Masyita, Gadis Kecil Buta Penghafal Al-Qur’an yang Diberangkatkan Haji

“Ya Allah, Masyita ingin pergi umrah, Ya Allah!” kata gadis kecil berjilbab itu.

Namanya Masyita. Ia tak bisa melihat. Tunanetra. Namun beliau mempuyai kemampuan hebat dlm hal menghafal Al-Qur’an.

Tak butuh usang doa Masyita pun diijabah Allah Swt., akhirnya ia mendapat seruan dr Kerajaan Saudi Arabia untuk berangkat haji yg di waktu serentak pula diberikan satu hafidzah & dua hafidz cilik kembar.

Bocah asal Makassar yg menjadi penerima ajang Hafiz Cilik 2016 itu pun histeris menangis senang, beliau pun sujud syukur & meminta pada Allah semoga matanya bisa melihat keindahan dunia.

Ibu Masyita, Irawati, tak pernah menduga anaknya mengundang simpati banyak orang & anaknya bisa berangkat ibadah haji.

“Kaget & besar hati hebat selaku orangtuanya Masyita. Di balik kekurangannya Allah memberikan kemampuan hebat & belum tentu anak wajar bisa seperti Masyita. Saya pula tak menyangka Masyita dikenal banyak orang mirip ini lewat bakatnya mengaji, menghafal Al-Qur’an,” kata Irawati beberapa hari kemudian pada sebuah stasiun televisi swasta.

Memang benar adanya, orang yg erat dgn Al-Qur’an tak hanya dimuliakan oleh Allah tapi pula dimuliakan oleh sesamanya.

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sobat mengajukan pertanyaan, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para jago Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah & hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)

Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan bahwa, “Yang dimaksud ahlul qur’an bukan orang yg sekadar menghafal & membacanya saja. Ahlul qur’an (sejati) yaitu yg mengamalkannya, meskipun beliau belum hafal Qur’an. Orang-orang yg mengamalkan Al-Qur’an; menjalankan perintah & menjauhi larangan, serta tak melanggar batasan-batas-batas yg digariskan Al-Qur’an, mereka itulah yg dimaksud ahlul qur’an, keluarga Allah serta orang-orang pilihannya Allah. Merekalah hamba Allah yg paling istimewa.”

  Keluarga Tanpa TV

Meski tak bisa melihat, Masyita menghafal Al-Qur’an dgn cara mendengar murrottal Al-Qur’an di televisi, radio, maupun kaset yg sengaja dibelikan orangtuanya. Ia mendengar mulai umur 5 tahun–kini beliau berusia 8 tahun.

“Nggak ada yg nyuruh dia menghafal Al-Qur’an, itu atas kemauan dia sendiri,” kata ibunya. [Paramuda/Wargamasyarakat]