Inilah Dalil yang Menganjurkan untuk Mendapatkan Keturunan

Sungguh, Islam yakni agama yg tepat & rahmat bagi seluruh alam. Betapa tidak, semua kehidupan insan dikelola melalui dalil dr Al-Qur`an & hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Dari bangkit tidur hingga tidur lagi ada tuntunannya dlm islam. Dari perkara pribadi sampai problem negara pula dikontrol oleh Islam. Salah satunya yakni anjuran untuk menerima keturunan setelah melalui jenjang ijab kabul yg sah menurut syariat. Dalil untuk masalah ini cukup banyak diantaranya selaku berikut.

Pertama, Firman Allah Ta’ala,

فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ

Maka sekarang campurilah mereka & carilah apa yg sudah ditetapkan Allah bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Ibnu Katsir berkata, “Maksudnya adalah anak.” Al-Qurthubi menuturkan, “Maknanya yaitu harapan untuk mendapatkan anak.” Begitu pula yg diyakini oleh Al-Ghazali, ia meyebutkan beberapa faedah menikah yg di antaranya yaitu untuk mendapatkan anak.

Ini merupakan tujuan utama dlm pernikahan, yaitu untuk menjaga kelangsungan generasi sehingga alam ini tak pernah kosong dr jenis insan. Sedangkan syahwat merupakan media utama untuk melangkah ke arah sana.

Kedua, firman Allah Ta’ala,

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ

Di sanalah Zakaria berdoa pada Tuhannya. ia berkata, “Ya Tuhanku, berilah gue keturunan yg baik dr segi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.(QS. Al-Imran: 38)

Ketiga, Allah Ta’ala menjelaskan tentang isi doa para hamba-hamba-Nya, ia berfirman,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang-orang yg berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah pada kami, pasangan kami & keturunan kami selaku penyenang hati (kami), & jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yg bertakwa.(QS. Al-Furqan: 74)

  Wahai Para Orang Tua, Ciumlah Anak-Anakmu

Keempat, dlm hadits yg diriwayatkan oleh Al-Bukhari & Muslim dr Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhu, bantu-membantu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda kepadanya,

إِذَا دَخَلْتَ لَيْلًا فَلَا تَدْخُلْ عَلَى أَهْلِكَ حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ. وَقَالَ: فَعَلَيْكَ بِالْكَيْسِ الْكَيْسِ.

Apabila ananda tiba (dari bepergian) pada malam hari, maka janganlah ananda langsung masuk ke rumahmu sampai istri yg ditinggalkan selesai mencukur (bulu kemaluannya) & menyisir rapi rambutnya.

Beliau pula bersabda, “Hendaklah kau-sekalian menginginkan keturunan, hendaklah kau-sekalian menginginkan keturunan.

Makna hadits di atas yakni berikan potensi pada istrimu sejenak biar ia dapat merencanakan dirinya sehingga tampil sempurna untuk menyambut kedatangan suami yg baru tiba dr bepergian.

Kelima, dalan Sunan Abu Dawud dr hadits Ma’qil bin Yasar Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Seorang pria datang menghadap Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata, “Aku menggemari seorang perempuan yg cantik & berasal dr keluarga yg baik, cuma saja ia mandul. Apakah boleh aku menikahinya?”

Maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab,

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ

“Nikahilah perempuan yg penyayang lagi subur, sebab gue berbangga dgn jumlah kalian yg banyak di hadapan umat-umat yg lain.”

Al-Walud artinya perempuan subur yg dapat melahirkan banyak anak. Hal ini dapat dikenali dr keluarga dekatnya yg sudah menikah lantaran sifat genetika menjalar ke seluruh anggota keluarga.

Ditambah lagi hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menyebutkan bahwa pahala seseorang yg sudah meninggal akan terus mengalir dikarenakan anaknya, pula pahala yg ia peroleh tatkala bersabar atas maut anaknya & menghendaki pahala dr Allah Ta’ala.

Demikian pula pahala & keutamaan akan ia raih selaku imbalan atas kebaikan yg telah ia berikan pada anak-anaknya, utamanya kebaikan yg telah ia berikan pada putri-putrinya.

  Wahai Istri, Milikilah Suamimu!

Oleh lantaran itu, selaku seorang yg cendekia tentunya akan termotivasi untuk menerima kemuliaan ini dgn cara memperbanyak anak keturunannya. Demikian disadur dr buku Eksiklopedi Anak karya Abu Abdullah Ahmad bin Ahmad Al-Isawi. [Abu Syafiq/Wargamasyarakat]