Daftar Isi
Bab I – Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bambu diklasifikasikan setidaknya ke 10 genus & 1450 spesies. Spesies bambu ditemukan di banyak sekali iklim, dr iklim dingin pegunungan hingga daerah tropis yg panas. Mereka terdapat di Asia Timur dr 50 derajat Lintang Utara di Sakhalin hingga ke sebelah utara Australia, & di potongan barat India hingga ke Himalaya. Mereka pula terdapat di sub-Sahara Afrika, & di Amerika dr pantai timur Amerika Utara hingga ke selatan ke Argentina & Chili, mencapai titik paling selatan pada 47 derajat Lintang Selatan. Benua Eropa tak memiliki spesies bambu asli.
Baru-baru ini sudah diupayakan untuk membudidayakan bambu dengan-cara komersial di Danau Besar Afrika, khususnya di Rwanda. Selain itu, beberapa perusahaan di Amerika Serikat mulai menumbuhkan, memanen, & mendistribusikan spesies bambu seperti Phyllostachys edulis.
Banyak pemilik rumah yg menanam bambu untuk membuat suatu “penghalang” di sekeliling rumah yag mengatakan bahwa beberapa spesies bambu dapat tumbuh lebih dr 91 cm per hari. Bambu mampu menyebar dgn cepat sesuai pertumbuhannya & ia tak menyaksikan adanya batasan.
Bambu dapat berkembang dgn cepat pada ketika berdekatan dgn kebun atau taman yg teririgasi dgn baik atau bersahabat dgn air. Mungkin dgn harapan permulaan Anda untuk hanya membuat sebuah “penghalang” yg ibarat tembok, Anda malah menciptakan sebuah suasana “siap perang” dr bambu.
Bambu mampu dikategorikan sebagai rumput liar yg berbahaya atau merugikan. Dengan bambu yg menyebar ke taman atau halaman rumah tetangga Anda, ia mampu dengan-cara legal menuntut Anda atas hal itu.
Bambu yg menyebar & keluar dr halaman Rumah Anda mampu menjadikan problem ekologi. Banyak spesies bambu dikategorikan selaku tumbuhan yg liar & mengacam tumbuhan lain.
Cara terbaik untuk membatasi penyebaran tumbuhan ini dapatlah mahal & sangat kompleks, hal ini biasa tak berharga bagi pada umumnya pemilik rumah. Terlebih lagi, cara itu tak gampang. Salah satu caranya adalah dgn menggunakan sebuah penampung khusus yg akan menampung bambu ini & diakali dgn memperlihatkan jarak, hal ini tidaklah mudah.
Walaupun Anda menggunakan cara ini, Anda tetap harus memantau kemajuan dr flora ini. Khususnya pada saat puncak awal pertumbuhannya.
Bambu merupakan flora yg memerlukan korelasi jangka panjang jikalau tak ditanam dgn baik. Bahkan ia membutuhkan waktu bertahun-tahun & upaya yg cukup tinggi untuk menyingkirkannya. Tahap pertama yaitu menyingkirkan akar & rimpangnya. Tentu saja, hal ini lebih gampang dikatakan ketimbang dijalankan, banyak pemilik rumah yg mengeluh alasannya mereka tak dapat menyingkirkan bambu mereka yg telah menyebar. Berapa banyakpun mereka menggali, tanaman ini tetap kembali.
Para pemilik rumah yg sering berhadapan dgn bambu menyarankan untuk memangkas bambu dengan-cara berkala, hal ini mampu menimbulkan bambu kelaparan & dapat disingkirkan, namun setidaknya membutuhkan waktu 2 tahun.
Untuk itu laporan kegiatan evaluasi pemberdayaan penduduk dgn judul “Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Home Industry Barang Kerajinan Batang Bambu di Blotongan” diajukan dlm upaya memberikan penyuluhan & penyadaran dengan-cara menyeluruh sehingga masyarakat bisa mempertahankan eksistensi pemberdayaan komunitas tatkala proses pemberdayaan sudah usai dilaksanakan.
