A. PENDAHULUAN
Eksperimen ialah salah satu sistem yang dipakai dalam
observasi. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai sistem observasi yang dipakai untuk mencari dampak perlakuan tertentu kepada yang lain dalam keadaan yang terkendalikan. Metode ini sebagai bab dari sistem kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, utamanya dengan adanya kalangan kontrolnya.
Metode penelitian eksperimen ialah tata cara observasi yang paling produktif, alasannya adalah bila penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berhubungan dengan hubungan alasannya akhir. Di samping itu eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang membutuhkan syarat yang relatif lebih ketat. Jika daripada jenis observasi lainnya. Hal ini alasannya adalah sesuai dengan maksud para peneliti yang menghendaki adanya kepastian untuk memperoleh informasi perihal variabel mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh balasan dari terjadinya pergeseran dalam suatu keadaan eksperimen.
Penelitian eksperimen pada umumnya dijalankan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu jikalau dikerjakan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apa yang mau terjadi? Di samping itu, observasi eksperimen dilaksanakan oleh peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana imbas beberapa variabel terhadap satu atau variabel terikat dapat diidentifikasi.
Untuk dapat melakukan suatu eksperimen yang baik, perlu diketahui apalagi dulu segala sesuatu yang terkait dengan kompoenen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakikat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah observasi eksperimen dan bentuk-bentuk desain observasi eksperimen.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Penelitian Eksperimen
Menurut Sugiyono, sistem observasi eksperimen adalah sistem yang dipakai untuk mencari dampak perlakuan tertentu terhadap lainnya dalam keadaan yang terkendali. Metode observasi eksperimen ialah tata cara peneliitan kuantitatif.1 Arikunto menyertakan bahwa observasi eksperimen ialah observasi yang dimaksudkan untuk mengenali ada atau tidaknya akhir dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik.2 Dengan kata lain penelitian eksperimen menjajal meneliti ada atau tidaknya hubungan alasannya akhir. Caranya ialah dengan membandingkan satu atau lebih golongan eksperimen yang diberikan perlakuan dengan satu atau lebih kalangan pembanding yang tidak mendapatkan perlakuan.
Yang paling fundamental dari penelitian eksperimen ialah peneliti mesti melaksanakan percobaan untuk mencari pengaruh kebenaran dari variabel dan membuktikannya dalam kekerabatan alasannya adalah akibat.3 Dalam konteks observasi ilmiah, secara formal Mc Millan dan Schumancher mendefinisikan eksperimen selaku prosedur untuk menyelidiki kekerabatan sebab balasan dengan menempatkan subjek secara acak ke dalam kelompok dimana satu atau lebih variabel independen dimanipulasi.4 Ide dasar metode penelitian eksperimen pelaksanaannya cukup mudah adalah menyaksikan apa yang terjadi pada golongan tertentu sehabis diberikan suatu perlakuan. Dalam bidang pendidikan, tata cara observasi eksperimen ialah sistem observasi yang digunakan untuk mengetahui dampak dari suatu tindakan atau perlakuan tertentu yang sengaja dikerjakan terhadap suatu kondisi tertentu. Dengan kata lain, penggunaan metode eksperimen dalam observasi pendidikan jangan menjawab apa yang hendak terjadi jika dikerjakan sesuatu pada keadaan-keadaan tertentu yang dikontrol dengan teliti.5
Penelitian eksperimen ini kebanyakan dilaksanakan pada situasi laboratoris khususnya pada observasi dasar. Akan tetapi sesuai dengan perkembangannya, untuk meneliti grjala-tanda-tanda tingkah laris tertentu dalam kehidupan sosial, metode penelitian ini pun banyak dikerjakan di lapangan.
