Drama Komedi Satir & Contohnya – Apakah yg disebut drama komedi satir? Dibawah ini merupakan acuan drama yg bernuansa komedi satir yg mampu dibawakan oleh 4 pemain film inti. Drama yg bernuansa komedi satir umumnya berisi pernyataan sindiran terhadap suatu keadaan atau fenomena sosial di masyarakat.
Tujuan drama satir tak hanya semata-mata sebagai humor biasa, namun lebih selaku suatu kritik terhadap seseorang, atau kalangan masyarakat dgn cara yg sangat pandai. Penokohan dlm drama satir sendiri biasanya dikemas dgn kebodohan, perlakuan kejam, kelemahan seseorang untuk mengecam, mengejek bahkan menertawakan suatu keadaan dgn maksud membawa suatu perbaikan.
Lakon satir hampir sama dgn komedi namun ejekan & sindiran dlm satir lebih berangasan & terselubung. Sasaran dr lakon satir yaitu orang, ide, suatu institusi atau forum maupun perkara sosial yg menyimpang.
Berikut salah satu teladan drama komedi satir yg bisa teman simak dgn judul WEKWEK yang bisa dibawakan oleh 4 orang pemain atau lebih.
ADEGAN I
SEKELOMPOK BEBEK MEMASUKI PANGGUNG
Petruk Sejauh mata memandang, sawah luas terhampar, tapi tak sebidang tanah pun milikku. Padi gue yg tanam, pula gue yg ketam. Tapi tak segenggam milikku. Bebek tiga puluh ekor, semuanya tukang bertelor. Tapi tak pula sebutir adalah milikku. Badan cuma sebatang, hampir-hampir telanjang. Hanya itu saja milikku.
ADEGAN II
BAGONG DAN PENGAWALNYA MEMASUKI PANGGUNG
Bagong Aku orang berada, apa-apa ada. Juga buah dada, itulah beta. Sawah berhektar-hektar, pohon berakar-akar, rumah berkamar-kamar, itulah nyatanya. Kambing berekor-ekor, belibis bertelor-telor, celana berkolor-kolor, film berteknik kolor. Perut buncit ada, mata melotot ada, pramusaji ada, pokoknya serba ada.
ADEGAN III
GARENG DAN EMPAT KAWANNYA MEMASUKI PANGGUNG
Gareng Badannya langsing, matanya juling, otaknya bening. That’s me!
Tipu mendustai, langgar mengadu, ijazah artifisial, that’s me!
Gugat menggugat, sikat menyikat, pengecap bersilat, that’s me!
Profesiku pokrol bambu, siapa yg tak tahu, that’s me!
ADEGAN IV
Semar Saya jadi lurah sejaak awal sejarah, sudaah usang kepingin berhenti namun tak adaa yg mau mengubah. Sudah jenuh, jemu, kelelahan, letih. Otot kendor, mata kabur, mau mundur dgn terencana, mau ngaso di atas kasur.
Saya kembung bukan lantaran busung, mata berair bukan karena banjir, namun karena menjadi tong sampah. Serobotan tanah, pak lurah. Curi air sawah, pak lurah. Beras susah, pak lurah.
Semua masalah, pak lurah, tetapi jikalau rejeki melimpah, pak lurah…tak usah…payah.
ADEGAN V
BAGONG DAN PENGAWALNYA MEMASUKI PANGGUNG
Bagong Jaman ini jaman edan, tak ikut edan tak kebagian.
Di terminal calo berkuasa, ia tentukan penumpang naik apa.
Di dunia film broker merajalela, ia pastikan sutradara bikin apa.
Di sini, itu si Petruk sialan, tiba merangkak meminta pekerjaan.
Aku suruh ngangon bebek tiga puluh ekor, tiap ahad harus antar lima puluh ekor.
Malah ia tentukan berapa mesti setor. Sungguh-sungguh kurang telor.
Sekali gue tiba mengontrol, bebeknya hilang dua ekor.
Waktu ditanya, ia menjawab “disantap burung kondor”
Di sini tak ada burung kondor. ia yg kondor.
Dia tiba melolong minta tolong, sudah ditolong, ee…dia nyolong.
Orang mirip ini harus dipukuli, sayangnya gue tak berani.
Lagipula gue tak ingin mengotori tanganku, dgn menyentuh tubuhnya yg kotor & busuk. Aku tak ingin main hakim sendiri, apa gunanya pak lurah digaji.