B. Identifikasi Masalah
Berikut yaitu identifikasi duduk perkara dlm penyusunan karya tulis ini.
- Banyaknya pepohonan bambu liar di sekitar daerah Blotongan yg mengusik jalan.
- Jalan tersebut sedikit menyeramkan tatkala ada badai akibat bambu-bambu tersebut mampu jatuh.
- Kurangnya perhatian penduduk tentang bambu-bambu yg menghalangi jalan tersebut.
C. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan persoalan yg akan dipaparkan dlm karya tulis ini.
- Bagaimana latar belakang terbentuknya komunitas home industry bambu di sekeliling Blotongan?
- Apa saja acara yg dijalankan oleh pemberdaya dlm rangka pelaksanaan pemberdayaan penduduk ?
- Bagaimana proses pengolahan bambu oleh komunitas home industry bambu tersebut?
- Bagaimana pengaruh yg ditimbulkan sehabis kegiatan training ketrampilan telah selesai dilaksanakan?
D. Tujuan Penulisan
Berikut ialah beberapa tujuan dilakukannya penilaian pemantauan program dlm kegiatan evaluasi pemberdayaan.
- Mengetahui latar belakang terbentuknya komunitas home industry pengrajin bambu di kawasan sekitar Blotongan.
- Mengetahui program yg dijalankan oleh pemberdaya dlm rangka pelaksanaan pemberdayaan penduduk .
- Memahami proses pengolahan bambu oleh komunitas home industry bambu.
- Mengetahui pengaruh yg ditimbulkan sehabis kegiatan pelatihan keahlian telah selesai dilaksanakan.
E. Manfaat Penelitian
Menurut Mardikanto (2010), manfaat penilaian pemberdayaan mampu dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu faedah bagi kegiatan pemberdayaan itu sendiri, aparatur atau fasilitator pemberdayaan, maupun pelaksana penilaian. Adapun spesifikasi kenapa memerlukan evaluasi hasil dlm kegiatan penilaian pemberdayaan komunitas adalah selaku berikut.
- Berikut yaitu beberapa manfaat evaluasi bagi kegiatan pemberdayaan itu sendiri.
- Mengetahui seberapa jauh kegiatan yg sudah dilaksanakan.
- Mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan pemberdayaan.
- Mengukur efektivitas & efisiensi sistem kerja & metode pemberdayaan yg telah dilaksanakan.
- Mengetahui permasalahan yg muncul berhubungan dgn tujuan yg dikehendaki.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat pada masa mendatang.
- Berikut yakni beberapa faedah evaluasi bagi pegawanegeri atau fasilitator pemberdayaan.
- Memberikan kepuasan psikologis yg mampu mendorong aktivitas pemberdayaan pada masa mendatang.
- Mengembangkan karier.
- Mendorong sikap tekun & tanggung jawab.
- Berikut ialah beberapa manfaat bagi pelaksana penilaian.
- Mengembangkan kebiasaan mengeluarkan pendapat menurut fakta & data yg ada.
- Menanamkan kebiasaan melakukan pekerjaan dengan-cara sistematis sesuai prosedur & ajaran yg telah ditetapkan.
- Meningkatkan wawasan & keahlian penggunaan & pengembangan teknik pengukuran, pengumpulan data, serta analisis yg sempurna & akurat.
Bab II – Pelaksanaan, Pemantauan, & Evaluasi Pemberdayaan
A. Waktu & Tempat Pelaksanaan Evaluasi
Penyusunan observasi ilmiah ini dilaksanakan sejak tanggal 15 november 2015 sampai tanggal 14 februari 2016 di rumah pribadi penulis, di Blotongan serta di SMA Negeri 1 Senang Bahagia.
B. Teknik Evaluasi yg Digunakan
Teknik evaluasi yg digunakan dlm pengerjaan laporan kegiatan penilaian pemberdayaan komunitas Home Industry kerajinan bambu di Blotongan yakni teknik pengamatan & wawancara. Penulis memakai teknik pengamatan & wawancara untuk menghidangkan isu mengenai latar belakang terbentuknya komunitas Home Industry kerajinan bambu, proses kegiatan pemberdayaan & pengolahan bambu, serta efek yg dicicipi warga sesudah terbentuknya komunitas ini. Adapun penjelasannya dapat diketahui sebagai berikut:
Kegiatan : Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Home Industry Barang Kerajinan Batang Bambu di Blotongan.
