Dalam suatu kuliah, Dr. Mustofa Mahmud seorang ilmuwan yg pula penulis besar, menyampaikan pandangan tentang mukjizat Al-Qur’an di hadapan sejumlah mahasiswa. Ia menyampaikan di dlm Al-Qur’an dengan-cara bahasa apabila satu kata saja kita ganti dgn kata lain sejenis, maka itu akan mengubah artinya.
Usai memberikan pendapatnya itu, seorang mahasiswa mengangkat tangannya & mengajukan pertanyaan, “Saya tak setuju dgn pendapat itu, tak semua kata dlm Al-Qur’an mempunyai kata yg sama,” katanya membantah dgn semangat.
“Apa maksudmu anakku?” tanya sang dosen.
Lalu mahasiswa itu melanjutkan bantahannya, “Ada kata-kata dlm Al-Qur’an yg lemah dengan-cara bahasa menurut saya. Contohnya dlm surat al Ahzab ayat 4: ‘Ma jaalallahu li rojulin min qolbain fi jaufihi’ (Allah tak menjadikan seorang pria memiliki dua jantung dlm tubuhnya). Kenapa yg digunakan kata ‘Rojul’ yg berarti laki-laki & tak menggunakan ‘Basyar’ yg berarti seorang manusia. Sedangkan tak ada seorang insan pun yg mempunyai dua jantung. Lalu kenapa Al-Qur’an memberi kekhususan pada laki-laki?”
Mendengar bantahan tersebut, saat itu juga ruang aula hening. Semua mata tertuju pada dosen, menunggu sebuah tanggapan.
Beberapa detik lalu, sang dosen berkata dgn damai.
“Iya, pria yakni satu-satunya makhluk yg tak mungkin untuk menjinjing dua jantung dlm tubuhnya.”
“Akan tetapi perempuan mungkin saja baginya untuk menjinjing dua jantung tatkala sedang hamil,” jawabnya.
Maha suci Allah yg sudah membuat Al-Qur’an yg diturunkan olehNya pada Nabi Muhammad SAW untuk ummat insan. Yang kandungannya pasti & tak terbantahkan.
Allah telah berfirman, “Wahai insan, bahu-membahu telah tiba Rasul (Muhammad) itu kepadamu dgn (membawa) kebenaran dr Tuhanmu, maka berimanlah kamu. Itulah yg lebih baik bagimu, & jika ananda kafir, (maka kekafiran itu tak merugikan Allah sedikitpun) alasannya bekerjsama apa yg di langit & di bumi itu ialah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana” (QS. An-Nisa; 170).
Jika mereka yg cendekia & cerdas saja tak meragukan kandungan Al-Qur’an, lantas bagaimana dgn kita yg imannya masih pas-pasan?
Wallahua’lam. [Paramuda/Wargamasyarakat]