Jika Penguasa Berkata dan Bertindak Tanpa Ilmu, Ini Nasehat Rasulullah

Tak satupun insiden di masa depan yg dikabarkan oleh Rasulullah melainkan niscaya terjadi. Ada yg terjadinya tak lama setelah Rasulullah wafat, ada pula yg gres terjadi sesudah beberapa era.

Itulah nubuwat. Sebuah prediksi tentang masa depan yg ditunjukkan Allah pada NabiNya. Karena dr Allah, pastilah benar adanya. Sebab Allah Maha Mengetahui segala hal yg akan terjadi.

Lalu Rasulullah mensabdakan peristiwa demi peristiwa masa depan itu pada para teman, yg kini mampu kita simak lewat hadits-hadits dia. Tak jarang, lewat nubuwat tersebut Rasulullah bukan hanya mengabarkan apa yg akan terjadi, namun pula disertai nasehat; baik yg berupa proposal maupun yg berupa larangan.

Tentang kepemimpinan, misalnya. Rasulullah mengabarkan bahwa sebuah ketika, akan muncul penguasa-penguasa yg kurang pandai. Penguasa itu berkata tanpa ilmu, bertindak pula tanpa ilmu. Bicara tanpa ilmu, berbuat pula tanpa ilmu. Membuat pernyataan tanpa ilmu, membuat kebijakan pula tanpa ilmu.

Jika telah hadir penguasa yg demikian, Rasulullah menawarkan usulan pada umatnya.

يليكم عمال من بعدهم ؛ يقولون ما لا يعلمون ويعملون ما لا يعرفون فمن ناصحهم ووازرهم وشد على أعضادهم ؛ فاولئك قد

“Setelah itu kalian akan dipimpin oleh para penguasa yg berkata bukan berdasarkan ilmu & bertindak bukan berdasarkan ilmu. Barangsiapa menjadi penasehat mereka, pembantu mereka & pendukung mereka, bermakna mereka telah binasa” (HR. Thabrani & Baihaqi; shahih)

Demikian bebalnya tipe penguasa itu sampai Rasulullah melarang umatnya menjadi penasehat, pembantu & penunjang mereka. Siapa yg menjadi penasehat, pembantu & pendukungnya, mereka menjinjing diri pada kebinasaan.

Mengapa menjadi penasehat penguasa di ketika itu pula dilarang? Jika pembantu & pendukung mungkin terang alasannya adalah mereka melanggengkan kekuasaan yg menzalimi umat alasannya adalah tanpa ilmu. Namun menjadi penasehat?

  Menang Kalah Menghadapi Wabah

Maksudnya ialah penasehat yg tak bisa mengubah kebijakan penguasa & tak mampu meminimalkan kemudharatan yg ditimbulkan oleh penguasa tersebut. Sebabnya mampu jadi penguasa tersebut sudah tak bisa dinasehati atau penasehatnya yg tak lagi punya peran menasehati pada kebaikan & mencegahnya dr kemungkaran.

Semoga kita tak menemui masa tersebut. Dan jikapun menemuinya, kita diselamatkan Allah dr fitnah-fitnah tersebut.

Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]