Bangunan Tradisional Di Bandung

Bangsa Belanda melahirkan seorang arsitek kenamaan  Hendrik Petrus Berlage   Bangunan Tradisional di Bandung
Bandung 1947-1949
Bangunan Tradisional di Bandung 

Bangsa Belanda melahirkan seorang arsitek kenamaan Hendrik Petrus Berlage (1858-1934). Di Indonesia, Berlage memiliki murid dan pengagum, yaitu : Moojen,Ed Cuypers dan Ir. Maclaine Pont. ketiga Arsitek Belanda inilah yang sukses memadukan gaya arsitektur Berlage dengan bentuk Arsitektur Tradisional Indonesia, dan sering disebut sebagai Indo-Europeeschen Arshitectuur Stijl.

Bangunan yang memiliki gaya essembling arsitektur Indo-Eropa ini, mudah diketahui ciri-cirinya. Sosok bangunan lazimnya simetris, mempunyai garis-garis vertikal dan horisontal yang berpengaruh dalam skema arsitekturnya. Kontruksi bangunan disesuaikan dengan iklim tropis, utamanya pada pengaturan ruang dalam upaya melindunginya dari imbas  perubahan cuaca, sinar matahari dan hujan (Schomaker, 1923).

Ukiran atau pernak-pernik tradisional menghiasi interior maupun eksterior bangunan. Tidak lupa, di atas pintu-utama bangunan umumnya dihiasi pahatan muka Kala, sebagaiman kita dapati pada gedung Van Dorp (sekarang Gedung Landmark) dan Bioskop Majestic di Jl.Braga, yang dibangun oleh Technisch Bueau Soenda, bangunan De Javasche Bank  oleh Arsitek Ed Cuypers dan Gedong Sate (Gouvernements Bedrijven) yang memeriksa denah dan sosok gedung utamanya sudah memalsukan dan mewarisi keagungan Candi Borobudur. Sumber : Wajah Bandung Tempo Dulu – Haryoto Kuto – 1984.

  Dongeng Tewasnya Perwira Kesayangan Daendels Di Jalan Raya Pos Anyer Panarukan