Kisah Inneke Koesherawati dan Last Call Pesawat

Seseorang pasti punya momen manis untuk diambil nasihat. Momen yg dihadirkan oleh Allah SWT untuk membuat insan kembali merenungkan suatu peristiwa, sekalipun dr kejadian kecil berjulukan last call pesawat.

Itulah yg dirasakan pemain sinetron Inneke Koesherawati. Model yg sekarang istiqomah berhijab itu menceritakan perihal pengalamannya tatkala berhadapan dgn last call pesawat yg membuat ia mesti terburu-buru, kisah indah selengkapnya selaku berikut:


Beberapa waktu yg lalu saya gres pulang dr luar kota. Nah, biasa jika di airport kan senantiasa ada panggilan untuk segera naik ke pesawat, ketika itu “last call” untuk pesawat yg saya naiki dgn terburu-buru saya naik pesawat sebab takut “ketinggalan” pesawat.

Saya pikir-pikir kenapa dgn panggilan itu saya terburu-buru? Padahal bila ditinggal pun saya bisa cari pesawat lain. Sementara panggilan yg senantiasa saya dengar “ADZAN” saya masbodoh aja? Terkesan nggak peduli, atau akal-akalan nggak dengar? Karena diri ini terlalu sibuk dgn permasalahan duniawi, begitu adzan terdengar hhmmmm nanti ajalah sholatnya, ah tanggung lagi nonton, ah dalam waktu dekat deh lagi kerja, ah lagi ngerjain tugas, aah gres main games, daaaan aneka macam alasannya sehingga balasannya kita gegabah …. seakan-akan percaya bahwa esok kita masih bisa menghirup udara.

Padahal coba kita banyangkan kalau ternyata panggilan adzan itu merupakan “last call” buat diri kita? Pasti kita nggak akan banyak alasan untuk menunaikan sholat karena kita tahu bahwa itu yaitu panggilan terakhir buat diri kita tetapi sayang kita nggak akan pernah tahu kapan last call itu terjadi sehingga kita masih aja sibuk dgn kesibukan kita masing-masing.

  Inilah Hikmah di Balik Kesedihan yang Menimpa Orang Beriman


 

Begitulah kisahnya. Orang beriman akan peka untuk mengambil ibrah di setiap insiden, sekalipun dr sebuah panggilan.

“Maaf ya tak bermaksud “menggurui” cuma sekadar sharing saja. Semoga bermanfaat utamanya buat yg nulisnya ya,” pungkas Inneke di simpulan ceritanya.

[Paramuda/ Wargamasyarakat]