Inilah Ciri-ciri Perempuan Sejati

Laki-laki sejati memerlukan perempuan sejati. Laki-laki wajar pasti hidup acak-acakan & tak teratur hingga ia memperoleh pendamping seorang perempuan yg betul-betul perempuan dengan-cara lahir & batin.

Keperempuanan seorang wanita ditandai dgn beberapa hal berikut ini mirip yg ditulis Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud dlm buku Kado Pernikahan:

1. Betah berdiam diri di dlm rumah & tak keluar, kecuali ada keperluan yg mendesak.

Sifat ini menerima apresiasi tinggi dr Allah seperti yg dinyatakan dlm firman-Nya,

“Dan hendaklah ananda tetap di rumahmu & janganlah ananda berhias & (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dulu, & laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat & taatilah Allah & Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dr kau, wahai ahlulbait & membersihkan ananda sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yg dibacakan di rumahmu dr ayat-ayat Allah & pesan tersirat (sunnah Nabimu). Sungguh, Allah Mahalembut, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ahzab: 33-34)

Begitu pula dgn Firman Allah Ta’ala, “Janganlah ananda keluarkan mereka dr rumahnya…” (QS. At-Thalaq: 1)

Kata-kata bait (rumah) dlm ayat di atas dinisbatkan pada istri, padahal ia bukan pemilik sesungguhnya. Penisbatan tersebut karena istri yakni orang yg senantiasa berdiam diri & menetap di dalamnya.

Cerita ibu Nabi Musa menguatkan makna tersebut, walaupun ia sangat rindu pada anaknya (Musa), ia berupaya menahan diri & tetap berada di dlm rumahnya.

Sebagai gantinya, ia mendelegasikan anak perempuannya yg masih kecil untuk mengawasi ke mana bayi yg dlm peti itu berjalan. Allah Ta’ala berfirman,

Dan ia (ibunya Musa) berkata pada saudara perempuan Musa, “Ikutilah ia (Musa).” Maka kelihatan olehnya (Musa) dr jauh…” (QS. Al-Qashash: 11).

  Mengungkap Rahasia Jodoh dalam 1 Menit

Demikian pula dikuatkan dgn pujian Allah pada para bidadari surga, mereka yaitu wanita-perempuan elok yg hanya berdiam diri di dlm kemah-kemah. Meskipun nirwana tersadar dr fitnah & kondusif dr mata orang-orang yg hati sakit.

Lalu bagaimana ananda tak khawatir dgn wanita-wanita dunia, sementara mereka hidup di daerah yg sarat gangguan & waktu yg serba terbuka dengan-cara kebablasan?

2. Melirihkan bunyi, mengatakan lembut pada suami, damai, & tak banyak tingkah. Karena bersuara keras, agresif & gaduh adalah hal-hal yg identik dgn pria.

3. Melakukan apa saja dgn lembut & hati-hati, bergerak dgn damai, sederhana dlm berpakaian, & tak berdebat perihal apa saja.

4. Meminimalisasi perdebatan dgn insan dengan-cara lazim, terlebih dgn suami. ia tetap meyakini bahwa keluarga ada kepalanya.

Makara, kalau seorang wanita sejati ingin menyelenggarakan pembicaraan dgn suaminya, ia harus senantiasa bersikap sopan, lembut, menundukkan persepsi, & memakai bahasa yg halus, tak boleh membantah perkataan suami, apalagi berupaya untuk selalu berlainan pendapat dengannya.

Wanita ideal yaitu sosok yg mampu membedakan antara debat percekcokan & debat klarifikasi wacana permasalahan tertentu yg ia berhak mengetahuinya & membicarakannya.

Meskipun demikian, perempuan sejati tak akan memperpanjang obrolan & perdebatan.

5. Perhatian terhadap inner beauty (keayuan dalam). Untuk kecantikan fisik dijalankan dgn sewajarnya, apalah arti minyak wangi, bedak, & pakaian bagus kalau di balik itu tak didapatkan perempuan sejati?

6. Rasa aib yg tinggi. Termasuk di dalamnya adalah sejuk pandangan karena mata elang cuma cocok dimiliki orang laki-laki, kecuali kalau seorang wanita ingin melepaskan status keperempuanannya.

Disebutkan dlm hadits perihal kondisi fisik Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai berikut,

  Anak Durhaka kepada Orang Tua? Ini Penyebabnya (Bagian 2)

إِنَّهُ كَانَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ اْلعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا

“Bahwa Rasulullah lebih pemalu dr pada seorang gadis perawan di dlm rumahnya.” (Muttafaq ‘alaih)

Artinya, bekal & modal utama seorang wanita yakni keperempuanan & sifat malu.

Semoga para istri senantiasa berusaha menjadi pendamping yg baik bagi suaminya, dgn memerhatikan pemikiran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dlm berumah tangga. [Abu Syafiq/Wargamasyarakat]