Tulisan ini lanjutan dr yg sebelumnya Suami Pendiam Bukan Berarti Tidak Cinta ihwal seorang istri menceritakan curahan hatinya pada sahabatnya yg berinisial WL.
WL : Pertama, komposisi cinta yaitu kata-kata yg ditambah tindakan. Tindakan merupakan kepingan terpenting dr cinta, sedangkan kata-kata tak terlalu penting.
Suamimu sudah memperlihatkan cinta yg berupa tindakan kepadamu, meski ia minus kata-kata cinta.
Kurang memang, tetapi ingat ia telah menunjukkan cuilan paling penting & terbesar dr cinta. Hal inilah yg wajib tak ananda lupakan.
Kedua: Tidak setiap wanita yg menuntut kata-kata romantis dr suaminya memiliki potensi menduakan.
Tapi yg pasti ialah bahwa istri yg membuat masalah dlm keluarga, merasa hidup dlm sekam neraka, mengumbar pengaduan perihal perlakuan suami di setiap kawasan, lewat siaran elektronik atau menanyakannya pada para ustadz atau itu istri yg tak tahu diri.
Ketiga: Sebagian istri terperangkap dlm hal-hal jelek yg kesannya menuai kegetiran & kerugian.
Untuk mampu terlepas dr beban psikologis ini, ia berusaha mencari-cari alasan & resep yg diberikan oleh setan ialah kurangnya perhatian & keromantisan sang suami.
Kemudian ia membesar-besarkan pengabaian suaminya untuk mencari pertolongan dr orang-orang yg ada di sekitarnya. Simpati mereka inilah yg ia cari sebagai obat penenang meringankan beban psikologi yg menghimpitnya.
Ini adalah bentuk kelicikan mental & merupakan visa untuk melebihi batas-batas-batasan kemaksiatan.
Sebagian perempuan tega melancarkan kritik pedas & vulgar terhadap suaminya, bukan sebab ia mendapatkan perlakuan tak baik dr suaminya, tetapi ia sendiri ingin menjembatani kemaksiatan yg ia gandrungi, damai dlm lembah hitam, menengguk minuman keras, tawa dgn desah nafas birahi, & melakukan hal-hal yg lebih dr kebiasaan laki-laki.
Namun, ia tak akan merasakan kenikmatan semu itu selama suaminya masih berada di rumah. Pertama sekali ia mencela suaminya & menjulukinya selaku laki-laki rumahan yg tak pernah membiarkan istrinya santai di rumah tanpa gangguan semua orang.
Padahal di benaknya tersebunyi cita-cita keji yaitu menjauhkan suaminya yg selama ini menjadi penghalang untuk melaksanakan kebiasaan buruknya.
Istri : Al-Hamdulillah, selama ini pikiranku murni tertuju untuk suamiku saja karena keinginanku adalah membuat keluarga idaman.
WL : Jika kita memakai angka-angka, berapa kira-kira persentase sumbangsih ananda dlm membina keluarga senang?
Istri : Delapan puluh lima persen!
WL : Bagus sekali!
Istri : Atau lebih minim, kira-kira tujuh puluh lima persen!
WL : Tinggi. Masih dlm kisaran yg sungguh manis sekali.
Dikutip dr goresan pena Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud. [Abu Syafiq/Wargamasyarakat]