ADEGAN VI
SEKELOMPOK BEBEK MEMASUKI PANGGUNG
Petruk Orang sudah gulung tikar ditimpa cialat, telor sudah dimakan masih pula digugat.
Padahal yg bertelor tak peduli, apa mau dimakan atau dicuri.
Pokoknya gue tiap ahad sudah setor, sekitar lima puluh telor.
Waktu menyebrang jalan, tiba motor, angsa kabur, satu ketubruk & mati konyol.
Sekarang gue harus menghadap pak lurah mempertanggung jawabkan apa yg sudah gue kerjakan. Menurut model Bagong dongkolan, siapa menolongku, siapa membantuku?
Gareng Apa masalahmu, menangis tersedu-sedu
Apa duduk perkara,merengek tersedan-sedan
Jangan takut, gue bukan polisi
Bukan maut, pula bukan polusi.
Petruk Begitu mulutnya dibuka, mendadak hilanglah murung
Permisi, mohon mengajukan pertanyaan, kok mau menyapa saya?
Gareng saya sedih menyaksikan orang sukar. Aku murka melihat orang murka.
Aku membantu orang kejepit, kena urusan berbelit-belit.
Petruk Ikan dicita, ulampun tiba. Janda disayang alasannya kaya raya.
Bapak mau menolong saya yg lagi gundah kena perkara?
Gareng Aku diturunkan ke bumi ini dgn suatu misi.
Membantu orang yg kena masalah, baik yg perdata maupun pidana
Pilih mana, bagi saya sama saja.
Petruk Anu pak, ini urusan telor & belibis.
Gareng Ah, telor & angsa. Bukan telor & ayam?
Di sini telor, di sana telor, sama-sama telor
Di sini belibis, di sana ayam, bagiku sama saja.
Petruk Ya, tetapi saya melarat pak.
Gareng Ya, saya pula melarat, hasilnya mesti bekerjasama yg dekat.
Segala sesuatu dilakukan dgn mufakat.
Misalnya saja tentang honorku, biar bagaimanapun gue ini pokrol bambu
Kamu harus hargai profesiku.
Petruk Bapak mesti sadari profesi saya, yg tak menciptakan apa-apa.
Harta karun tak ada, yg ada cemeti & celana.
Ambil saja cemeti, biar nanti saya cari lagi.
Jangan ambil celana, nanti saya celaka
Menambah lagi masalah, masalah pusaka dewata.
Gareng Ini bukan masalah cemeti atau celana
Tapi urusan telor & belibis. Jelas urusan telor & angsa
Telor & angsa, tor-tor, wek-wek.
Petruk Tor-tor, wek-wek? Maksudnya ha?
Gareng Ssst! Jangan keras-keras.
MEREKA SALING BERBISIK, KEMUDIAN TERTAWA TERBAHAK-BAHAK, RAHASIA, MENGANDUNG ARTI NAKAL
ADEGAN VII
SEMAR DAN BAGONG MENUJU PETRUK DAN GARENG
Semar Sudah di pikir masak-masak?
Bagong Sudah. Malah nyaris busuk.
Semar Kalau di pikir-pikir berapalah rugimu?
Bagong Ini bagi saya memang bukanlah duduk perkara untung rugi. Ini soal kepercayaan saya yg di lukai. Muka saya di ludahi. Sudah di tolong masih mencuri. Saya kurang baik apa? Masih saja orang bilang saya pelit, medit, bakhil.
Semar Penghisap, pemeras, penggencet, penyedot, pengepres.
Bagong Ya, semua yg tak beres.
Semar Kalau ia mengakui, apa langkah-langkah mu?
Bagong ia harus bayar kerugianku.
Semar Kalau ia tak mampu?
Bagong Apa boleh buat, pecat.
Semar Lantas apa nasibnya?
Bagong Ini urusannya, urusan pak lurah.
Semar Kalau ia tak mengaku bersalah?
Bagong Pak lurah atur supaya ia menyerah. Nanti saya atur semoga padi pak lurah bertambah.
Semar Saya sudah menjadi lurah semenjak awal sejarah. Jangan omongamu membuat saya marah.
Bagong Maaf pak lurah. Maksud saya sama sekali tak mempengaruhi hanya si Entong anak bapak kemarin kepingin motor.
