Kesalahan Membeli Asuransi Jiwa, Seperti Apa?

Kesalahan membeli asuransi
Kesalahan berbelanja asuransi

Apakah membeli asuransi jiwa termasuk salah satu resolusi keuangan Anda tahun ini? Bila posisi Anda ketika ini ialah sebagai pencari nafkah utama di keluarga, sebaiknya Anda mempunyai asuransi jiwa sebagai strategi administrasi risiko finansial keluarga.

Memiliki asuransi jiwa bisa menolong Anda mengantisipasi risiko-risiko finansial yg muncul akibat pencari nafkah yg mengalami hal-hal tak dikehendaki & alasannya petaka-bencana alam lain yg menciptakan keran pemasukan keluarga terusik.

Namun, membeli asuransi jiwa pula perlu ketelitian tersendiri agar tak terjebak pada kesalahan pembelian produk yg kurang pas.

Banyak orang membeli asuransi jiwa, namun tak sesuai dgn kebutuhan sehingga saat dicairkan, risiko finansial yg ingin dihindari masih terjadi & mengguncang kesehatan finansial keluarga.

Misalnya nilai duit pertanggungan sangat kecil & tak sesuai asumsi. Atau sebagian besar premi yg dibayar per bulan ternyata dipotong cukup besar karena beberapa alasan oleh perusahaan asuransi.

Bila Anda mempunyai rencana berbelanja asuransi jiwa, perhatikan empat kesalahan yg lazimnya terjadi pada banyak orang. Ini yaitu hasil riset semoga Anda tak salah membeli produk asuransi:

1. Tidak Mengetahui Kebutuhan Uang Pertanggungan

Banyak orang terkesan asal pilih ketika membeli asuransi jiwa tanpa apalagi dahulu menjumlah berapa kebutuhan duit pertanggungan yg sebetulnya diperlukan.

Alhasil, tatkala terjadi risiko, duit pertanggungan yg cair ternyata tak cukup memadai untuk menutup keperluan finansial keluarga.

Ketahui terlebih dulu berapa kebutuhan uang pertanggungan asuransi jiwa Anda sehingga bisa mendapatkan & memutuskan produk yg sempurna.

  Cara Ganti Kartu ATM Mandiri Debit ke Berbasis Chip

Cara mengetahui keperluan uang pertanggungan asuransi jiwa bisa Anda yaitu dgn mengkalkulasikan menggunakan pendekatan Human Life Value, yakni dgn rumus pengalian antara nilai pemasukan saat ini & ditambah risk free rate.

Sebagai acuan, pendapatan Anda dikala ini Rp 10 juta per bulan & tanggungan Anda baru bisa mampu berdiri diatas kaki sendiri pada 20 tahun mendatang. Asumsi risk free rate yaitu 5,2 persen.

Maka, keperluan duit pertanggungan asuransi jiwa Anda senilai Rp 10 juta x 12 bulan x (110 persen + 5,2 persen) x 20 tahun = Rp 1,42 miliar.

Setelah mengetahui kebutuhan uang pertanggungan, Anda tinggal mencari produk asuransi jiwa dgn nilai Uang Pertanggungan (UP) sebesar itu.

Anda bisa menimbang produk term life atau asuransi jiwa berjangka murni yg harga preminya masih terjangkau dgn nilai UP cukup besar.

2. Menganggap Asuransi selaku Investasi

Perihal asuransi, satu hal yg selalu Anda ingat ialah bahwa asuransi merupakan biaya. Asuransi bukan investasi di mana Anda bisa mengharapkan imbal hasil yg besar suatu hari nanti.

Pada dasarnya, asuransi tergolong ongkos alasannya asuransi merupakan skema pengalihan risiko seseorang pada pihak ketiga yakni perusahaan asuransi.

Perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah kompensasi atau duit pertanggungan tatkala terjadi suatu hal pada pemegang polis (tertanggung) sesuai dgn akad permulaan.

Pemegang polis wajib membayar premi pada perusahaan asuransi selaku biaya pengalihan risiko. Untuk asuransi jiwa, itu tak bisa mencegah kematian. Namun, asuransi jiwa bisa mengendorkan beban finansial anggota keluarga yg ditinggalkan tatkala sang tulang punggung meninggal dunia.

Salah menganggap bahwa asuransi selaku produk investasi. Karena hal itu bisa menggiring Anda salah menentukan produk asuransi jiwa yg tepat.

  Fungsi Pembagian Laba Adalah Fungsi Administrasi Keuangan Yang Tidak Kalah Pentingnya Dengan Fungsi-fungsi Lainnya. Salah Satu Alasannya Adalah…….​

Seperti berbelanja asuransi jiwa yg digabung dgn investasi. Akibatnya premi cukup mahal, sementara duit pertanggungannya relatif kecil. Makara, berlakulah cerdas dlm memilih produk terbaik.

3. Salah Menetapkan Tertanggung di Polis

Dalam asuransi, tertanggung ialah ia yg ditanggung risiko jiwanya oleh perusahaan asuransi. Sehingga, tatkala si tertanggung tersebut meninggal dunia, maka perusahaan asuransi akan membayar sejumlah duit pertanggungan yg harus diberikan pada jago waris yg ditunjuk.

Idealnya, siapa yg menjadi tertanggung dlm produk asuransi jiwa?

Sesuai tujuan pembelian yg menempatkan asuransi selaku manajemen risiko finansial keluarga, tertanggung asuransi jiwa semestinya adalah mereka yg memiliki nilai ekonomi atau pihak yg menjadi sumber penghasilan keluarga.

Misalnya, suami, istri, atau keduanya. Bila dlm suatu keluarga semuanya sudah melakukan pekerjaan , tertanggung semestinya ialah pihak yg memiliki penghasilan tertinggi karena risiko finansialnya pula terbesar di antara keluarga apabila tiba-tiba tiada.

4. Asal Membeli Asuransi Pendukung

Biasanya saat Anda membeli asuransi jiwa, agen asuransi akan menunjukkan pula rider atau asuransi embel-embel. Jangan asal menambah asuransi tambahan sebelum berhitung wacana apa saja keperluan Anda.

Rider dapat pula berarti selaku ongkos ekstra maka dr itu bijaklah dlm memperbesar jenis rider. Jika perlu tambahan untuk asuransi jiwa, Anda bisa menimbang untuk menambahkannya dgn waiver of premium atau pembebasan premi.

Riders ini berkhasiat untuk mengantisipasi risiko ketidakmampuan yg menimbulkan Anda tak bisa membayar premi dengan-cara rutin. Misalnya alasannya terjadi kecelakaan yg membuat Anda kehilangan pekerjaan, Anda akan dibebaskan dr pembayaran premi asuransi jiwa.

Kesimpulan

Begitulah beberapa kesalahan yg dikerjakan tatkala seseorang berbelanja asuransi jiwa. Semoga postingan ini berguna & kita senantiasa dlm lindungan Yang Mahakuasa ke depannya. Buka artikel berikut apabila penasaran jenis-jenis polis asuransi jiwa.

  Business Model Canvas: Pengertian & Elemen