Khutbah Jumat: Isra’ Mi’raj dan Shalat Khusyu’

Kita saat ini berada di tanggal 17 Rajab 1443, bertepatan 18 Februari 2022. Bulan Rajab merupakan bulan isra’ mi’raj & oleh-oleh utama isra’ mi’raj yaitu shalat. Karenanya, khutbah Jumat 18 Februari 2022 ini mengambil tema Isra’ Mi’raj & Shalat Khusyu’.

Khutbah Pertama

إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ
. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,

Hari ini kita berada pada Jum’at ketiga bulan Rajab. Bulan Rajab merupakan bulan ampunan, salah satu asyhurul hurum. Ia pula merupakan bulan persiapan menyambut bulan Ramadhan sehingga banyak yg berdoa minta keberkahan & dipertemukan dgn bulan Ramadhan.

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ

Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab & Sya’ban, serta pertemukanlah kami dgn bulan Ramadhan. (HR. Baihaqi & Thabrani)

Bulan Rajab pula merupakan bulan terjadinya isra’ mi’raj. Peristiwa luar biasa yg penuh dgn keajaiban. Kurang dr semalam, Allah memperjalankan Rasulullah dr Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Lalu menaikkannya ke Sidratul Muntaha.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yg telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dr Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yg sudah Kami berkahi sekelilingnya supaya Kami perlihatkan kepadanya sebagian dr gejala (kebesaran) Kami. Sesungguhnya ia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isra‘: 1)

Dalam isra’ mi’raj itu, buah tangan utama yg dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ialah perintah shalat lima waktu. Keduanya, isra’ mi’raj & shalat, sangat terkait dgn keimanan. Hanya orang-orang beriman yg membenarkan isra’ mi’raj & salah satu karakter orang beriman yaitu mendirikan shalat dgn khusyu’.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yg beriman, (yakni) orang-orang yg khusyu’ dlm shalatnya, (QS. Al-Mukminun: 1-2)

Makna Khusyu’

Jamaah Jum’at a’azzakumullah,

Secara bahasa, al khusyu’ (الخشوع) yaitu menunduk. Identik dgn kata al khudlu’ (الخضوع). Bedanya, al khudlu’ untuk tubuh, sedangkan al khusyu’ untuk bunyi & pandangan. Sebagaimana firman-Nya:

خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ

Pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan, (QS. Al-Qalam: 43)

Secara istilah, khusyu’ berdasarkan Ibnul Qayyim ialah tegaknya hati di hadapan Allah dgn segala ketundukan & kerendahan. Sedangkan berdasarkan Ibnu Rajab, khusyu’ yaitu lembut, tenteram, damai, tunduk, terenyuh, & tersentuhnya hati. Hati yg khusyu’ senantiasa dibarengi oleh khusyu’nya seluruh anggota tubuh. Sebab seluruh anggota tubuh selalu mengikuti hati.

Khusyu’ di dlm shalat artinya bukan sekadar menjalankan rukun shalat dgn anggota badan tetapi pula hadirnya hati dlm shalat dgn segala ketundukan & kerendahan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Khusyu’ ini demikian susah & merupakan hal pertama yg akan dicabut dr manusia. sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَوَّلُ مَا يُرْفَعُ مِنَ النَّاسِ الْخُشُوعُ

Hal pertama yg dicabut dr insan yakni kekhusyu’an. (HR. Thabrani & As Suyuthi; shahih)

Karenanya, Abu Darda’ mengatakan, “Bisa jadi kau-sekalian masuk masjid jami’ untuk shalat berjamaah tetapi kau-sekalian tak mendapati seorang pun yg khusyu’ di sana.”

Keutamaan Khusyu’ dlm Shalat

Jamaah Jum’at yg dimuliakan Allah,

Syaikh Dr. Said bin Ali bin Wahf al-Qathani sudah mengumpulkan keistimewaan-keutamaan khusyu’ dlm shalat. Dalam bukunya, Al Khusyu’ fish Shalah, beliau menjelaskan 14 keistimewaan khusyu’ dlm shalat, yaitu:

  1. Seluruh dosanya akan keluar mirip hari pertama tatkala ia dilahirkan dr perut ibunya
  2. Allah akan meniadakan dosa-dosanya yg sudah kemudian
  3. Menjadi penghapus dosa-dosa sebelumnya
  4. Dijamin masuk surga
  5. Akan menerima kemenangan, keamanan, & kebahagiaan di dunia & akhirat
  6. Akan mendapatkan pengampunan & pahala yg besar
  7. Dijanjikan mendapat segala kebaikan dunia & akhirat
  8. Menjadi faktor utama penyebab masuk surga & selamat dr api neraka
  9. Mendatangkan hidayah Allah & ketabahan
  10. Mendapat predikat manusia terbaik
  11. Dijanjikan mendapat ampunan Allah
  12. Dipuji Allah & digolongkan selaku orang-orang yg arif
  13. Dipuji Allah & digolongkan selaku orang-orang yg sempurna imannya
  14. Digolongkan sebagai orang yg takut pada Allah

Selain itu, khusyu’ merupakan kunci kenikmatan di dlm shalat. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensabdakan:

وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ

Dan dijadikan penyejuk mataku terletak pada shalat. (HR. An Nasa’i; shahih)

Beliau sungguh-sungguh merasakan bahwa shalat merupakan tasliyah, pelipur lara. Sarana rehatnya jiwa.