Gay menyatakan bahwa tata cara observasi eksperimen ialah satu-satunya metode penelitian yang mampu menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab balasan). Dalam studi eksperimental, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengatur variabel lain yang berhubungan dan mengobservasi imbas/pengaruhnya kepada satu atau lebih variabel terikat. Peneliti menentukan “siapa mendapatkan apa”, kelompok mana dari subjek yang menemukan perlakuan mana. Manipulasi variabel bebas merupakan salah satu karakteristik yang membedakan observasi eksperimental dari tata cara penelitian lainnya.6
Agar eksperimen itu berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan eksperimen, maka perlu diperhatikan beberapa petunjuk pelaksanaannya berikut ini :
a. Masalah yang dipilih dalam eksperimen harus persoalan yang dianggap penting dan dapat dipecahkan. Tidak setiap duduk perkara dapat diteliti dengan tata cara eksperimen. Masalah dalam eksperimen adalah problem yang mempunyai keunikan, baik dari variabelnya maupun subjek penelitiannya. Variabel dalam eksperimen adalah variabel yang mampu dimanipulasi oleh peneliti, kemudian dicari pengaruhnya terhadap variabel lain.
b. Variabel-variabel yang terdapat dalam eksperimen harus diterangkan atau didefinisikan sejelas-jelasnya. Hal ini dikerjakan untuk menyingkir dari perbedaan persepsi diantara yang berkepentingan, serta untuk memberikan tutorial bagi peneliti baik dalam menghimpun dan menganalisis data maupun dalam membicarakan temuan hasil observasi dan menarik kesimpulan penelitian.
c. Eksperimen mesti dilaksanakan dengan rancangan yang tepat. Secara teoritis banyak rancangan eksperimen yang mampu kita pilih baik eksperimen semu maupun ekdperimen sungguhan. Dengan eksperimen yang mana yang dapat diseleksi, sangat tergantung pada variabel dan subjek observasi.
d. Eksperimen sungguhan ditandai dengan penentuan kalangan baik kalangan eksperimen maupun kelompok kontrol secara random. Kaprikornus seharusnya peneliti tidak menggunakan kalangan apa adanya, kecuali jikalau memang hal itu tidak biasa dilakukan sehingga desain yang dipakai yakni eksperimen semu.
e. Peneliti mesti mempunyai fokus yang tinggi, sehingga secara kontinu, sehingga secara kontinu mampu mengikuti berlangsungnya proses eksperimen dengan teliti. Salah satu kesulitan dalam melaksanakan sistem eksperimen pada bidang pendidikan yakni melaksanakan kontrol terhadap setiap variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, sehingga peneliti percaya bahwa sesuatu terjadi pada variabel tertentu disebabkan sebab perlakuan yang disengaja dimanipulasi oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti mesti dapat melaksanakan kendali kepada setiap vaiabel yang dapat mengusik hasil eksperimen.
f. Setiap observasi harus mampu diulang berulang kali dalam keadaan yang sama. Oleh sebab itu tata cara material serta referensi yang digunakan dalam penelitian harus dilukiskan sejelas-jelasnya. Hal ini dibutuhkan untuk menunjukkan kesempatan pada orang lain yang hendak menguji kembali observasi kita.7
Penelitian eksperimental kebanyakan dianggap sebagai penelitian yang memperlihatkan berita paling mantap, baik dipandang dari sisi internal validity maupun dari sisi external validity. Karena itu bobot sesuatu penelitian sering dilakukan berdasarkan seberapa jauh observasi tersebut mendekati syarat-syarat observasi eksperimental. Kalau diteliti, ternyata banyak observasi terutama dalam ilmu-ilmu sosial yang tidak betul-betul memenuhi syarat-syarat tersebut, dan balasannya tidak dapat disebut selaku penelitian yang bahu-membahu. Sementara observasi mengandung beberapa ciri eksperimental, dalam jumlah yang kecil, alasannya adalah itu observasi yang demikian itu tidak mampu dikatakan sebagai sungguh-sungguh eksperimental. Penelitian-observasi yang demikian itu dapat disebut selaku pra-eksperimental.8
Penelitian eksperimen atau penelitian percobaan dibedakan menjadi dua yakni eksperimen murni dan eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen murni mengambil subjek observasi berbentukbenda atau binatang percobaan. Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan kondisi lingkungan laboratorium yang dapat mensugesti hasil penelitian dikendalikan oleh peneliti. Dengan demikian hasil selesai observasi yaitu murni sebab ada dampak dari percobaan/eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen (PKE) atau eksperimen semu mengambil subjek observasi pada insan. Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil observasi tidak dapat dikendalikan oleh peneliti sehingga hasil observasi tidaklah murni dari eksperimen/percobaan yang dikerjakan.