Semar Kalau ia kepingian, pasti ia ngomong sama saya.
Bagong ia kemarin pesan motor apa saja.
Semar Mau tutup verbal tidak? Mau gue depak?
Bagong Maksud saya….
DATANG PETRUK DAN GARENG
Gareng Eh, pak lurah. Selamat pagi, selamat ketemu lagi. Apa kabar pak cukong? Masih suka membagong.
Bagong Pokrol busuk, awas. Jangan sembarangan ngomong.
Semar Perkara apa yg kita hadapi, hina menghina atau curi mencuri?
Bagong Maaf pak lurah. ia yg mulai.
Semar Gareng, apakau jadi pembela?
Gareng Betul. Pembela & kuasa sarat .
Bagong Maksudnya, jika kalah perkara saudara masuk penjara?
Gareng Saya kira, yg akan kalah itu saudara.
Semar Baik, kita mulai. Orang mau bicara hanya dgn seijin saya.
Bagong Setuju.
Gareng Kalau maunya pak lurah begitu.
Petruk Bb-bb
Semar Bagaimana kau petruk?
Bagong Penggugat, terdakwa, tertuduh, tersangka.
Semar Kalau mau bicara harus seijin saya.
Bagong Maaf, pak lurah. Bagaimana petruk?
PETRUK DIAM SAJA.
Semar Jawab petruk.
Gareng Maaf pak lurah.
Semar Pembela?
Gareng Boleh saya bicara?
Semar Silahkan.
Gareng Sebelum saya minta maaf bagi klien & pasien saya. Klien, karena ia minta saya sebagai pembelanya & kuasa bisnisnya. Pasien, lantaran ia minta saya menjadi dokternya. Keterangan & penjelasannya; ketika ia tiba pada saya yakni pada hari kamis legi yg lalu, tanggal 32 september 1999, getaran pada jam 10. 30 menit, 6 detik, 7 detik, 8 detik, 9 detik ricther. Udara 240 C, curah hujan 25 cm, naga di selatan, singa di utara, bintang venus berada di….
Bagong Pak lurah saya protes.
Semar Kenapa?
Bagong Urusan apa itu si Venus? Sebentar lagi si Wati, si Inah, si anu…
Semar Protes di terima, pembela….fakta yg pribadi bekerjasama dgn fenomena & seharusnya yg berkaitan dgn masalah.
Gareng Walau hak saya di kurangi…. tak apalah. Saudara petruk ini datang pada saya, di kantor saya di kaki enam depan pasar, sebelah kiri toko sepeda, seblah kanan warung tegal, bersebrangan dgn pompa minyak goreng. Menceritakan pada saya bencana alam yg menimpa dirinya yg di sebabkan oleh telor bebek & bapak bagong. Dengan suara hambar bergetar kedinginan. Pak lurah ia tiba berlari langsung sawah yg kehujanan lebat dingin sekali. Mengamankan angsa-angsa & telor-telor yg menjadi tanggungannya, mendadak banjir dr kali, kilat menyambar dr langit. Dua belibis di bawa banjir….
Bagong Astaga, telornya?
Gareng Sepuluh butir disambar petir, hancur berserakan.
Bagong Telor-telorku….
Semar Benar ini semua terjadi?
Petruk Ia…wek…wek…wek
Semar Jawab yg benar.
Petruk Wek…wek…wek…wek.
Semar Jangan coba-coba.
Gareng Wek…wek. Maaf pak lurah. Selesai ia menceritakan pengalamannya yg menakutkan itu, ia jatuh pingsan. Badannya mengigil, keringatnya mengalir, mukanya pucat, ia mengeluh. Wek…wek…waktu sadar, terlanjur suara yg mampu ia keluarkan cuma wek, selain wek tak ada wok…wok. Seperti pak lurah dengar tadi. Ia sedih sekali, saya ikut sedih & berjanji padanya akan menyembuhkannya. Jadi bila ia menjawab dgn wek…wek, maafkanlah ia.
Semar Bagaimana Petruk?
Petruk Wekwek….
Bagong Pak lurah, ini saya kira satu permainan yg licik, akal-akalan si pokrol bambu, pokrol tipu, pokrol….
Gareng Pak lurah, ini saya adukan cukong Bagong, dikarenakan telah mencibir saya di depan umum. Pak lurah mendengar sendiri dr moncong Bagong….
