Perbedaan Kisah Adam-Hawa di Islam dan di Kristen

Kisah Adam & Hawa terdapat pada tiga agama yakni Islam, Nasrani & Yahudi. Adam & Hawa diberikan kawasan yg mulia yaitu nirwana Adn. Kemudian, mereka diperdaya oleh Iblis sehingga terusir dr daerah indah itu. Adam & Hawa disuruh turun ke bumi untuk hidup, berketurunan sampai meninggal.

Di dlm fatwa Katolik, dlm Kitab Kejadian (Perjanjian Lama) Pasal III diterangkan bahwa iblis yg mengelabui Adam & Hawa menumpang di dlm mulut ular & dikatakan bahwa ular ialah binatang yg cerdik & penipu. Dikatakan pula bantu-membantu yg tertipu lebih dahulu ialah si istri karena perempuan yaitu jenis manusia yg lemah & lekas terpedaya.

“Maka, dilihat oleh wanita itu bahwa buah pohon itu baik akan dimakan & sedap pada panorama mata yakni sebatang pokok asyik akan menghadirkan budi, maka diambilnya dibandingkan dengan buah, lalu dimakannya serta diberikannya pula pada lakinya, maka ia pun makanlah.” (Kejadian 3:6)

“Dan jawab Adam seketika Tuhan bertanya kenapa ia bertelanjang apakah sudah dimakannya buah itu?

Maka sahut Adam, ‘Adapun wanita yg telah Tuhan karuniakan kepadaku itu, ia itu memperlihatkan daku buah itu lalu dimakan.” (Kejadian 3:12)

Di dlm Perjanjian Baru ditegaskan pula bahwa Adam tak bersalah, yg salah ialah perempuan itu sebab ia yg apalagi dahulu terpedaya.

Hal tersebut yg dijadikan dasar dlm fatwa Kristen yg dinamai dasar pertama bekerjsama insan dilahirkan dlm dosa sehingga mereka diusir ke dlm dunia ini. Yang menjadi pangkal timbulnya dosa ialah karena wanita tersebut yg lebih dulu terpedaya oleh setan iblis & perempuan tersebut turut pula menyantap buah terlarang.

  Faedah Bersikap Ikhlas

Perhatikan susunan ayat dlm Kitab Kejadian tersebut tampaklah lemahnya laki-laki yg gampang saja diperdaya oleh perempuan & wanita mampu diperdaya oleh lilitan ular iblis. Saat Tuhan mengajukan pertanyaan, Adam dgn segera menyatakan diri bahwa ia tak bersalah, yg salah ialah istrinya alasannya ia yg merayu. Lantaran itu, terhimpunlah segala kutukan pada perempuan.

Lalu, bagaimana kata Quran ihwal peristiwa ini? Apakah Quran menimpakan kesalahan pada perempuan? Apakah Quran menyampaikan bahwa pria berlepas diri?

1. Di dlm surat al-Baqarah ayat 36 terang benar dinyatakan bahwa keduanya sama-sama digelincirkan oleh setan sehingga keduanya sama-sama dikeluarkan dr surga.

2. Di dlm surat al-A’raaf ayat 20 diterangkan bahwa yg diperdaya & diberi waswas oleh setan sehingga mengkonsumsi buah yg terlarang itu merupakan keduanya, artinya sama-sama bertanggung jawab & sama-sama bersalah.

Di dlm surat Thaahaa lebih diterangkan lagi bahwa orang pertama di antara keduanya, yg bertanggung jawab atas kesalahannya merupakan Adam, tegasnya yaitu pria.

Pada ayat 15 surat Thaahaa disebutkan, “Dan sangat, sudah kami pesankan pada Adam dahulu, tetapi ia lupa & Kami tak dapati kemauan besar lengan berkuasa padanya.”

Dalam ayat tersebut terang terlihat tanggung jawab seorang pria & pada orang yg bertanggung jawab tersebut dijatuhkan perintah & diambil akad bahwa tak akan dimakannya buah yg terlarang. Namun ia lupa akan tersebut. Lalai.

Lalu, datang lagi ayat 120 yg demikian bunyinya, “Kemudian setan membisikkan (asumsi jahat) kepadanya dgn berkata, ‘Wahai Adam! Maukah gue tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) & kerajaan yg tak akan binasa?’”

Dilanjutkan oleh ayat 21, “Lalu keduanya memakannya, lalu tampaklah oleh keduanya aurat mereka & mulailah keduanya menutupinya dgn daun-daun yg ada di surga & sudah durhakalah Adam pada Tuhannya & sesatlah dia.”

Lanjut di ayat 122, “Kemudian Tuhannya memilih beliau, maka ia mendapatkan taubatnya & memberinya isyarat .”

Dari kedua susunan ayat tersebut yakni terdapat pada Kitab Kejadian (Perjanjian Lama) pegangan orang Yahudi & Katolik, serta di dlm Surat Thaahaa, mampu kita bandingkan dua citra watak pribadi dr seorang yg tengah dikisahkan. Pribadi yg bernama Adam, yg tersebut dlm Kitab Kejadian merupakan sosok yg lemah, lekas jatuh dirayu istri. Akan tetapi, tatkala ditanya ihwal kenapa apa karena ia salah, dilemparkan tanggung jawab pada istrinya, yg dituduh memperdayainya. Tampaklah di situ bahwa tatkala istri merayu, ia tak berusaha membela sama sekali.

  Arti Al Muhyi dan Cara Meneladani Asmaul Husna ke-60 Ini

Dalam Quran memperlihatkan pribadi dr seorang laki-laki berakal yg telah menerima janji atau mengikat janji dgn Allah SWT, yg lantaran tipu daya hawa nafsu & keinginan yg dirayu oleh setan ia lupa akan janjinya. Ia menjadi lemah, tak besar lengan berkuasa bertahan tatkala menghadapi tipu muslihat.

Dijelaskan pada ayat 120 bahwa yg mengelabui adalah setan sendiri, langsung dr setan bukan dr rayuan istri. Di ayat tersebut tegas disebutkan undangan setan, “Ya Adam!”

Setelah suami tertarik, istri pun berdasarkan, keduanya sama-sama melaksanakan kesalahan. Pada ayat 121 dijelaskan bahwa keduanya sama-sama menyantap buah tersebut & keduanya sama-sama terbuka kemaluannya, sama-sama tanggal pakaian surganya & sama-sama terpaksa mencari daun kayu alam nirwana untuk menutupi auratnya.

Jalan keluar pun ditunjukkan Allah SWT sebab di samping menghukum siapa yg bersalah, Allah pun kasih sayang pada hambaNya. Allah pun menunjukkan jalan keluar dr kemurungan perasaan merasa bersalah. Hal itu diabadikan dlm al-Baqarah ayat 37, “Kemudian Adam mendapatkan beberapa kalimat dr Tuhannya lalu ia pun mendapatkan taubatnya. Sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.

Ayat 122 surat Thaahaa dijelaskan bahwa sesudah Adam kadung bersalah kemudian taubat, Allah menerima taubatnya. Lalu diturunkan insan atau basyar yg mendapatkan peran berat yakni menjadi wakil Allah & Khalifatullah di paras bumi.

Dari perbandingan ayat-ayat dlm Bible & Alquran mampu dipahami bahwa bagaimana penghargaan Kristen wanita & bagaimana pula dlm kacamata Islam. Wallahu A’lam. [Paramuda/Wargamasyarakat]