Metode observasi eksperimen murni banyak dipakai pada observasi dasar (basic research) sedangkan metode penelitian kuasi eksperimen banyak digunakan pada penelitian terapan (applied research). Penelitian eksperimen murni berfungsi untuk menemukan dasar perihal pengaruh percobaan kepada karakteristik benda atau hewan percobaan yang sedang diteliti. Penelitian eksperimen kuasi berfungsi untuk mengetahui pengaruh percobaan/perlekuan terhadap karakteristik subjek yang diharapkan oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti eksperimen murni maupun hasil kuasi memiliki maksud yang serupa yakni menguji dampak percobaan kepada karakteristik subejk setelah percobaan.9
2. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen kebanyakan, berdasarkan (Ary, 1985) mempunyai tiga karakteristik penting, yaitu:
a. Variabel bebas yang dimanipulasi
Karakteristik yang pertama yang senantiasa ada dalam observasi eksperimen ialah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dikerjakan oleh si peneliti. Memanipulasi variabel ini tidak mempunyai arti negatif mirip yang terjadi di luar konteks penelitian. Yang dimaksud dengan manipulasi adalah langkah-langkah atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar usulanilmiah yang mampu dipertanggungjawabkan secara terbuka guna mendapatkan perbedaan efek dalam variabel terkait.
b. Mengontrol variabel
Karakteristik kedua yang selalu ada dalam observasi eksperimen yaitu adanya kendali yang secara sengaja dikerjakan oleh peneliti terhadap variabel yang ada. Mengontrol ialah perjuangan peneliti untuk memindahkan imbas variabel lain pada variabel terikat yang mungkin menghipnotis performa variabel tersebut, kegiatan mengatur sebuah variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen mempunyai peranan penting, alasannya tanpa melakukan kendali secara sistematis, seorang peneliti mustahil dapat melaksanakan evaluasi dengan melaksanakan pengukuran secara cermat kepada variabel terikat.
c. Melakukan observasi
Karakteristik ketiga dalam suatu observasi eksperimen yaitu adanya langkah-langkah pengamatan yang dikerjakan oleh peneliti selama proses eksperimen berlangsung. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut, tujuan melakukan pengamatan yakni untuk melihat dan mencatat fenomena apa yang timbul yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.10
3. Variabel Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen memiliki tiga variabel yaitu variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent) dan variabel kendali. Variabel independen merupakan variabel yang kedudukannya memberi imbas kepada variabel dependen, dapat dimanipulasi, diubah atau diganti. Variabel dependen adalah variabel yang tidak diberi perlakuan/eksperimen tetapi senantiasa diikut sertakan dalam proses observasi.
