abidin (1805 – 1810)
- Sultan Motahuddin Muhammad Tahir (1810 – 1821)
- Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah (1821 – 1856)
- Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1856 – 1892)
- Sultan Achmad Fatahuddin Alting (1892 – 1894)
- Sultan Achmad Kawiyuddin Alting (1894 – 1906) Setelah tiada,terjadi pertentangan dalam,Instana Kie dihancurkan.
- Sultan Zainal Abidin Syah (1947 – 1967)
- Sultan Djafar Syah , melakukan pembangunan kembali Instana Kie
- Sultan Husain Syah (1967 – Sekarang)
Bersatunya Kerajaan kedalam NKRI
Dengan presiden Indonesia pertama yakni Ir.Soekarno, ia telah memantau kemajuan yg terjadi di Kepulauan Tidore.
Yang dimana dlm catatan sejarah, raja ataupun sultannya berani dlm menentang VOC / Belanda, sehingga Pemerintahan Kesultanan Tidore diaktifkan kembali.
Sebab sebelumnya sudah ada konflik internal pada kepemerintahannya, dgn pelantikan Zainal Abidin Syah selaku pimpinan dr Kerajaan Tidore ke-37 .
Kemudian, Sultan Zainal Abidin Syah bersedia untuk bergabung dgn Indonesia & menolak penawaran Belanda untuk berafiliasi.
Dan pada dikala yg sama juga, presiden pertama Indonesia, Soekarno menunjukkan tanda hormat untuk Zainal Abidin Syah dgn mengangkatnya menjadi Gubernur Pertama Irian Barat(Papua).
Peninggalan Kerajaan Ternate & Tidore
Kerajaan Ternate
- Istana Sultan Ternate
- Benteng Kerajaan Ternate yg dibangun pada tahun 1540 oleh Francisco
- Serao ialah seorang dr panglima Portugis yg dimana pernah mendarat di daerah Ternate
- Masjid di Ternate
- Makam Sultan Baabullah
Kerjaan Tidore
- Benteng Tidore merupakan suatu sisa dr peninggalan kerjaan Portugis & Belanda.
- Kerajaan Tidore yg berbentukkeraton dibangun oleh Sultan Muhammad Tahun ditahun 1812 pada masa pemerintahan Sultan Syahjuan T.
Demikianlah ulasan singkat mengenai Kerajaan Ternate & Tidore, gampang-mudahan mampu membantu kegiatan mencar ilmu kalian.