Sejarah Bulan Muharram
Bulan Muharram (المحرم)
berasal dr kata haram (حرم) yg artinya suci
atau terlarang. Dinamakan Muharram, alasannya sejak zaman dahulu, pada bulan
ini tidak boleh berperang & membunuh. Larangan itu terus berlaku sampai masa
Islam. Bahkan bulan Muharram tergolong salah satu bulan haram.
Orang-orang Arab baik sebelum masa Rasulullah maupun pada masa beliau tak memiliki angka tahun. Mereka biasa menamakan tahun dgn peristiwa besar yg terjadi pada tahun tersebut.
Misalnya ada tahun yg disebut tahun gajah (amul fil)
sebab di tahun tersebut terjadi peristiwa pasukan gajah di bawah pimpinan
Abrahah yg akan merusak Ka’bah. Ada tahun yg disebut sebagai tahun
fijar (amul fijar) alasannya adalah ketika itu terjadi perang fijar. Ada tahun yang
disebut tahun nubuwah karena di tahun itu Rasulullah menerima wahyu.
Pada tahun ketiga masa pemerintahan Umar bin Khattab
radhiyallahu ‘anhu, tiba satu duduk perkara yg dialami oleh pejabat pemerintah.
Ketiadaan angka tahun bikin sebagian pejabat pemerintah kesusahan. Salah
satunya ialah Gubernur Basrah Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu.
Atas aduan Abu Musa, Umar kemudian mempublikasikan kalender Islam. Setelah bermusyawarah dgn para teman terkemuka, Umar memutuskan bahwa awal kalender Islam dimulai dr tahun hijrahnya Rasulullah. Karenanya kalender Islam dikenal dgn nama kalender hijriyah.
Selanjutnya, bulan apa yg dijadikan bulan pertama tahun
hijriah? Utsman bin Affan menganjurkan Muharram. Mengapa? Sebab semenjak dulu orang
Arab menilai Muharram ialah bulan pertama. Kedua, umat Islam telah
menyelesaikan ibadah haji pada bulan Dzulhijjah. Ketiga, bulan Muharram
merupakan bulan munculnya tekad hijrah ke Madinah sesudah pada Dzulhijjah
terjadi Baiat Aqabah II.
Maka jadilah Muharram sebagai bulan pertama dalam
kalender hijriyah. 1 Muharram yaitu tahun gres hijriyah.
Peristiwa Penting pada Bulan Muharram
Banyak insiden penting terjadi pada bulan Muharram. Mulai
dari masa Nabi terdahulu sampai masa Islam.
Beberapa insiden penting pada bulan Muharram sebelum
masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yakni selaku berikut:
- Nabi Adam ‘alaihis salam bertaubat pada Allah dr & Allah menerima taubatnya.
- Kapal Nabi Nuh ‘alaihis salam berlabuh di bukit Zuhdi setelah banjir dahsyat yg menenggelamkan dominan penduduk bumi dikala itu.
- Selamatnya Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dr siksaan api Raja Namrud.
- Nabi Yusuf ‘alaihis salam bebas dr penjara Mesir.
- Keluarnya Nabi Yunus ‘alaihis salam dr perut ikan dgn selamat.
- Allah menyembuhkan Nabi Ayyub ‘alaihis salam dr penyakitnya.
- Allah menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihis salam & menenggelamkan Fir’aun.
Sedangkan insiden penting pada bulan Muharram yang
terjadi masa Islam antara lain sebagai berikut:
- Pada Muharram 1 H, timbul tekad hijrah ke Madinah setelah pada Dzulhijjah terjadi Baiat Aqabah II.
- Pada Muharram 7 H, terjadi perang Khaibar. Kaum muslimin menang dgn gemilang.
- Pada 1 Muharram 24 H, Umar bin Khattab dimakamkan sesudah syahid dibunuh oleh Abu Lu’lu’ah seorang Majusi.
- Pada 10 Muharram 61 H, terjadi musibah besar. Husain, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, & keluarganya dibunuh di Karbala.
Keutamaan Bulan Muharram
Muharam merupakan bulan yg mulia di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala dgn beberapa keutamaan yg dimilikinya. Berikut ini
tiga keistimewaan Bulan Muharram:
1. Bulan Haram
Bulan Muharam merupakan salah satu bulan haram. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ
اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا
تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah yaitu dua
belas bulan, dlm ketetapan Allah di waktu ia membuat langit & bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yg lurus, maka
janganlah ananda menganiaya diri ananda dlm bulan yg empat itu. (QS. At
Taubah : 36)
Empat bulan haram yg dimaksud dlm Surat At Taubah
ayat 36 ini adalah bulan Dzulqidah, Dzulhijjah, Muharram & Rajab.
Ashurul haram (bulan haram), termasuk bulan Muharam ini
yaitu bulan yg dimuliakan Allah. Bulan-bulan ini mempunyai kesucian, dan
kesudahannya menjadi bulan pilihan. Di antara bentuk kesucian & kemuliaan
bulan-bulan ini yaitu kaum muslimin dihentikan berperang, kecuali terpaksa; kalau
diserang oleh kaum kafir. Kaum muslimin pula diingatkan biar lebih menjauhi
tindakan aniaya pada bulan haram.
2. Bulan Allah
Keutamaan bulan Muharram yg kedua yakni, bulan ini
disebut selaku syahrullah (bulan Allah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ
اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ
اللَّيْلِ
Puasa yg paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yg paling utama setelah shalat wajib yaitu shalat malam. (HR. Muslim)
Az Zamakhsyari
menerangkan, ”Bulan Muharram disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada
lafazh jalalah ’Allah’ untuk menunjukkan mulia & agungnya bulan ini. Sebagaimana
kita menyebut ’Baitullah’ (rumah Allah) atau ’Ahlullah’ (keluarga Allah) ketika
menyebut Quraisy. Penyandaran yg khusus di sini & tak kita temui pada
bulan-bulan yang lain, ini memperlihatkan adanya keutamaan pada bulan ini.”