Dalam penelitian eksperimen, variabel independen yakni perlakuan (treatment) sedangkan variabel dependen ialah karakteristik yang diukur sesudah perlakuan. Oleh alasannya adalah variabel harus mampu diukur dan mempunyai variasi, maka yang berlaku selaku variabel bebas penelitian kuasi eksperimen yakni karakteristik yang diukur dari kalangan subjek sebelum mendapat perlakuan. Variabel terikat berbentukkarakteristik subjek yang diukur sesudah mendapat perlakuan. Variabel kontrol yakni karakteristik kalangan subjek yang tidak diberi perlauan namun turut diukur atau diambil datanya sebelum maupun sehabis eksperimen.11
Karakteristik subjek yang diukur antara lain dapat berupa perilaku, kemampuan atau kompetensi tertentu. kalangan subjek dalam observasi kuasi eksperimen dapat berwujud kelas atau rombongan berguru, golongan mencar ilmu, kelompok organisasi dan sebagainya. Sesuai dengan pola judul, letak variabel independen dan dependen dapat diilustrasikan sebagai berikut:
“Pengaruh tata cara sosiodrama kepada peningkatan rasa percaya diri siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama N 1 Pariaman”
Pada judul di atas, tata cara sosiodrama selaku variabel independen diharapkan menghipnotis rasa percaya diri siswa. Variabel independen mampu diubah-ubah sehingga untuk mengembangkan rasa yakin diri siswa mampu dilakukan dengan sistem lain selaku variabel bebasnya misalnya diskusi, pertolongan reward, dsb. Metode sosiodrama tidak memiliki variasi yang mampu diukur sehingga variasi yang diukur yaitu rasa yakin diri siswa sebelum mendapat tata cara sosiodrama selaku variabel independen dan rasa yakin diri siswa setelah mendapat sistem sosiodrama selaku variabel dependen.12
4. Bentuk-bentuk Desain Penelitian Eksperimen
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen dalam suatu observasi. Untuk lebih mudahnya Sugiyono menjadikannya dalam bentuk diagram :
a. Pre-Experimental Design
Dikatakan Pre-Experimental Design, karena desain ini belum merupakan eksperimen benar-benar. Karena masih terdpaat variabel yang ikut besar lengan berkuasa kepada terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.
Bentuk Pre-Experimental Design ada bebarapa macam ialah: One-Shot Case Studi, One Group Pretest-Posttest Design dan Intec Group Comparison.13
1. One-Shot Case Studi
Yaitu suatu eksperimen yang dilakukan tanpa adanya golongan pembanding dan juga tanpa tes awal.
Skema dari desain ini adalah:
X 0
|
X : Treatment yang diberikan (variabel independen)
0 : Observasi (variabel dependen)
Paradigma ini mampu dibaca selaku berikut : terdapat sebuah kelompok diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi akhirnya. dengan desain ini peneliti tujuannya sederhana yakni ingin mengenali imbas dari perlakuan yang diberikan kepada kelompok tanpa mengindahkan imbas faktor lain.
2. One Group Pretest-Postest Design
Yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu golongan tanpa golongan pembanding.14
O1 X O2
|
O1 : Nilai pretest (sebelum diberik diklat)
O2 : Nilai postest (sehabis diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O1X O2)
3. Intact Group Comparison
Pada deain ini terdapat satu kalangan yang digunakan untuk penelitian, namun dibagi dua, ayitu setengah kelompok untuk eksperimen dan setengah kalangan untuk kendali. Paradigma penelitiannya:
X O1
O2
|
O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 = hasil pengukuran setengah kalangan yang tidak diberi perlakuan
b. True-Experimental Design
Dikatakan True-Experimental alasannya adalah peneliti mampu mengendalikan semua variabel luar yang mensugesti jalannya eksperimen sehingga validitas internal (kualitas pelaksana rancangan observasi) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari True-Experimental adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun selaku golongan kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. bentuk rancangan True-Experimental yaitu:
1. Posttest Only Kontrol Design
R X O2
R O4
|
Dalam rancangan ini kalangan yang diberi perlakuan disebut golongan kontrol.
2. Pretest-Kontrol Group Design
R O2 X O2
R O3 O4
|
Penggunaan model ini didasari asumsi bahwa kelompok eksperimen dan golongan pembanding yang diambil secara acak sudah betul-betul ekuivalen (sepadan).15
c. Factorial Experimental
Desain factorial ialah penyesuaian dari desai true experiemntal, yaitu dengan mengamati kemungkinan adanya variabel moderator yang mensugesti perlakyan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma rancangan factorial mampu digambarkan sebagai berikut.
