Tidak perlu menunjuk siapa, saya pun pernah mengalami gejalanya. Na’udzubillah. Semoga kita mampu mengalahkan & waspada dgn penyakit ini. Penyakit yg sungguh berbahaya bagi kader dakwah & generasi penerusnya. Seperti suatu virus, penyakit ini mesti secepatnya diobati & diberikan anti-virusnya. Penyakit ini menjadi fenomena yang-kini-banyak menjangkiti para kader dakwah. Penyakit ini sangat menghambat & memperlambat proses dakwah yg sudah dijadwalkan dgn matang.
Penyakit ini dinamakan al-Qu’ud (Berpangku Tangan); yakni penyakit yg menimbulkan para pelopor/kader dakwah menjadi berhenti sejenak, menangguhkan -nunda, berlambat-lambat, bermalas-malas & bahkan tak berangkat dlm mengikuti jadwal atau aktifitas dakwah dgn berbagai argumentasi. Salah & kurangnya pemahaman serta keikhlasan menjadi penyebab utama penyakit ini. Selain itu, administrasi diri yg tak baik pula mampu menjadi pemicu datangnya penyakit ini.
Penyakit ini tak bisa dianggap remeh. Jika tak secepatnya diobati dgn terapi khusus, maka akan merusak sasaran-sasaran dakwah, meskipun target telah tersusun rapi. Bagi yg bersangkutan akan menyebabkan gejolak yg luar biasa. Sampai pada keluarnya-yang bersangkutan-dari jalur dakwah & risalahnya. Atau, bahkan bisa jadi malah menentang & menjadi lawan/penghalang dakwah. Fenomena penyakit Qu’ud ini banyak terbukti menjadi awal para penyerang dakwah. Mereka suka menyudutkan, membatasi, menyerang, mencari-cari kesalahan & bahkan mempublikasikannya.
Yang bisa menjadi obat & perisai terhadap penyakit ini ialah diri kita sendiri; sejauh mana dogma, kekuatan & keseriusan hati untuk membunuh tanda-tanda-gejala penyakit Qu’ud. Tidak gampang & tak singkat memang. Tapi, paksalah, biasakanlah, berpikirlah & bergeraklah. Sadarilah, penyakit ini yakni permulaan dr kebinasaan.
Selain itu, banyaklah berdzikir & istighfar pada Allah Ta’ala, serta memohon isyarat dlm setiap lafal doa yg terucap kepada-Nya.
Al-Ghazali Rahimahullah menyampaikan tentang Qu’ud ini, “Dalam situasi pengangguran terlahir ribuan kejelekan & menghasilkan bermacam bakteri kebinasaan. Jika kerja merupakan pesan kehidupan, maka penganggur yaitu orang yg mati. Jika dunia ini merupakan imbas dr flora kehidupan yg lebih besar, maka para penganggur patut dikumpulkan dlm kondisi gulung tikar. Tidak ada panen bagi mereka selain kehancuran & kerugian.”
Na’udzubillah. Semoga kita terhindar dr penyakit pembunuh ini. Terkhusus saya & kita semua, waspadalah & istiqamahlah. [Syahrul Maftukhin/wargamasyarakat.net]
Editor: Pirman Bahagia