Ali, Radhiyallahu Anhu Atau Karramallahu Wajhah?

Di dlm beberapa buku-buku sejarah yg beredar di tengah-tengah penduduk kita sering membaca & mendapati kalimat Ali Karramallahu Wajhah (supaya Allah memuliakan parasnya). Apakah kalimat ini benar bila disematkan pada Ali?

Sebagaimana kita pahami, Ali bin Abi Thalib yaitu sepupu & sekaligus menantu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Ali lahir sepuluh tahun sebelum Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam diangkat selaku nabi & utusan Allah.

Ia dibesarkan di lingkungan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam & tak pernah terpisah darinya.

Ali senantiasa mengikuti perang yg dipimpin langsung oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selain perang. Sebab, ia diperintahkan untuk menjaga kaum perempuan & bawah umur di Madinah.

Ia pun mengajukan pertanyaan pada sang baginda,

“Wahai Rasulullah, apakah kamu-sekalian meninggalkanku bareng anak-anak & kaum wanita?”

Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata,

أَلَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى إِلَّا أَنَّهُ لَيْسَ نَبِيٌّ بَعْدِي

“Tidakkah kamu-sekalian ridha bila kedudukanmu di sisiku yaitu sebagaimana kedudukan Harun di segi Musa, hanya saja tak ada nabi setelahku.” (Muttafaq Alaih).

Di antara keutamaan yg dimiliki Ali yaitu bahwa ia tak pernah sujud pada berhala sama sekali sebelum masuk Islam.

Dengan keistimewaan ini, sebagian kelompok menyematkan gelar pada Ali dgn istilah Karramallahu Wajhah.

Menurut salah seorang ulama kenaamaan dr Arab Saudi, Syaikh Shalih Al-Munajjid, apapun alasannya, gelar Karramallahu Wajhah kalau dikhususkan buat Ali bin Abi Thalib yakni tak tepat.

Sebab, berdasarkan ia, penyematan gelar tersebut mampu membuka celah bagi pelaku bi’dah untuk menafsirkan kalimat Karramallahu Wajhah dgn cara-cara yg salah untuk tujuan-tujuan yg jahat.

  Inilah Jenis-Jenis Kufur yang Harus Diketahui

Sehingga, langkah lebih baik tak menyebutkan gelar tersebut.

Sementara itu, Al-Hafidz Ibnu Katsir menuturkan,

“Banyak penulis kitab yg mengkhususkan gelar Alaihissalam & Karramallahu Wajhah untuk Ali bin Abi Thalib. Sekalipun maknanya benar, maka gelar itu tak pantas disematkan pada Ali saja.

Jika ada seseorang yg ingin melakukannya, maka sebaiknya kalimat yg sama ia sebutkan pula untuk para shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam lainnya.

Sebab, gelar seperti ini merupakan menunjukkan kehormatan & kemuliaan. Abu Bakar & Umar lebih berhak untuk menerima gelar itu -bila memang dibolehkan-.”

Alasannya sangat terang, karena Abu Bakar & Umar yaitu khalifah pertama & kedua dlm Islam, yg menjalankan fungsi sebagai pemimpin tertinggi umat Islam sepeninggal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Ali, Radhiyallahu Anhu Atau Karramallahu Wajhah? (Bagian 2)