Bagong Pak lurah, saya adukan pokrol itu menghina saya menyebut verbal saya dgn moncong….
Semar Saya catat, saya sudah catat. Gareng mencibir Bagong, Bagong mencibir Gareng. Skor, satu musuh satu. Draw, remis. Sama besar lengan berkuasa, selesai. Saya peringatkan, jangan ada yg nyeleweng lagi. Kita lagi membicarakan perkara Petruk dgn belibis & telornya Bagong.
Gareng Saya tidak mempunyai urusan dgn telornya bagong.
Bagong Telor saya jangan dibawa-bawa.
Gareng Memangnya kamu taruh di rumah?
Semar Lama-usang hilang keteguhan saya. Tekanan darah saya naik. Kita lagi membahas soal wek-wek.
Bagong Pak lurah, ini bukan perkara wekwek.
Gareng Tak ada kaitannya dgn wek-wek? Lantas kenapa Petruk kini hanya bisa bilang wek-wek? Ya kenapa? Karena ia ingat ada belibis yg dibawa air bah, lantaran ia cinta sama bebek asuhannya, karena ia merasa sepenuhnya bertanggung jawab atas keselamatan bebek yg berbunyi wek-wek itu.
Karena ia setiap hari saban malam mendengar cuma suara wek-wek, hingga bunyi wek-wek menjadi obsesi, otaknya penuh suara Wek-wek, syarafnya diusik oleh wek-wek, pita suaranya tersetem pada nada wek-wek. ia cuma akan bisa ber wek-wek sampai selesai hayatnya. Bahkan kuburnya nanti akan berbunyi wek-wek. Daan doa untuk arwahnya mesti berbunyi wek-wek. Dan kita sekarang harus membahas ini dgn bahasa wek-wek.
Bagong Saya protes, tak mampu. Saya belum mencar ilmu bahasa wek-wek. Kenapa mesti berwek-wek, wok-wok. Wek-wek apa wok-wok.
Semar Itu terlalu ekstrem, jika kita mesti menyelesaikan kasus ini dgn bahasa wek-wek, maka terpaksa kasus ini harus ditunda untuk waktu yg tak diputuskan. Sampai kita semua sudah ahli ber wek-wek.
Petruk Wek…wek..wek.
Semar Apa maunya?
Gareng Kasihanilah saya. Saya tak bersalah.
Bagong Bohong. ia telah mencuri tiga belas telur & tiga ekor bebek.
Petruk Wek..wekwek….
Gareng Tidak salah
Bagong Salah
Petruk Wek-wek
Gareng Tidak
Bagong Salah
Semar Wekwek…
Gareng Ya wekwek…
Bagong Apa wek-wek?
Petruk Wek…wek…wek…
Semar Wek…wek.
Bagong Wek…wek.
Gareng Wek…wek.
Semar Diam, wekwek. Sudah jadi belibis seluruhnya.
Petruk Wek…wek.
Gareng Kalau dulu ia tak dipaksa harus hidup berhari-hari dgn belibis. ia jadi begitu
lantaran Bagong.
Bagong Dia datang pada saya minta pekerjaan. Yang lowong cuma ngangon bebek. ia terima pekerjaan itu, saya tak paksa.
Semar Apa kondisi yg harus dipersalahkan?Bagong, berapa ekor yg ia mesti jaga? Dan berapa telor harus ia setor?
Bagong Bebek tiga puluh ekor.
Gareng Kelaminnya
Bagong Kelamin? Jangan hina saya ya, jelas saya pria.
Gareng Saya tak tanya kelaminmu. Kelamin bebek?
Bagong Tiga puluh ekor betina semua.
Semar Berapa telor yg harus ia setor?
Bagong Lima puluh butir sepekan, bebek menelor tiga hari sekali, sepekan ia menelor dua kali. Tiga puluh bebek bertelor selama seminggu enam puluh, saya minta setorin lima puluh, yg sepuluh buat upah si Petruk. Kan cukup. Sepuluh kali seribu kan sepuluh ribu sepekan?.
Semar Sepuluh ribu sepekan, mampu hidupkah dgn duit itu? Beras, bisakah ia penuhi setoran itu?
Bagong Tidak pernah. Mula-mula Cuma empat puluh, makin lama semakin berkurang.
Petruk Wekwek…
Semar Apa tujuannya?