Tujuan : Mengetahui latar belakang, program yg dijalankan, proses kegiatan serta pengaruh program pemberdayaan bagi masyarakat sekitar.
Waktu Pelaksanaan : Tiga bulan.
Objek : Anggota Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Home Industry Kerajinan Batang Bambu di Blotongan.
Teknik Observasi & Wawancara : Teknik pengamatan yg digunakan yaitu pengamatan partisipatif. Sementara itu, teknik wawancara yg digunakan ialah wawancara mendalam.
Perlengkapan yg dibutuhkan : Buku catatan, tape recorder, & kamera digital untuk mengabadikan kegiatan observasi.
Aspek yg diperhatikan:
- Apakah yg menjadi latar belakang terbentuknya komunitas Home Industry Barang Kerajinan Batang Bambu di Blotongan?
- Apa saja program yg dijalankan oleh pemberdaya dlm rangka pelaksanaan pemberdayaan penduduk ?
- Bagaimana proses pengolahan bambu oleh komunitas home industry pengrajin bambu?
- Bagaimana efek yg ditimbulkan setelah kegiatan pelatihan ketrampilan dilaksanakan?
Bab III – Hasil & Dampak Pelaksanaan Kegiatan
A. Deskripsi Hasil Kegiatan Pemberdayaan
1. Latar Belakang Pemberdayaan Masyarakat
Bambu diklasifikasikan ke lebih dr 10 genus & 1450 spesies. Spesies bambu ditemukan di aneka macam iklim, dr iklim acuh taacuh pegunungan hingga daerah tropis yg panas. Mereka terdapat di Asia Timur dr 50 derajat Lintang Utara di Sakhalin sampai ke sebelah utara Australia, & di potongan barat India hingga ke Himalaya. Mereka pula terdapati di sub-Sahara Afrika, & di Amerika dr pantai timur Amerika Utara hingga ke selatan ke Argentina & Chili. Benua Eropa tak mempunyai spesies bambu orisinil.
Baru-gres ini sudah diupayakan untuk membudidayakan bambu dengan-cara komersial di Danau Besar Afrika di Rwanda. Selain itu, beberapa perusahaan di Amerika Serikat mulai menumbuhkan, memanen, & mendistribusikan spesies bambu seperti Phyllostachys edulis.
Banyak pemilik rumah yg menanam bambu untuk bikin suatu “penghalang” di sekitar rumah yag menyampaikan bahwa beberapa spesies bambu mampu berkembang lebih dr 91 cm per hari. Bambu dapat menyebar dgn cepat sesuai pertumbuhannya & ia tak menyaksikan adanya batasan.
Bambu mampu berkembang dgn cepat pada dikala berdekatan dgn kebun atau taman yg teririgasi dgn baik atau bersahabat dgn air. Mungkin dgn keinginan permulaan Anda untuk hanya menciptakan suatu “penghalang” yg menyerupai tembok, Anda malah membuat sebuah suasana “siap perang” dr bambu.
Bambu mampu dikategorikan selaku rumput liar yg berbahaya atau merugikan. Dengan bambu yg menyebar ke taman atau halaman rumah tetangga Anda, ia mampu dengan-cara legal menuntut Anda atas hal itu.
Bambu yg menyebar & keluar dr halaman Rumah Anda dapat menyebabkan masalah ekologi. Banyak spesies bambu dikategorikan sebagai tanaman yg liar & mengacam tumbuhan lain.
Cara terbaik untuk membatasi penyebaran tanaman ini dapatlah mahal & sungguh kompleks, hal ini biasa tak berguna bagi kebanyakan pemilik rumah. Terlebih lagi, cara itu tak gampang. Salah satu caranya adalah dgn memakai suatu penampung khusus yg akan menampung bambu ini & diakali dgn memberikan jarak, hal ini tidaklah gampang.
