Ummu Hani’, dari Rumahnya Nabi Melakukan Isra` (Bagian 5)

Lanjutan dr Ummu Hani’, dr Rumahnya Nabi Melakukan Isra` (Bagian 4)

Ada baiknya kita menyimak ucapan seorang penyair wacana kasih sayangnya pada bawah umur:

Anak-anak kita di antara kita yaitu

Belahan hati kita yg berlangsung di atas tampang bumi

Jika angin berhembus menerpa sebagian mereka

Maka mata pun enggan untuk tidur alasannya adalah mengingat mereka

Siraman kasih sayang ini dimiliki oleh seorang ibu muslimah, berbeda dgn ibu non-muslim yg telah dikalahkan oleh kehidupan materialistis, & direpotkan oleh pekerjaan hariannya yg tanpa henti, sehingga ia kehilangan perasaan kasih sayang terhadap keluarga itu.

Subhanallah, Mahasuci Allah. Perhatikanlah dongeng tadi, bagaimana sikap Ummu Hani`, & bagaimana ia memohon maaf pada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang hendak menikahinya, dgn alasan hendak menunaikan sebuah kewajiban terbesarnya selaku seorang ibu, yaitu mendidik anak-anaknya & tidak mau lengah dr mereka.

Ummu Hani` meminta maaf karena tak mampu mendampingi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, demi mewujudkan misi yg penting ini.

Andai ia menyepakati pinangan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dia akan menjadi salah seorang dr Ummul Mukminin (ibunda dr orang-orang yg beriman).

Oleh alasannya adalah itulah, kita lihat bagaimana kondisi Ummu Hani’ Radhiyallahu Anha, bagaimana ia taat beribadah pada Tuhannya, mendidik anak-anaknya dgn sarat kasih sayang, & menumbuhkan mereka dlm suasana yg islami & shalih.

Usaha Ummu Hani` itu tak tidak berguna. Di kemudian hari, seorang putranya yg bernama Ja’dah bin Hubairah dilantik menjadi gubernur di Khurasan pada masa pemerintahan Khalifah Ali Radhiyallahu Anhu.

Di samping keutamaan yg telah disebutkan tadi, Ummu Hani’ pula meriwayatkan beberapa hadits dr Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang jumlahnya meraih empat puluh enam hadits.

  Ummu Hani’, dari Rumahnya Nabi Melakukan Isra` (Bagian 3)

Ummu Hani’ wafat pada tahun empat puluh hijrah. Semoga Allah meridhainya & menjadikannya ridha terhadap-Nya.

Semoga kisahnya berguna bagi semua kaum perempuan masa ini, baik yg masih lajang, yg sedang menikah atau pernah menikah.

Ditulis kembali dr kitab Uzhama’ min Ahlil Bait karya Sayyid Hasan Al-Husaini.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]