يَا بِلاَلُ أَرِحْنَا بِالصَّلاَةِ

Ya Bilal, rehatkan kami dgn shalat. (HR. An Nasa’i; shahih)

Khusyu’ & dampaknya

Jamaah Jum’at rahimakumullah,

Demikian khusyu’nya para sobat, mereka hingga meraih puncak kenikmatan shalat & tak terganggu dgn hal-hal yg di luar shalat. Bahkan demikian nikmatnya khusyu’ dlm shalat, sebagian sobat tak lagi merasakan sakit yg mendera fisik.

Usai perang Dzatur Riqa’, Rasulullah & para sahabat menginap di suatu tempat. Seperti biasa, dia menugaskan sahabat untuk hirasah. Berjaga. Sementara yg lain istirahat.

“Siapa yg berjaga malam ini?” tanya Rasulullah.

“Kami berdua, wahai Rasulullah,” jawab Ammar bin Yasir & Abbad bin Bisyr. Keduanya dipersaudarakan Rasulullah tatkala tiba di Madinah. Dengan muakhah, Rasulullah mempersaudarakan setiap satu orang muhajirin dgn satu orang Anshar.

“Engkau pilih tidur duluan atau belakangan?” tanya Abbad pada Amar, sesampainya mereka di verbal lembah.

“Aku tidur duluan.”

Abbad pun berjaga. Diperhatikan sekelilingnya. Ditebarkan pandangannya sejauh-jauhnya. Menelisik keadaaan. Setelah semua dipastikan aman, ia pun memanfaatkan waktu itu untuk shalat malam.

Seperti biasa, demikian khusyu’ Abbad tenggelam dlm shalatnya. Ia sungguh menikmati bacaan Al Alquran di malam sepi. Panjang bacaan tak terasa meski sepanjang siang energinya terkuras dlm perang & perjalanan.

Dalam kegelapan malam, sesosok serdadu musyrik mengendap-endap. Ia yg siang tadi pulang & mendapatkan istrinya terbunuh, bersumpah demi Lata & Uzza hendak membalas dendam. Kini ia melihat pasukan Rasulullah sedang istirahat & cuma ada satu penjaga yg sedang shalat.

Disiapkannya anak panah. Dengan sekuat tenaga ia tarik busur. Diarahkan ke Abbad. Sekali lepas, melesatlah anak panah itu dgn cepat. Tepat tentang tubuh Abbad.

“Jleb!” Darah mengucur. Pasti sakit. Namun khusyu’nya shalat menciptakan Abbad tak menghiraukan rasa sakit itu. Dicabutnya anak panah & ia meneruskan bacaan Al Alquran.

“Jleb!” Anak panah kedua perihal tubuh Abbad. Darah mengucur lebih deras. Namun Abbad tetap melanjutkan shalatnya. Dicabutnya anak panah itu. Ia meneruskan bacaan Al Alquran & karam dlm nikmat khusyu’-nya shalat.

Anak panah ketiga melesat & “jleb!” menancap di tubuh Abbad. Darah keluar terlampau banyak, Abbad nyaris roboh. “Ammar, berdiri Ammar. Aku sudah luka parah.”

Ammar terbangun seketika. Ia terkejut melihat Abbad sudah bersimbah darah. Tiga bekas anak panah tampakdi tubuh Abbad.

“Mengapa kamu-sekalian tak membangunkan gue semenjak anak panah pertama?”

“Aku sedang membaca Al Quran dlm shalatku. Sunggguh jikalau bukan sebab cemas melupakan peran dr Rasulullah, takkan kuputus shalatku. Lebih baik terputus nyawa daripada memutus bacaan Al Quran dlm shalat.”

Ali bin Abu Thalib pula mencicipi kekhusyu’an yg sama. Beliau pernah terkena panah. Tatkala dicabut, pastinya akan terasa sakit. Saat itu tak ada anestesi atau obat bius. Yang ada yakni khamar. Ali tidak mau khamr masuk ke tubuhnya meskipun setetes.

Maka, ia pun mengatakan pada sebagian sahabat. “Aku akan shalat. Nanti di tengah-tengah shalat, cabutlah anak panah itu.” Dan benar, tatkala Ali khusyu’ dlm shalatnya, anak panah itu dicabut & ia seperti tak mencicipi sakitnya.

Khusyu’ yg seperti inilah yg akan kuat besar setelah shalat. Bahwa shalat itu akan mencegah perbuatan keji & mungkar sebagaimana firman-Nya:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dr (perbuatan-perbuatan) keji & mungkar. (QS. Al Ankabut: 45)

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,

Sesungguhnya, shalat yg mampu menghalangi dr perbuatan keji & mungkar yakni shalat yg khusyu’. Demikian pula shalat yg mengundang pertolongan Allah ialah shalat yg khusyu’.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah tabah & shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yg demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yg khusyu’, (QS. Al Baqarah: 45)

Maka mari kita berupaya khusyu’ dlm shalat & berdoa memohon dukungan pada Allah dr hati yg tak khusyu’. Sebagaimana Rasulullah mengajarkan doanya:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَؤُلاَءِ الأَرْبَعِ

Ya Allah, bergotong-royong gue berlindung terhadap-Mu dr hati yg tak khusyu’, doa yg tak didengar, hawa nafsu yg tak pernah puas, & ilmu yg tak berguna.Akuberlindung kepada-Mu dr empat hal itu. (HR. Tirmidzi; shahih)

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

< Khutbah Lainnya Khutbah versi PDF >
Khutbah Jumat 2022 Download

  Melalaikan Shalat Ashar, Ini yang Akan Terjadi