Contoh Laporan Kunjungan Museum

Ada suatu kegiatan rutin yg dijalankan tatkala masih bersekolah yakni melakukan kunjungan ke tempat-tempat tertentu. Hal ini cukup penting bagi mereka yg ingin refreshing maupun memperdalam ilmu perihal pelajaran yg dipelajarinya.

Setelah berkunjung ke tempat-tempat tertentu seperti museum, anda mungkin akan disuruh untuk menciptakan laporan kunjungan.

Tetapi ananda mungkin galau karena belum pernah membuat laporan tersebut & membutuhkan contoh laporan kunjungan museum sebagai teladan.

Contoh Laporan Kunjungan Ke Museum

Bagi ananda yg sedang kebingungan bagaimana cara membuat laporan kunjungan ke museum, disini wargamasyarakat.org akan menawarkan contoh pengerjaan laporannya. Mari simak penjelasan berikut ini:

 

LAPORAN KUNJUNGAN KE MUSEUM KAILASA

PROGRAM “WAJIB KUNJUNG MUSEUM”

Disusun Oleh:

Ahmad

Manarul

Hakim

 

SMA NEGERI 1 BANTUL

TAHUN AJARAN 2016/2017

 

Kata Pengantar

 

     Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yg sudah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan laporan kunjungan ke Museum Kailasa yg dilaksanakan pada Jumat, 26 Februari 2017.

     Lewat laporan ini pula kami mengucapkan terima kasih utamanya pada Bapak Kepala Sekolah yg sudah memberi peluang pada kami untuk melaksanakan perjalanan wisata ini, serta pada orangtua kami yg telah membolehkan kami untuk melakukan perjalanan wisata ini, sehingga kegiatan perjalanan wisata ini mampu berlangsung dgn baik.

Baca juga: Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Tumbuhan

     Kami menyadari sepenuhnya bahwa dlm penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, maka dr itu usulan & kritik yg membangun, sangat kami kehendaki dr pembaca demi menyempurnakan laporan ini.

     Harapan kami gampang-mudahan penyusunan laporan ini mampu diterima & dimengerti serta berfaedah bagi kami khususnya maupun pembaca sekalian.

Yogyakarta, 26 Februari 2017

Penyusun

 

HALAMAN PENGESAHAN

 

Karya Tulis Ini Telah Disetujui Oleh Guru Pembimbing & Disahkan Oleh

Kepala Sekolah

Pada Tanggal 26 Februari 2016

Panitia

 

Pembimbing

Panitia

       Kepala Sekolah

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN

     Latar belakang

     Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN

1. Museum Kailasa

     1.1 Sejarah Dieng

     1.2 Keterkaitan keberadaan isi museum dgn kehidupan penduduk zaman sekarang

     1.3 Macam-macam peninggalan di museum Kailasa

    BAB III. KESIMPULAN

            Kesimpulan

            Saran

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

     Pelaksanaan kunjungan museum merupakan program kegiatan wajib kunjung museum yg diajukan oleh sekolah pada Dinas Dikpora. Kunjungan museum ini diikuti oleh seluruh OSIS SMA N 1 Bantul, yg semuanya terdiri dr kelas XI. Dipilihnya Museum Kailasa sebab tempat ini yakni tempat yg tepat selaku objek kegiatan pengamatan bagi siswa & siswi alasannya adalah mampu menawarkan pengetahuan perihal semua keterangan yg berhubungan dgn budaya yg terdapat di Dieng.

Dipilihnya obyek Museum Kailasa alasannya disana sebagai wahana pelestarian budaya Jawa masa kemudian yg luhur yg harus di lestarikan. Hal ini pula sangat penting bagi para pelajar sebab selain berlibur para pelajar pula mampu berwisata & pula mampu memperbesar pengetahuan & pengetahuan.

I.2 Tujuan

  1. Untuk fasilitas pendidikan.
  2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya dataran tinggi Dieng
  3. Untuk mengenali macam-macam peninggalan di museum Kaliasa.
  4. Mendapatkan banyak keterangan tentang objek-objek wisata di Dieng.
  5. Dan pula sebagai sarana rekreasi siswa

 

BAB II

PEMBAHASAN

1. MUSEUM KAILASA

1.1 Sejarah Dieng

 Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu yg tertinggi kedua didunia setelah Tibet / Nepal, & yg paling luas di Pulau Jawa. Dieng terletak pada posisi geografis 7’ 12’ Lintang Selatan & 109 ‘ 54’ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093 m dpl. Secara administratif, Dieng meliputi Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Letaknya yg pula berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro & Gunung Sumbing.

Dieng yakni wilayah vulkanik aktif & mampu dibilang sebagai gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak ditemui di sana. Ketinggian rata-rata yaitu sekitar 2.000m di atas permukaan bahari. Suhu di Dieng sejuk mendekati hambar, berkisar 15—20 °C di siang hari & 10 °C di malam hari. Pada ekspresi dominan kemarau (Juli & Agustus), suhu udara dapat meraih 0 °C di pagi hari & memunculkan embun beku yg oleh penduduk setempat disebut bun upas “embun racun” alasannya menimbulkan kerusakan pada tumbuhan pertanian.

