3 Keutamaan Puasa Asyura

Puasa asyura yakni puasa yg dikerjakan pada tanggal 10 Muharram. Puasa ini hukumnya sunnah muakkadah (sangat disarankan) & memiliki keistimewaan yg hebat.

Sedikitnya ada tiga keutamaan puasa asyura sebagai berikut:

Daftar Isi

1. Puasa asyura tergolong puasa Muharram, puasa yg paling utama sehabis puasa Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa paling utama setelah Ramadhan yaitu (puasa bulan) Muharram & shalat yg paling utama sehabis shalat fardhu adalah shalat malam” (HR. Muslim)

  Urgensi Amar Makruf dan Nahi Munkar yang Mesti Diketahui

سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat manakah yg lebih utama setelah shalat fardhu & puasa manakah yg lebih utama sehabis puasa Ramadhan?” Beliau bersabda, “Shalat yg paling uatama sesudah shalat fardhu yaitu shalat di tengah malam & puasa yg paling utama sesudah puasa Ramadhan ialah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.” (HR. Muslim, Abu Dawud, & Ahmad)

2. Puasa asyura merupakan puasa yg istimewa bagi Rasulullah & diutamakan dia.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata, saya tak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan puasa satu hari yg diutamakannya atas yg yang lain selain hari ini, hari asyura & bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)

3. Puasa asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, ia menjawab, “mampu menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Sebagai catatan penting, di akhir hayat ia, Rasulullah berazam untuk menunaikan puasa tasu’a (9 Muharram) sebelum puasa asyura sebagai bentuk menyelisihi kaum Yahudi yg pula melakukan puasa pada hari itu.

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura & menyuruh orang supaya berpuasa padanya, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ia ialah suatu hari yg dibesarkan oleh orang Yahudi & Nasrani.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika tiba tahun depan, insya Allah kita berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Maka belum lagi tiba tahun selanjutnya itu, Rasulullah SAW pun wafat.” (HR. Muslim & Abu Dawud).

  Setan Lari Terkentut-kentut Saat Mendengar Adzan, Mengapa?

Demikian 3 keistimewaan puasa asyura berdasarkan hadits-hadits shahih, gampang-mudahan memotivasi kita untuk mengerjakannya. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]