Berbakti Kepada Orang Tua Amalan yang Utama (Bagian 2)

Lanjutan dr Berbakti Pada Orang Tua Amalan yg Utama

Diriwayatkan dr Abdullah ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu, ia berkata,

سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا. قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ

“Aku mengajukan pertanyaan pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, amal apakah yg paling dicintai oleh Allah.” Beliau menjawab, ‘Shalat tepat pada waktunya.’

Aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Berbakti pada kedua orang renta.’

Aku mengajukan pertanyaan, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari & Muslim).

Di samping keutamaan itu, berbakti pada orang bau tanah yakni salah satu karena masuk surga & jalan yg menghantarkan seseorang menuju nirwana. Dirirwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ

“Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi.”

Ditanyakan pada ia, ‘Siapakah ia wahai Rasulullah?’

Beliau menjawab,

مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

Orang yg menjumpai orang tuanya, salah satu atau kedua-duanya, pada usia lanjut tetapi ia tak masuk nirwana.” (HR. Muslim)

Al-Hasan berkata, “Berbakti pada kedua orang tua maksudnya yakni tindakan menaati setiap perintah keduanya selama bukan kemaksiatan pada Allah. Sedangkan durhaka yakni meninggalkan keduanya & menahan kebaikanmu terhadap keduanya.”

Saudaraku,

Renungkanlah kisah seseorang yg datang pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, untuk meminta izin turut berjihad, yg merupakan amalan paling agung, di dalamnya terkandung kesusahan, kepayahan, perjalanan panjang, & pengorbanan nyawa.

  Wahai Para Ayah, Perhatikanlah Ibadah Shalat Anak-Anakmu

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajukan pertanyaan,

أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟

“Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”

Orang itu menjawab, “Iya.”

قَالَ فَفِيْهِمَا فَجَاهِدْ

Beliau bersabda, “Maka Berjihadlah ananda (dengan berbakti) pada keduanya.” (HR. Al-Bukhari).

Perintah untuk berbuat baik pada orang bau tanah bersifat biasa & mutlak, tercakup di dalamnya apa yg diminati anak & apa yg tak disenanginya, tanpa ada bantahan, perdebatan, & alasan pada orang bau tanah.

Ini adalah poin yg harus diamati, karena pada umumnya anak mengabaikannya. Mereka mengira, bahwa langkah-langkah berbakti cuma terkait apa yg mereka senangi & sesuai dgn minat mereka. Padahal, kenyataannya sama sekali berlainan.

Tindakan berbakti yg bantu-membantu yaitu pada hal-hal yg berlawanan dgn kemauan & kecenderungan mereka, & kalau hanya pada yg mereka senangi, maka itu bukan dinamakan berbakti.

Semoga kita tergolong anak yg selalu berbakti pada kedua orang renta kita. Aamiin.

Sebagian tulisan ini dikutip dr pemaparan Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim dlm kitab Arba’una Darsan Liman Adraka Ramadhan.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]