3 Persiapan untuk Bertemu Allah Ta’ala

“Maka barang siapa yg mengharapkan pertemuan dgn Tuhannya, hendaknya mereka melaksanakan amal shalih & tak mensekutukan seorang pun dlm beribadah pada Tuhannya.” (Qs. al-Kahfi [18]: 110)

Perjumpaan dgn Allah Ta’ala merupakan nikmat yg lebih tinggi dr surga yg penuh kenikmatan. Tidak semua penghuni surga diberi karunia ini. Hanya orang-orang khusus yg Dikehendaki-Nya.

Sebagai bentuk harapan pada Allah Ta’ala, taka da salahnya jikalau kita merencanakan diri supaya layak menerima karunia berjumpa dengan-Nya. Salah satu bentuk antisipasi itu sebagaimana diterangkan oleh Dr ‘Umar ‘Abdul Kafi dlm buku al-Wa’dul Haq. Inilah 3 antisipasi untuk berjumpa Allah Ta’ala.

Berislam Secara Sempurna

“Harus mengikuti agama dgn segala perincian & cabangnya, mengamalkan manhaj al-Qur’an & hadits dlm semua lini kehidupan maupun tindakan.” tutur DR ‘Umar ‘Abdul Kafi.

Islam yg tepat. Berupa kepercayaan, perkataan, & tindakan. Bukan salah satu, tapi gabungan antara ketiganya. Ialah mirip dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dlm semua bidang kehidupan.

Sadar Akhirat

Sadari & pahami bahwa dunia hanya sejenak & darul baka selamanya. Kiatnya, jangan terbuai dgn kesenangan & kebahagiaan semu di dunia. Fokus pada darul baka. Kumpulkan sebanyak-banyaknya bekal untuk menerima kebahagiaan yg baka di negeri awet.

“Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yg bahu-membahu, bila mereka mengenali.” (Qs. al-Ankabut [29]: 64)

Gegas dlm Lakukan Perintah & Jahuhi Larangan

Di antara makna taqwa yg masyhur adalah melaksanakan perintah Allah Ta’ala & menjauhi seluruh larangan-Nya. Jangan banyak argumentasi. Tidak usah banyak mengajukan pertanyaan. Sebab yg haq sudah terang & bathil pun amat benderang. Sedangkan yg syubhat hendaknya dijauhi selaku bentuk kehati-hatian.

  Ibu-Ibu Mengadu, Begini Kataku

Teladanilah para sahabat yg mulia. Merekalah sebaik-baik generasi dlm dogma. Merekalah kalangan insan mulia yg langsung berinfak kalau ditugaskan, & bergegas menjauhi larangan Allah Ta’ala saat itu juga sehabis larangan itu diturunkan.

Tatkala khamr diharamkan, merekalah sosok yg pribadi merusak semua daerah penyimpanan khamr sampai kota Madinah banjir khamr. Mereka pula yg bergegas menyuruh istri-istrinya mengenakan jilbab dikala perintah menutup aurat diberlakukan. Bahkan kain-kain epilog jendela dilepas seketika guna menutupi aurat kala itu.

Meski derajatnya amat jauh, mudah-mudahan kita diberi rezeki untuk meneladani kehidupan para sobat yg mulia. Aamiin.

Wallahu a’lam. [Pirman/wargamasyarakat]

*Buku al-Wa’dul Haq mampu dipesan di 085691479667