Walaupun Anda memakai cara ini, Anda tetap harus memantau pertumbuhan dr tumbuhan ini. Khususnya pada ketika puncak permulaan pertumbuhannya.
Bambu merupakan tumbuhan yg memerlukan kekerabatan jangka panjang bila tak ditanam dgn baik. Bahkan ia membutuhkan waktu beberapa tahun & upaya yg cukup tinggi untuk menyingkirkannya. Tahap pertama yaitu menyingkirkan akar & rimpangnya. Tentu saja, hal ini lebih gampang dibilang daripada dikerjakan, banyak pemilik rumah yg mengeluh sebab mereka tak mampu menyingkirkan bambu mereka yg sudah menyebar. Berapa banyakpun mereka menggali, flora ini tetap kembali.
Para pemilik rumah yg sering berhadapan dgn bambu menyarankan untuk memotong bambu dengan-cara bersiklus, hal ini mampu menjadikan bambu kelaparan & dapat dihindari, namun setidaknya membutuhkan waktu 2 tahun.
Berdasarkan kondisi yg memprihatinkan tersebut, kami selaku pemberdaya berupaya untuk melakukan pemberdayaan komunitas penduduk di sekeliling Blotongan. Tujuan yg ingin dicapai yakni untuk menggali potensi penduduk sekitar dlm mengolah bambu yg nantinya akan memiliki dampak pada peningkatan pendapatan penduduk sekitar.
2. Program yg Dijalankan dlm Rangka Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan pembinaan kemampuan penduduk mengenai pengolahan bambu di kawasan Blotongan dilaksanakan selama 3 bulan. Tahap-tahap yg dilaksanakan adalah selaku berikut:
a. Tahap Sosialisasi
Sosialisasi dilaksanakan dgn memanggil masyarakat untuk bertukar pertimbangan terkait permasalahan bambu yg ada di daerah tersebut. Setelah kegiatan usai, anggota tim meminta para peserta untuk saling memberikan motivasi terkait pengolahan bambu dilanjutkan menawarkan penyuluhan pada penduduk sekitar Blotongan mengenai pentingnya pengelolahan bambu yg dapat menjadi sebuah bisnis kerajinan di tempat tersebut. Bentuk konkret metode ini ialah mengajak penerima pembinaan untuk menyebarkan pertimbangan terkait dgn permasalahan teladan sikap pengelolaan bambu, & memperlihatkan training ketrampilan untuk mengolah bambu menjadi barang-barang yg berguna dlm kehidupan sehari-hari.
b. Tahap Pelatihan
Setelah terlaksananya sosialisasi maka selanjutnya yg dilaksanakan ialah menyelenggarakan training dengan-cara eksklusif. Masyarakat dilatih & praktik pribadi untuk mengorganisir bambu dgn membuat produk-produk kerajinan dr bambu, mirip bronjong, tumbu, caping, bangku, meja, dsb.
Adapun tahapan yg dikerjakan dlm training ialah selaku berikut:
- Mengumpulkan bambu-bambu di kawasan-kawasan yg ada disekitar kampung tersebut.
- Memotong batangan bambu menjadi berbagai ukuran.
- Mempersiapkan perlengkapan yg mencakup gergaji, paku, cat, kuas, amplas, plitur.
- Membersihkan bambu.
- Mengolah bambu menjadi kerajinan yg mempunyai nilai jual mirip bronjong, tumbu, caping, dingklik, meja, dsb.
- Menentukan harga produk yg sesuai dgn tingkat harga di pasaran.
- Memasarkan produk lewat festival hasil pemberdayaan komunitas atau di tempat-tempat lain.
c. Evaluasi
Evaluasi yg dikerjakan adalah evaluasi kegiatan, yakni berupa tanggapanyg didapat dr akseptor pelatihan untuk turut menggerakkan kesadaran dlm pengelolaan bambu. Sehingga hasil yg diperoleh dr training ini tak otomatis berhenti setelah program usai, alasannya kesadaran jangka panjang seluruh masyarakat untuk mengorganisir bambu merupakan indikator keberhasilan pembinaan ketrampilan ini.
d. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan kegiatan pembinaan ketrampilan pengolahan bambu oleh penduduk sekitar Blotongan dikerjakan setelah seluruh program selesai dilaksanakan.