R O1 X Y1 O2
R O3 X Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 X Y2 O8
|
Pada rancangan ini semua kalangan dipilih secara random, lalu masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk observasi dinayakan baik, kalau setiap kalangan nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7 . Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.16
d. Quasi Eksperimental Desain
Desain eksperimen ini ialah pengembangan dari true eksperimental design. Desain ini mempunyai golongan kontrol tetapi tidak mampu berfungsi sepenuhnya untuk mengendalikan variabel-variabel luar yang mensugesti pelaksanaan observasi. Bentuk rancangan eksperimen ini ada dua, adalah:
1. Time Series Design
Kelompok yang dipakai untuk observasi tidak mampu dipilih secara random. Sebelum diberikan perlakuan, kelompok ini diberi protest hingga empat kali dengam maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan kondisi kelompok sebelum diberi perlakuan.
2. Nonequivalent Kontrol Group Design
Deain hampir sama dengan protest kontrol group desain, hanya pada desai ini kelompok eksperimen maupun golongan kontrol tidak diseleksi secara acak.
5. Langkah-Langkah dalam Penelitian Eksperimen
Arikunto mengklarifikasikan langkah-langkah dalam observasi eksperimen, langkah-langkah itu antara lain:
a. Calon peneliti menyelenggarakan studi literatur untuk memperoleh problem
b. Mengadakan kenali dan ,ermuskan persoalan
c. Merumuskan batas-batas perumpamaan, pembatasan variabel, hipotesis dan derma teori
d. Menyusun rencana eksperimen:
1) Mengidentifikasikan semua variabel non eksperimen yang sekiranya akan mengganggu hasil eksperimen dan memilih bagaimana menontrol variabel-variabel tersebut.
2) Memilih rancangan atau versi eksperimen.
3) Memilih sampel yang represntatif.
4) Menggolongkan wakil subjek ke dalam dua golongan, disusul dengan penentuan kalangan eksperimen dan kalangan pembanding.
5) Memilih atau menyusun instrumen yang tepat untuk mengukur hasil derma perlakuan.
6) Pembuat garis besar prosedur pengumpulan dan melaksanakan uji coba instrumen dan eksperimen biar bila sampai pada pelaksanaan, baik eksperimen maupun instrumen pengukuran hasil telah betul-betul tepat.
7) Merumuskan hipotesis nol atau hipotesis statistik.
e. Melaksanakan eksperimen
f. Memilih data sedemikan rupa sehingga yang terkumpul cuma data yang menggambarkan hasil murni dari kelompok pembanding.
g. Menggunakan teknik yang tepat untuk menguji sginifikasi supaya mampu dimengerti secara cermat bagaimana hasil dari kegiatan eksperimen.17
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Metodologi eksperimen adalah selaku suatu situasi observasi yang sedikitnya satu variabel bebas, yang disebut selaku variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti. Metode eksperimen ialah bab dari tata cara kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri khususnya dengan adanya golongan kontrol. Dalam bidang sains, observasi-observasi mampu memakai rancangan eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang mampu menghipnotis proses eksperimen itu mampu dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengendalikan variabel lain yang berkaitan, dan mengobservasi pengaruhnya kepada variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang ialah salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari observasi-penelitian lain.
Karakteristik observasi eksperimental :
a. Manipulasi, dimana peneliti menimbulkan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain digunakan sebagai pembanding yang mampu membedakan antara yang mendapatkan perlakuan/manipulasi dengan yang tidak mendapatkan perlakuan/manipulasi.
b. Mengontrol variabel, dimana peneliti mengharapkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan sesuai dengan harapan peneliti dengan menambahkan aspek lain ke dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak diharapkan peneliti dari variabel.
c. Observasi, dimana peneliti melakukan sebuah aktivitas mengamati untuk mengetahui apakah ada imbas manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung : Alfabeta, 2015.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005.
Jack. R, How to Design and Evaluate Research Education, Singapore: Mc Graw-Hill Book, 1993.
Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Sanjaya, Wina, Penelitian Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2013.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rajawali Pers, 2011.
Mulyatiningsih, Endang, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2012.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2015.