Gareng Tiga puluh ekor angsa, betina semua. Tidak ada jantannya. Bagaimana mampu bertelor pak lurah? Ini terperinci contoh pemaksaan kemauan & penghisapan di luar batas kemanusiaan & kebinatangan,
Bagong Nyatanya, mula-mula angsa itu bertelor.
Gareng Itu karena kamu beli & serahkan. Lebih-lebih ia baru bergaul dgn angsa jantan. Kemudian….
Bagong Nyatanya ia masih bertelor.
Gareng itu jasanya si Petruk.
Semar Hei, kamu boleh membohongi kami, tetapi tipuan ini tak berlaku. Masa Petruk berhubungan dgn angsa?
Bagong Biarkan saja, asal angsa yg bertelor.
Gareng Kenapa kamu tak gauli saja sendiri bebek-bebek itu? Pak lurah, maksud saya tak seperti yg pak lurah bayangkan. Karena Petruk membisu-membisu pinjam bebek jantan dr tukang angon yang lain. Dan membiarkan si jantan itu menggauli belibis betina maka masih ada telor yg bisa dipungut. Biar nafsu kebinatangan pejantan itu luar biasa, namun ia tak menggauli seluruh belibis betina itu.
Semar Kalau begitu si Petruk berjasa besar. Berjasa kepada bebek betina itu & berjasa terhadapmu Bagong.
Petruk Wekwekwek…
Semar Apa katanya?
Gareng Dasar orang tak tahu terima kasih. Tidak tahu menghargai jasa orang.
Semar bagaimana bagong?
Bagong Ya… bebek yg dua dimana?
Gareng Ya dibawa banjir.
Bagong Bukan itu, sebelumnya? Pasti dijual.
Gareng Menurut Petruk, yg satu disambar alap-alap. Yang lain dimakan anjing.
Bagong Bohong. Percuma punya belibis. Hilang melulu, beri telor tidak. Percuma punya tukang angon.
Petruk Wekwek…
Bagong Apa lagi?
Gareng Tiap kali pinjam penjantan, ia harus bayar dua telor.
Bagong Pemeras
Gareng Siapa?
Bagong Itu yg pinjamkan pejantan.
Gareng kau mampu bilang irang itu pemeras!? Lantas kamu maunya pinjam gratis gitu?
Semar Nah, perkaranya sudah terperinci, Bagong kelihatannya kau yg kalah. Betul Petruk kurang dapat menepati janjinya namun itu lantaran kondisi yg kamu ciptakan sendiri. Kau tak bisa memecat ia, & jika kamu mau bebekmu bertelor, belilah barang tiga pejantan. Dan kau mesti bayar dukun yg mengobati si Petruk.
Bagong Saya tidak ingin menyampaikan pak lurah berat sebelah. Tapi…ongkos dukunnya berapa?
Gareng Lima puluh ribu rupiah
BAGONG BAYAR SELEMBAR LIMA PULUH RIBUAN
Bagong Rugi-rugi…(pergi)
Semar Gareng, cari dukun yg baik, biar Petruk lekas sembuh.
Gareng Tentu saya akan usahakan.
Petruk Wekwek…
Semar Ya, wekwek…
ADEGAN VIII
GARENG DAN PETRUK
Gareng (tertawa)hahahaha…..
Petruk (tertawa) wekwekwekwek….
Gareng Bagi uangnya. Nah kamu selembar, gue selembar
Petruk Wekwek…
Gareng Nah, kini mana dua bebek yg dibawa banjir?
Petruk Wekwekwekwek….
Gareng Ayo, jangan coba-coba lagi. Sandiwaranya sudah selesai
Petruk (menunjukan tenggorokannya) wekwek….
Gareng Janjimu bagaimana? Mana imbalanku?
Petruk (menunjuk uang di tangan Gareng) wekwek… (pergi)
Gareng Wah si Petruk kurang pandai tapi lihay, lihay namun bodoh. Aku pokrol bambu kena tipu.
ADEGAN IX
SEMAR DAN PETRUK
Semar (tertawa) Saya jadi lurah sejak awal sejarah…
Petruk Hehehehe….pak lurah, amaf sudah berbohong.
Semar Bebek yg dibawa banjir & telor yg sambar petir.
Petruk (tertawa) benar pak lurah. Saya lupa…wekwek….
Semar (mengggelengkan kepala) saya jadi lurah….
TAMAT