Wahai Para Suami, Ingatlah Tujuan Pernikahan

Pejamkan kedua matamu, renungkan & lihatlah siapakah bantu-membantu dirimu! Matamu saja tak cukup untuk melihat siapakah ananda sebenarnya, tetapi butuh dukungan mata mata yg lain; mata orang lain, perspektif syari’at, ajaran agama & pengalaman bangsa-bangsa lain.

Ingat, intel manusia senantiasa tertuju padamu & berharap banyak pada peranmu. Dalam sebuah syair disebutkan,

Hati-hati insan haus dahaga

Dan hanya di jari-jemarimu kesejukan mereka

Mata-mata manusia letih & nanar

Dan kamulah tidur nyenyak & harapan mereka

Dalam kehidupan ini, ananda tak sendirian. Di sana banyak orang yg digariskan oleh Allah berada dlm kekuasaanmu. Dalam genggaman tanganmu terdapat wewenang mutlak alasannya adalah ananda patut memikul tanggung jawab yg diberikan Allah kepadamu. Makara, ananda ialah kesempatan semua golongan tatkala ananda benar-benar menjadi pria andal. Oleh alasannya itu, kini buang semua hal yg ada dlm telapak tanganmu.

Apakah ananda mengetahui tujuan ijab kabul? Pernikahan ialah terbentuknya suatu keluarga dgn misi-misi agung. Misi-misi tersebut antara lain yakni:

1. Pernikahan adalah suatu proses menuju jiwa & raga yg paripurna.

Orang yg hidupnya membujang, maka pada hakikatnya ia dlm kelemahan; baik dengan-cara psikologi, nalar, & kedewasaannya. Orang yg memiliki perasaan & kepekaan yg tinggi serta mempunyai persepsi mendalam yaitu orang yg mampu membedakan antara orang yg telah menikah & bujangan.

Perbedaan itu dapat dimengerti, baik dr bicara, alur berpikir, kematangan, & keselarasan pergaulannya.

2. Lahirnya generasi yg menjunjung tinggi martabatmu di dunia & di alam baka, memberi aroma kebahagiaan dlm hidupmu, mendoakanmu pasca-kematianmu & lahirnya keturunan dgn cara yg benar & selamat.

  Pengasuh Taklim Transgender: Ada Dosen yang Suka Sesama Jenis!

Umar bin Khathab berkata,

“Sungguh saya senantiasa memaksa diri saya untuk bercampur dgn istriku dgn harapan gampang-mudahan Allah memberiku keturunan yg senantiasa bertasbih & ingat kepada-Nya.”

3. Menjaga wanita yg berada dlm dekapan tanganmu & menjadi curahan kasih sayangmu.

Karena pada saat itu, dua jenis manusia bertemu atas dasar cinta, saling menghormati, kesamaan fitrah yg mampu mewujudkan kepuasan & berujung pada terciptanya kasih sayang & keseimbangan antara fitrah & kehidupan.

Dengan demikian, sempurnalah pengamanan diri mereka berdua dengan-cara lahir & batin, kemudian bermunculanlah generasi unggul yg mampu memakmurkan & menyemarakan bumi Allah.

Dengan pernikahan, ananda berhak mendapat panggilan mulia dr Allah dgn disaksikan semua makhluk kelak di hari akhir zaman,

ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ

Masuklah ananda ke dlm surga, ananda & pasanganmu akan digembirakan.” (QS. Al-Zuhruf: 70).

Pemahaman manusia ihwal pernikahan sangat beragam; ada yg menikah karena aspek keperluan, ada yg sebab motif kemaslahatan, ada pula yg hanya sebab mengikuti tradisi yg berlaku, & ada pula yg tak mempunyai motif sama sekali di balik pernikahannya. Allah berfirman,

قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ

setiap suku sudah mengenali kawasan minumnya masing-masing. (QS. Al-A’raf: 160).

Oleh alasannya itu, hendaknya para suami mengingat kembali misi & tujuan ijab kabul. Demikian dikutip dr karya Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud dlm buku Kado Pernikahan.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]