B. Perkembangan Pelaksanaan Program
Awalnya penduduk kurang tertarik dgn kegiatan pemberdayaan ini sebab kurangnya pengetahuan & pengertian mengenai proses pemberdayaan & acara yg akan dijalankan. Namun, sehabis diberikan sosialisasi pemberdayaan oleh kami selaku tim pemberdaya, minat penduduk sekitar Blotongan berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Anggota komunitas pemberdayaan masyarakat ini mampu untuk saling berafiliasi untuk meraih tujuan yg diperlukan dlm proses pemberdayaan, yakni mengolah bambu batangan menjadi materi yg pantas jual, sehingga permasalahan akhir bambu di tempat Blotongan dapat sedikit berkurang.
Setiap anggota komunitas penduduk mempunyai peranan penting dlm proses pemberdayaan. Adapun tugas anggota komunitas antara lain:
- Mengumpulkan bambu-bambu di daerah-daerah yg ada disekitar kampung tersebut.
- Memotong batangan bambu menjadi berbagai ukuran.
- Membersihkan bambu.
- Mengolah bambu menjadi kerajinan yg memiliki nilai jual seperti bronjong, tumbu, caping, dingklik, meja, dsb.
- Menentukan harga produk yg sesuai dgn tingkat harga di pasaran.
- Memasarkan produk melalui ekspo hasil pemberdayaan komunitas atau di tempat-tempat lain.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pemberdayaan mempunyai kendala seperti keterbatasan modal, kurangnya mesin yg mendukung, serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai proses pengerjaan kerajinan. Namun alasannya adalah tekad yg berpengaruh serta kreatifitas para anggotanya segala bentuk kendala tersebut mampu terselesaikan dgn baik.
C. Dampak Kegiatan Pemberdayaan
Dengan adanya pemberdayaan komunitas masyarakat tersebut, warga sekitar Blotongan sungguh senang, karena permasalahan balasan pepohonan bambu yg menghalangi jalan mampu diminimalkan dgn baik, disamping itu kegiatan ini sekaligus mampu menggali potensi penduduk sekitar, serta meningkatkan pemasukan penduduk yg diperoleh dr hasil pemasaran barang kerajinan bambu tersebut.
Masyarakat berharap bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat komunitas pengrajin bambu mirip ini mampu dipraktekkan di kawasan-kawasan di Indonesia semoga permasalahan akibat bambu-bambu yg merugikan arus transportasi dapat dihemat dgn lebih baik.
Bab IV – Kesimpulan & Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian kegiatan penelitian yg sudah dilaksanakan sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Latar belakang terbentuknya komunitas home industry kerajinan bambu ialah bambu-bambu yg sering membatasi jalanan di kawasan tersebut.
- Proses pengolahan bambu oleh komunitas home industry kerajinan di tempat Blotongan diawali dr pemilahan bambu, pembersihan, pemotongan, perakitan, & pewarnaan kerajinan bambu tersebut menjadi barang yg mempunyai nilai hemat.
- Dampak yg dicicipi oleh penduduk sekitar Blotongan ialah meningkatnya pemasukan anggota komunitas, mengasah keahlian & potensi penduduk serta mengurangi tingkat jatuhnya pohon bambu yg mengganggu arus angkutandi tempat tersebut.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan & keseluruhan laporan makalah ini maka memperlihatkan beberapa nasehat selaku berikut:
- Masyarakat & pemberdaya harus bisa bekerja sama & terus menjaga komunikasi supaya proses pemberdayaan mampu terlaksana dgn baik.
- Seorang pemberdaya mesti mampu menunjukkan pemecahan problem tatkala terdapat problem yg timbul selama proses pemberdayaan masyarakat berlangsung.
- Masyarakat harus bisa mempertahankan keberadaan komunitas pemberdayaan di lingkungannya sesudah acara pemberdayaan selesai dilaksanakan.