Jawaban untuk Pertanyaan; Dari Mana Silet dan Paku Bisa Masuk Tubuh?

Ada seorang jamaah mengajukan pertanyaan dlm suatu kajian, “Dari mana benda-benda seperti silet, paku & sejenisnya bisa masuk ke dlm tubuh?”

Menjawab hal tersebut, pendakwah Ustaz Khalid Basalamah Lc. mengatakan para ulama menjajal untuk merincikan, sebab tak ada dalil yg menerangkan maka rincian itu dr pengalaman ruqyah saja. Kebanyakan benda-benda tajam yg keluar dr tubuh seseorang memang benda itu dimasukkan dgn cara sihir, dgn dua cara. Lewat makanan yg ia konsumsi yg dimasukkan oleh orang atau dukun. Yang kedua lewat jin yg memasukkan ke dlm tubuh seseorang tersebut. Sebab jin mampu masuk atau interaksi ke tubuh insan, asal benteng tubuh insan itu terbuka. ia tak sholat, ia tutup aurat, tak ada zikir, maka praktis dimasuki oleh jin.

“Rata-rata orang yg ibadahnya elok, sihir jenis itu sukar masuk. Kebanyakan orang yg jarang sholat atau jarang zikir, tubuhnya lemah & gampang diganggu oleh jin. Tameng di dlm tubuhnya tak ada. Kalau orang ada ibadahnya insya Allah tertangani. Maka ruqyah membongkar itu. Susuk pun masuknya sama, kadang dimantra-mantrain. Kalau dibacain ayat-ayat Quran bisa keluar itu susuknya. Buhul yg ditanam,” kata Ustaz Khalid dlm suatu kesempatan.

Ia pernah memiliki pengalaman meruqyah dgn air, lalu disiramkan ke daerah yg ada buhulnya. “Beberapa waktu kemudian buhul itu keluar. Ada buhul yg keluar dr halaman rumah tersebut,” kata dia.

Buat orang yg beriman, melawan santet yg semata-mata merupakan sihir dr jin pasti sudah terang caranya, yakni dgn ruqyah syar’iyah. Lewat jalan itulah yg diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW & syariah Islamiyah.

Dalam Majmu’ul Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyampaikan ruqyah artinya memohon pemberian. Sementara Sa’ad Muhammad Shadiq menyebutkan bahwa ruqyah pada hakikatnya ialah berdoa & tawassul untuk meminta kesembuhan pada Allah. Kesembuhan bagi orang yg sakit & hilangnya gangguan dr badannya.

Dalil ihwal masyru’iyah ruqyah ini ada banyak, di antaranya ialah firman Allah SWT berikut ini: Dan kami turunkan Al-Qur’an yg ia itu sebagai obat & rahmat bagi orang-orang yg beriman. (QS. Al-Isra’: 82)

Katakanlah: ia (Al-Qur’an) bagi orang-orang yg beriman selaku isyarat & obat. (QS. Fushshilat: 44)

Dalil wacana ruqyah syar’iyah dlm hadits antara lain:

Dari Aisyah ra berkata bahwa Nabi SAW pernah meniup untuk dirinya dlm keadaan sakit menjelang wafatnya dgn bacaan Al-Mu’awwidzat, surat Al-Ikhlash & Al-Mu’awwidzatain. Maka tatkala beliau kritis, akulah yg meniupkan bacaan itu & gue usapkan kedua tangannya ke tubuhnya alasannya adalah keberkahan tangannya. (HR Bukhari, Muslim).

Dari ‘Asiyah ra berkata bahwaRasulullah SAW kalau sakit, jibril meruqyahnya. Ia berkata: “Dengan nama Allah, ia membebaskanmu, & dr setiap penyakit ia menyembuhkanmu, & dr setiap orang yg dengki tatkala dengki, dr setiap orang yg punya mata berbahaya. (HR.Muslim, dlm Syarah An Nawawi 4/1718)

Wallahua’lam. [@paramuda/Wargamasyarakat]