Assalamu’alaikum.
Ustadz, seorang suami menderita stroke yg menjadikannya tak bisa lagi menyampaikan nafkah pada istrinya. Termasuk nafkah batin. Padahal istrinya masih wajar & belum tua. Apa yg sebaiknya dilaksanakan oleh suami tersebut? Ia takut istrinya ‘tersiksa’ dgn kondisinya tersebut & dia pula takut berdosa sebab tak dapat menyampaikan nafkah pada istrinya.
Daftar Isi
Jawaban:
Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh.
Perlu kami sampaikan bahwa jika seorang muslimah bersabar dgn kondisi suaminya, utamanya tatkala sang suami sakit, maka hal itu yaitu yg paling utama baginya. Mengapa? Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan jaminan nirwana pada setiap muslimah yg tatkala beliau meninggal, suaminya ridha kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
“Wanita mana saja yg meninggal dunia dlm keadaan suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah; hasan)
Bagi sang suami, dia perlu menyaksikan kondisi istrinya. Jika istrinya bersabar, bahagia bareng dengannya, senang menemani & merawatnya, senang tetap menjadi istrinya, maka suami tak perlu menceraikan istrinya. Karena dgn bareng dlm suka & duka, sang istri memperoleh kesempatan besar untuk melayani suaminya & bersabar dgn kondisinya. Sang suami pada hakikatnya memberikan kesempatan pada istrinya untuk menjangkau nirwana.
Sedangkan jikalau ia menyaksikan istrinya tak dapat bersabar, istrinya merasa ‘tersiksa’ & ‘terzalimi’, sang suami boleh memberikan pada istrinya apakah mau tetap menjadi istrinya atau minta diceraikan. Mengingat sang suami sudah tak mampu memberikan nafkah –termasuk nafkah biologis- kepadanya. Kaprikornus mesti ada komunikasi dlm proses ini, tak serta merta suami eksklusif menceraikan istrinya alasannya adalah pandangan sepihak suami yg merasa kasihan dgn istrinya. Atau menyangka istrinya tak mampu bersabar lagi hidup dengannya. Padahal mampu jadi, seorang istri yg tampaknya lelah ternyata beliau masih sungguh menyayangi suaminya & ingin selalu bersamanya walaupun kondisinya sedang sakit.
Wallahu a’lam bish shawab. [wargamasyarakat.net/Disarikan dr balasan Ustadz Agung Cahyadi, MA]