Sedangkan Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iraqiy menerangkan, Muharram disebut syahrullah sebab pada bulan ini diharamkan pembunuhan & ia merupakan bulan pertama dlm setahun.
3. Waktu Puasa Tasu’a & Asyura
Kemuliaan ketiga dr bulan ini yakni, disunnahkannya puasa tasu’a
dan ayura. Bahkan puasa tasu’a & asyura serta puasa sunnah lainnya (senin
kamis, ayamul bidh, puasa daud), nilainya menjadi puasa yg paling mulia
setelah Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ
اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yg paling utama sehabis puasa Ramadhan yaitu
(berpuasa) di bulan Allah, Muharam. (HR. Muslim)
Secara khusus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keistimewaan puasa asyura dlm sabdanya :
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau
menjawab, “ia bisa meniadakan dosa setahun yg kemudian.” (HR.
Muslim)
Sedangkan mengenai puasa tasu’a, Rasulullah berazam untuk
menjalankannya, walaupun ia tak sempat menunaikan sebab wafat sebelum
Muharam tiba. Lalu para sahabatnya menjalankan puasa tasu’a mirip impian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam:
إذا كان العام المقبل صمنا يوم التاسع
Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan berpuasa pada hari tasu’a (kesembilan). (HR. As-Suyuthi dr Ibnu Abbas, dishahihkan Al Albani dlm Shahihul Jami’)
Baca juga: Khutbah Jumat Muharram
Amalan
Sunnah di Bulan Muharram
Lalu apa
saja amalan sunnah di bulan Muharram yg keistimewaan waktunya sudah dijelaskan
di atas? Berikut ini beberapa di antaranya:
1.
Memperbanyak puasa sunnah
Amalan
sunnah pertama pada bulan ini yakni memperbanyak puasa sunnah. Sebab puasa
sunnah paling utama yakni puasa sunnah di bulan ini sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ
اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yg paling utama sehabis puasa Ramadhan ialah
(berpuasa) di bulan Allah, Muharam. (HR. Muslim)
Ibnu
Rajab mengisyaratkan, puasa yg dimaksud ialah puasa sunnah mutlak, bukan
puasa sunnah muqayyad. Umar, Aisyah & Abu Tholhah termasuk para shahabat yang
banyak berpuasa di bulan-bulan haram tergolong bulan Muharram.
2. Puasa
Asyura
Yakni
puasa pada tanggal 10 Muharram. Ini yaitu amal yg paling utama & puasa
sunnah terbaik di bulan Muharram yg keutamaannya mampu menghapus dosa setahun.
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, ia menjawab, “ia bisa menghapus dosa setahun yg lalu.” (HR. Muslim)
3. Puasa
Tasu’a
Yakni puasa pada tanggal 9 Muharram. Rasulullah berazam untuk mengerjakannya, walaupun ia tak sempat menunaikan alasannya wafat sebelum waktu itu tiba. Lalu para sahabatnya menjalankan puasa tasu’a seperti cita-cita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
إذا كان العام المقبل صمنا يوم التاسع
Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan berpuasa pada hari tasu’a (kesembilan). (HR. As-Suyuthi; shahih)
4. Membantu
orang lain
Amalan sunnah berikutnya yaitu menunjukkan kelapangan pada keluarga, termasuk istri & anak-anak, di hari asyura. Memberikan kelapangan ini tujuannya yakni membantu mereka & mengasyikkan hati mereka. Misalnya buka bareng di rumah makan, memberikan kado, & sejenisnya.
Sayyid
Sabiq dlm Fiqih Sunnah bikin judul khusus التوسعة يوم عاشوراء (Bagaimana merayakan hari Asyura). Sayyid Sabiq mencantumkan
hadits ini di bawah judul tersebut:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى
نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ سَائِرَ
سَنَتِهِ
Barangsiapa memberi kelapangan bagi dirinya & bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberi kelapangan baginya sepanjang tahun itu. (HR. Baihaqi)
“Hadits
tersebut mempunyai riwayat lain, namun semuanya lemah,” kata Sayyid
Sabiq. “Hanya saja apabila digabungkan antara satu
dengan lainnya, maka bertambah besar lengan berkuasa sebagaimana yg sudah dibilang Sakhawi.”
Berikut ini sebagian hadits-hadits yg dimaksud oleh Sayyid Sabiq selaku penguat hadits di atas:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى
عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي سَنَتِهِ كُلِّهَا
Barangsiapa memberi kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkannya di keseluruhan tahun itu. (HR. Thabrani & Hakim)
مَنْ وَسَّعَ عَلَى
عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَزَلْ فِي سَعَةٍ سَائِرَ سَنَتِهِ
Barangsiapa memberi kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka ia takkan kesulitan di waktu lain sepanjang tahun itu. (HR. Thabrani)
مَنْ وَسَّعَ عَلَى
أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ أَهْلِهِ طَوْلَ سَنَتِهِ
Barangsiapa memberi kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberi kelapangan pada keluarganya sepanjang tahun itu. (HR. Baihaqi)
مَنْ وَسَّعَ عَلَى
أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
Barangsiapa memberi kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberi kelapangan baginya sepanjang tahun itu. (HR. Baihaqi)
Demikian pembahasan tentang bulan Muharram mulai dr sejarah, keutamaan hingga amalan sunnah di dalamnya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]