Nama Dieng berasal dr gabungan dua kata Bahasa Kawi: “di” yg memiliki arti “tempat” atau “gunung” & “Hyang” yg bermakna “Dewa”. Dengan demikian, Dieng memiliki arti tempat pegunungan tempat para tuhan & dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dr bahasa Sunda alasannya diperkirakan pada masa pra-Medang sekitar tahun 600 Masehi, kawasan itu berada dlm efek politik Kerajaan Galuh. ‘Surga Dieng’ yg pada masa kerajaan Chandra Gupta Sidhapala, oleh umat Hindu, diyakini selaku poros dunia. Tatkala itu, Sang Hyang Jagadnata memindahkan ‘gunung kosmik’ Meru dr India ke Gunung Dieng. Sebagai ibukota kerajaan, tatkala itu, Dieng (nirwana para hyang) tak cuma menjadi sentra pemerintahan, tetapi pula pusat spiritualitas & peradaban.

Dulu diperkirakan terdapat 200 candi di seputar Dieng. Tapi alasannya adalah petaka tinggal 8 yg tersisa. Candi-candi ini didirikan oleh Kerajaan Kalingga dr dinasti Sanjaya. Dalam kitab Raja Sanjaya ada disebut-sebut kata ‘Dieng’ yg dibilang merupakan tempat paling baik untuk memuja Dewa Siwa. Kaprikornus candi-candi itu dibentuk untuk memuja Dewa Siwa. Siwa yaitu ilahi perusak. Dipuja biar ia tak menghancurkan kehidupan manusia. Ditengah-tengah dataran tinggi Dieng dulu terdapat tempat pemujaan & asrama pendidikan Hindu tertua di Indonesia. Sebagai bangunan suci tersebut hingga sekarang dapat kita saksikan dgn adanya candi beserta puing-puing bekas Vihara.

   Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah plateu yg terjadi sebab letusan dasyat sebuah gunung berapi. Dengan demikian kondisi geologisnya hingga sekarang masih relative labil bahkan sering terjadi gerakan-geraka tanah. Beberapa bukti menerangkan hal tersebut yakni, peristiwa hilangnya Desa Legetang, terpotongnya jalan antara Banjarnegara Karangkobar & Sukoharjo Ngadirejo maupun retakan-retakan tanah yg mengeluarkan gas beracun seperti kejadian Sinila.

Dataran tinggi Dieng (DTD) yaitu dataran dgn aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, mirip Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dgn gunung-gunung di sekitarnya selaku tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air & banyak sekali material vulkanik lainnya. Keadaan ini sungguh berbahaya bagi penduduk yg menghuni wilayah itu, terbukti dgn adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak cuma gas beracun, namun pula mampu dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor & banjir. Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yg berisi air bercampur sulfur sehingga mempunyai warna khas kuning kehijauan seperti Telaga Warna.

1.2 Keterkaitan keberadaan isi museum dgn kehidupan penduduk zaman sekarang

     Museum Kailasa adalah tempat yg menceritakan terbentuknya Dieng. Dimulai letusan gunung api, terbentuknya dataran tinggi Dieng, berdirinya kerajaan, hingga kehidupan masyarakat zaman kini. Sebagian besar masyarakatnya ialah petani sebab Dieng merupakan dataran tinggi yg mempunyai suhu yg cuek sehingga cocok untuk beberapa tanaman seperti kentang & carica. Carica ialah tumbuhan khas Dieng. Tidak cuma itu Dieng pula merupakan gunung api yg masih aktif sehingga menimbulkan tanahnya subur.

Dieng pula memiliki banyak kawah & salah satunya ada yg dipakai sebagai pembangkit listrik tenaga uap. Kerena Dieng memiliki suhu yg cuek, mayoritas masyarakatnya menggunakan pakaian yg tebal-tebal seperti orang eropa. Dahulu Dieng yaitu tempat ziarah & pemujaan tuhan Shiwa yg paling utama di pulau Jawa bagi umat Hindu, namun kini masyarakatnya banyak yg memeluk agama Islam. Walaupun begitu masih ada beberapa budaya peniggalan yg masih hidup ditengah penduduk Dieng, mirip Tari Topeng Lengger yg masih dilestarikan sampai kini.

1.3 Macam-macam peninggalan di museum Kailasa

Macam peninggalan Arca: Arca Dewa, Arca Nandi, Arca Siva, Arca Ganesa, Arca Singa, Arca Kinara-kinari, dll.

  • Artefak
  • Panil
  • Geologi
  • Tumbuhan
  • Binatang
  • Foto-foto sejarah
  • Kesenian
  • Budaya
  • Topeng
  • Film dokumenter Dieng

 

          BAB III

          KESIMPULAN

 

3.1 Kesimpulan

Kegiatan kunjungan sangat berfaedah bagi para siswa-siswi utamanya siswa-siswi Sekolah Menengan Atas N 1 Bantul Yogyakarta

  1. Dengan adanya kegiatan kunjungan ini siswa dapat memperbesar ilmu pengetahuan.
  2. Kegiatan kunjungan Menambah pengalaman.
  3. Dapat mengembangkan potensi,etika,estetika, & pratika.
  4. Menumpukkan rasa cinta terhadap tanah air & bangsa.

3.2 Saran

Dengan terselesainya karya tulis ingin mengemukakan beberapa nasehat yg kiranya berkhasiat bagi siswa siswi kelas XI. Adapun sarannya yakni:

  1. Pada waktu melaksanakan kunjungan hendaknya mencatat hal penting yg ada di objek.
  2. Berhati-hati dlm kunjungan sebab lokasi kunjungan adalah museum, jangan hingga merusak barang.
  3. mengikuti tata tertib museum.

LAMPIRAN

(Bila tersedia, lampirkan foto seputar pernyataan diatas)

 

Demikian contoh laporan kunjungan Museum mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Cerpen, Novel, Roman,Novelet, Dan Cerita Bersambung Ialah Pola Karangan…